"Aku akan membiarkanmu hidup, tapi---"
.
.
.
.
."Ten!," bentakan Taeyong yang membuat Ten reflek menurunkan senapannya dan menjauh dari Doyoung.
"T-Taeyong, a-aku bisa jelaskan," ungkap Ten terbata-bata.
Taeyong menatap tajam Ten yang salah tingkah, Taeyong berjalan mendekati Doyoung, menggenggam tangan Doyoung, dan sedikit menariknya untuk berjalan. Doyoung hanya menurut saja dan menundukkan pandangannya karena sedikit shock akibat kejadian tadi.
Taeyong berhenti tepat di sebelah Ten dan, "Jangan pernah kau ganggu dia. Karena dia, istriku"
Taeyong melanjutkan jalannya dengan membawa Doyoung. Sesampainya di ambang pintu, Taeyong berkata, "Kurasa kau perlu seorang psikiater, Ten,"
Lalu melanjutkan jalannya bersama Doyoung meninggalkan Ten.Ten berteriak kesal karena dia gagal membunuh Doyoung seperti rencananya dan malu karena Taeyong mengetahui sedikit kelainannya.
.
.
.
.
."Doyoung, maafkan aku," kata Taeyong tiba-tiba sambil memasang sabuk pengaman. Doyoung menatap Taeyong yang ada di kursi kemudi. Dengan tatapan bertanya 'untuk apa?'
Taeyong menatap sesal pada Doyoung, "Aku tidak bisa menjagamu,"
Doyoung tertegun, dan...
"Hei, kau tidak salah. Jangan merasa menyesal seperti itu," jawab Doyoung tersenyum.Acara memang belum selesai, tetapi setelah kejadian itu Taeyong memilih untuk pulang saja. Dia terlalu takut bila nanti Ten akan berbuat nekat dan malah mencelakakan Doyoung.
Taeyong menatap Doyoung dan tersenyum, ia mulai melajukan mobilnya keluar dari halaman parkir dan berjalan membelah jalanan kota yang mulai sepi.
.
.
.
.
."Kami pulang," Taeyong berkata sambil masuk ke dalam rumah di ikuti dengan Doyoung. Kedatangan mereka di sambut oleh Hendery yang menawarkan mereka minum atau keperluan lainnya.
"Tuan, ingin minum? Atau mungkin ada yang bisa saya bantu?" sergap Hendery.
Taeyong menatap Hendery heran, "Kau belum istirahat? Istirahatlah, jangan bekerja terlalu keras," Taeyong mengusap bahu butler itu.
Hendery tersenyum, ini yang membuat ia betah bekerja disini. Semuanya baik, ia tetap dianggap sebagai keluarga walau dia hanya seorang butler.
Taeyong berjalan melewati Hendery, Doyoung hanya tersenyum dan menjawab, "Tidak perlu, kau bisa beristirahat. Jangan terlalu formal kepadaku dan jangan memanggilku Tuan. Panggil hyung saja,"
Hendery tersenyum menanggapi permintaan Doyoung, "Baik hyung, panggil saja saya bila memerlukan sesuatu,"
Doyoung mengangguk dan mengikuti Taeyong masuk kedalam. Di ruang berkumpul, dia melihat Johnny, Jungwoo, dan seorang pria yang duduk sembari memegang gelas, -yang diyakini Doyoung berisi cairan wine- tertawa karena melihat tingkah konyol Jungwoo.
Jungwoo menyadari kehadiran Doyoung, "Hyung, kemari dan bergabunglah bersama kami!," tawar Jungwoo yang terlihat sedikit mabuk.
Semua yang ada di ruang berkumpul mengalihkan atensi nya pada Doyoung. Johnny tersenyum, sedang pria itu menatap Doyoung lekat-lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Husbands • Hiatus
FanfictionBook utama [ 2 chp., akan di up secara bertahap ] Bagaimana jadinya kalau kau terbangun di kamar orang lain, dengan kehidupan yang sangat berbanding terbalik dari sebelum kau tidur?! Kim Doyoung, seorang freelance designer yang berharap segera menik...