36

259 41 41
                                    

"maaf" dokter tersebut menunduk memasang wajah sendu

Diana, dan semuanya  menuju dokter

Jalan claude langsung dihalangi oleh Anastacius

" menjijikan" Anastacius berujar kesal lalu menarik pakaian Claude memasang wajah jijik

"Kenapa? Anastacius?" Penelope mendekat ke arah suaminya, sangat tidak sopan ucapan suaminya disaat lagi sedih begini

"Aku bicara pada dirimu" Anastacius menarik kerah adik tersayangnya itu

"Penyesalan memang selalu datang di akhir tapi kau benar benar menyebalkan" ucap Anastacius lagi

"Ada apa?" Ucap claude

"Aku ingin bertanya padamu, kapan terakhir kau kembali ke rumah?"

Claude diam, menoleh ke arah lain

"Kau tau kan kelakuanmu seperti anak kecil. Bahkan athanasia lebih dewasa daripada dirimu"

"Kau menyakitinya, dan saat dia mau menghilang kau baru merasa sedih. Kemana saja kamu?" Ucap Anastacius

"Jawab aku" Anastacius memukul pipi Claude lagi

Felix dan lucien mencoba memisahkan mereka

"Santai nyet" ucap lucien sambil menahan Anastacius

"Bukan claude saja" Anastacius melepaskan dirinya dari lucien

"Bahkan kalian semua, kecuali pak dokter"

"Kalian semua menjauhi athanasia karena keegoisan kalian sendiri. Dan disaat begini kalian menangis? Ayolah itu menjijikan" Anastacius menatap ke arah lucas yang sedari tadi hanya melamun entah kemana

"Diana, kau sudah kembali beberapa hari bukan ke obelia. Dan kau belum paling tidak mengosongkan waktumu yang sibuk itu untuk anakmu?" Anastacius menoleh ke diana

"Andai saja, athanasia sudah benar benar lelah dan benci dengan kalian berdua. Claude nyawanya sudah melayang" ucap Anastacius dengan sedikit berteriak

Lorong di rumah sakit itu memang telah dikosongkan, jadi selain dokter sepertinya tidak ada yang mendengar ucapan Anastacius tadi

"Aku harap dia tidak akan menoleh ke kalian lagi setelah ini" ucap Anastacius

" Dan satu lagi, athanasia belum mati. Andai saja lucien tak mendonorkan darahnya mungkin athanasia benar benar menghilang seperti yang kalian pikirkan" Anastacius mengambil mantel miliknya yang tadi dia minta bawakan oleh suster lalu pergi menjauh

"Candaanmu itu tidak lucu, hei" penelope lagi lagi menarik suaminya ke arahnya dengan kuat

"Jika aku tidak berucap begitu bukankah wajah Claude tidak akan sekacau itu sekarang?" Ucap Anastacius lalu menatap claude tersenyum berjalan lalu mengambil tas nya

Mendekat kembali, Anastacius membuka isi tasnya lalu menunjukkan beberapa lembar kertas

"Silakan dibaca, mau dirobek? Aku ada salinannya. Aku permisi masih ada yang harus kuurus sebelum pergi dari sini" Anastacius pergi berjalan menuju lift, segera pergi dari gedung yang dia injak sekarang ini

Claude memandang bingung setumpuk kertas ini lalu membacanya dengan teknik membaca cepat(?)

"Ini..." Claude membaca bbrp halaman

Surat persetujuan, surat pindah sekolah, pendaftaran

Claude terdiam sebentar lalu melempar kertas itu dan segera mengejar Anastacius

"Apa apaan? Kau tidak meminta persetujuan ku? Aku ayahnya" ucap claude menarik Anastacius lagi, lalu mengajak bergelud didepan umum

"Disaat begini kau baru mengatakan bahwa kau ayahnya?" Anastacius tertawa melihat adiknya

Fams ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang