Lino yang memiliki wujud boneka bertemu dengan Han yang memiliki Pediophobia
"Aku bantu Hanie sembuh dari ketakutanmu, ya?"
"Takut ke boneka?"
"Iya! Nanti Hanie jadi bucinnya boneka! Bucinnya aku hehehe"
Bxb!
Lino dom
Jisung sub
Jisung kembali kerumah dengan sedikit kelelahan, karena tempat yang jauh membuat Jisung sampai dirumahnya pada pukul 2 pagi. Ia langsung merebahkan badannya dikasur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dulu, masa bodoh dengan baju, Jisung cuma ingin hidup tenang untuk sekarang.
Tok Tok Tok
Jisung perlahan terbangun, dia melihat pada jam kecil yang tergantung diatas lacinya, pukul 3 pagi.
Sepertinya Jisung tertidur satu jam.
Tok Tok
Ketokan di pintunya membuat Jisung terbuyar dari lamunannya, orang macam apa yang bertamu pada pukul 3 pagi?
"Iya tunggu" Jisung berdiri lalu membukakan pintu untuk 'tamu' nya itu.
Saat terbuka, Jisung menatap orang didepannya itu, wajahnya tampak asing, Jisung tidak mengenalnya, apa Jisung akan diculik?
"S-siapa ya?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hai manusia! Kenapa membuangku lagi?!" lelaki itu tampak marah kepadanya, apa mereka kenal sebelumnya? Begitulah batin Jisung.
"Maaf, kamu siapa?"
"Dasar manusia! Memang benar ya, manusia tuh gak tau terima kasih! Sudah aku kasih nasi goreng tapi dibales seperti ini?!" lelaki didepannya itu terus mengomel, yang diomelin hanya diam tidak tau apa apa, toh Jisung aja belum pernah melihat wajahnya.
Melihat respon Jisung yang hanya diam, lelaki itu langsung berjalan memasuki kamar Jisung tanpa meminta izin darinya terlebih dahulu.
"Ck lama! Dingin tau diluar, aku ngantuk" ucapnya lalu membaringkan badannya dikasur kesayangan Jisung itu.
Jisung yang melihat kelakuan lelaki itu jelas marah, orang asing mana yang gak punya tata krama gini?
"Dih sapa lo! Main masuk aja, kenal aja kagak" ucapnya nyolot, membuat lelaki dikasurnya itu menatapnya malas
"Aku lino. Salam kenal." ucapnya singkat dengan senyum yang dipaksakan lalu memejamkan matanya.
"Pergi gak lo, atau mau gua usi-"
"Tolong izinkan aku tidur disini semalam saja" belum sempat Jisung menyelesaikan ucapannya, lelaki bernama Lino itu memotongnya dengan cepat.
"Y-ya boleh sih.. Tapi gua tidur dimana?" ntah apa yang mendorong Jisung untuk mengizinkannya menginap, tapi bagi Jisung lelaki itu tidak terlihat seperti ancaman.
"Sini" ucap Lino sambil menepuk nepuk kasur disampingnya, yang seketika membuat semburat merah terpampang jelas di pipi yang lebih muda.
"M-maksud lo?.."
"Tidur disini! Ayo nanti aku peluk" ntah sengaja atau memang masih polos, membuat lelaki itu terlihat dengan enteng mengucapkan kalimat itu, tidak tau aja bagaimana kerja jantung Jisung sekarang.
Karena tidak mendapat jawaban dari Jisung membuat lelaki itu sedikit jengkel. "Yaudah kalo gamau, tidur dibawah aja" lalu ia membalikan badan menatap tembok polos disana.
"Enak aja lo, ini kan rumah gua!" balas Jisung lalu berbaring disamping Lino, Lino yang mendengarnya terkekeh senang dan berbalik untuk memeluk Jisung.
"Aku belum tau namamu.." Ucap Lino sambil menatap Jisung, yang ditatap tidak berani menatap balik, Jisung hanya terdiam menatap langit langit kamarnya.
"Em.. Nama gua Han Jisung" Ucap Jisung dengan sedikit gugup.
"Hahaha oke hanie" balas lelaki itu sambil tersenyum, sayangnya Jisung tidak melihatnya karena terlalu gugup.
Untuk seseorang asing, ini terlalu berlebihan untuk Jisung, baru kenal langsung tidur seranjang dan pelukan?! Ntah hal gila apa yang ia lakukan sekarang.
Tetapi saat ingin mengamuk, ia urungkan niatnya saat ia melihat Lino tersenyum sambil memandanginya, tampan.
"Hanie.. Kamu kenapa takut pada kami?" tanyanya pelan, tetapi karena posisi mereka yang dibilang cukup dekat, membuat Jisung berhasil mendengarnya dengan baik dan benar.
"Takut pada apa?" tanya Jisung sambil menatap kesamping, namun saat menatap Lino, lelaki itu sudah tertidur duluan, dengan wajah damai saat tidur membuat Jisung ingin mengusak rambutnya gemas. Dengan sedikit keberanian Jisung mengusak rambutnya perlahan, yang diusak justru merasa nyaman dan mengeratkan pelukannya tanpa membuka matanya.