05

6.3K 990 131
                                    

Sinar matahari menembus tirai, Jisung yang terlelap sedikit terusik dan mengerjapkan matanya.

Saat membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah wajah Lino disampingnya yang sibuk menatapnya.
"Yeay hanie bangun" ujarnya sambil memperlihatkan deretan gigi rapinya itu.

"Lo ngapain.."

"Hanie mau ngusir aku ya?" seketika wajahnya tampang murung, membuat Jisung tidak tega.

"Emang lino gak mau pulang kerumah?" Jawab Jisung sambil mengusak rambut Lino yang sedikit berantakan

"Rumahku disini" ucapnya sambil mengarahkan tangannya ke mata Jisung.
"Aku kan punya Hanie.." Jisung yang mendengar itu hanya menatapnya kebingungan.

"Kayaknya kamu capek ya? Aku beliin makan dulu ya" Ucap Jisung lalu beranjak meninggalkan Lino dikamar kosnya.

Jisung kembali dengan dua bungkus nasi padang yang dibelinya disekitar kosnya.
Lino yang melihatnya tampak senang,

"Wahhh nasi sama daging! Aku udah lama ngga makan ini tauu" ujarnya dengan riang sambil menatap han berbinar.

Bukannya membalas senyum Lino, Jisung justru menatapnya aneh, Lino seperti orang yang tinggal jauh dari peradaban.

"Lo sebenernya siapa sih?" tanyanya singkat.

Yang ditanya langsung memasang wajah murung, Jisung yang menyadarinya sedikit was was, kesalahan apa yang udah dia perbuat?

"Hanie takut ya sama Lino?" ucapnya sambil menatap Jisung dengan tatapan sayu.

"Gak! Bukan gituu, aku cuma mau tau asal usul Lino" Balas Jisung sambil mengusak surai Lino.
Setidaknya senyum terukir diwajahnya sekarang, bukan wajah murung lagi yang membuat Jisung merasa bersalah.

"Tapi Hanie takut sama lino.." wajahnya kembali murung sambil menunduk, seakan Jisung akan memarahinya detik itu juga.

"Takut apa?"

"Hanie sudah buang Lino..." Jisung yang mendengarnya semakin tampak kebingungan, apa yang diucapkan pemuda didepannya itu?

"Hanie kenapa takut boneka?" ucapnya pelan sambil sedikit menatap Jisung, lalu menundukkan kepalanya kembali.

"Ha? Gua sih ga suka boneka, serem aja gitu, mukanya bikin gua parno" ucap Jisung enteng lalu melanjutkan kegiatan makannya tadi yang sempat tertunda.

"Tapi lino ga serem kok.. Lino sayang hanie!"

"Apa hubungannya no..." ucap Jisung yang nampak sudah mulai lelah dengan ucapan lelaki didepannya yang semakin ngelantur.

"Kan Lino bonekanya Hanie.."

Uhuk

Jisung seketika tersedak nasi yang baru disuapkan kemulutnya itu.

"Tuh kan.. Hanie aja gak percaya!"

"Lo- lo siapa, cepet ngaku!"

"Ini Lino! Yang kemarin Hanie buang 2 kali!" Ucap Lino sembari menatap han sinis.

Han seketika teringat boneka yang dibuangnya kemarin.
Sebenernya siapa lino? Tidak mungkin kan sebuah boneka berubah wujud!

"Lo- boneka?"

"Iya! Hanie percaya?"

"Ya jelas lah gak bakal!" ucap Jisung sembari mentapa Lino sinis. Apa lelaki ini ingin mempermainkannya?

"Tuh kan!" Protes Lino, tetapi seketika wajahnya kembali berbinar, ia teringat lagu yang dinyanyikannya waktu berada di lemari Jisung.
"HANIEE AYO DENGERIN LINO"

"Come little children
I'll take thee awa-"

Jisung yang mendengarnya seperti mendadak mendapat serangan jantung. Tapi, bagaimana bisa?!

"Terus lo kok jadi manusia?!" ucap Jisung yang membuat Lino memberikan senyum tipis dibibirnya, seenggaknya hanienya sudah percaya.

"Em apa ya.. Soalnya Lino udah punya Hanie~"

"Maksud lo?!"

"Lino suka Hanie" ucapnya sekali lagi, yang membuat Jisung seketika hilang kewarasannya, tolong selamatkan Hati Jisung...

"O-oke.. Terus lo gak jadi boneka lagi?" ucap Jisung hati hati, takut lelaki didepannya itu sakit hati, kan gak lucu.

"Gak kok.. Soalnya kan Hanie juga suka Lino hehehe" ucapnya sambil terkekeh, astaga kasian hati Jisung yang lagi terombang ambing sekarang.

"Jadi Hanie jangan benci Lino ya? nanti Lino jadi boneka lagi.." sambungnya, sambil memberikan raut sedih yang dibuat dibuat.

"Gak janji ya.."

Pediophobia |MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang