Jisung pulang sekolah dengan wajah yang sumringah, akhirnya ketakutannya semalam sekarang sudah lenyap!.
Jisung sibuk kembali berkutat dengan buku bukunya yang sudah menumpuk disampingnya.
Tugas hari ini sedikit lebih banyak dari kemarin, bahkan Jisung belum mengisi perutnya sedari siang.Matanya sangat berat sekarang, jam pun menunjukkan pukul 10 malam.
"Tidur bentar aja lah, daripada ntar gak fokus" lalu ia melipat tangannya dimeja belajar, beberapa menit kemudian Jisung tertidur dengan pulas.Jisung sedikit terganggu ditengah tengah tidurnya, ntah apa yang mengganggunya, tetapi ia mendengar seperti suara piring yang diletakkan disampingnya.
Jisung lalu membuka matanya, saat sedang melihat sekitar, terdapat seporsi nasi goreng disampingnya, membuat Jisung mengernyitkan dahi."Ini bu kos kok bisa masuk kedalem sih?" gumam Jisung, tetapi karena efek kelaparan, membuat Jisung mengambil nasi goreng itu dan berniat memakannya.
Saat piring itu diangkat, terdapat secarik kertas disana.
"Jangan sampai sakit! Jangan buang aku!"Jisung terdiam, ini ibu kosnya sedang bercanda atau gimana?
Tapi Jisung tidak memedulikannya, ia segera melahap nasi gorengnya, ia ingin segera pulang ke alam mimpi, badannya sudah sangat lelah.
Jisung terbangun di pagi hari meskipun sekarang hari minggu, padahal biasanya ia akan tidur sampai siang dan melewati mandi sore, karena prinsip Jisung "Ngapain mandi kalo cuma bakal ngedekem dikamar"
Niatnya sekarang ingin pergi kerumah ibu kosnya yang berada tidak jauh dari kamarnya, namun saat hendak mengambil piring yang dipakai di nasi gorengnya semalam, piring itu sudah tidak ada di meja belajarnya. Tenang aja, Jisung gak makan sepiring piringnya kok.
Tanpa pikir panjang Jisung langsung berlari kerumah ibu kosnya, sudah cukup keanehan yang ia rasakan akhir akhir ini, Jisung merasa ketakutan.
Kebetulan, ibu kosnya berada diluar rumah sedang menyirami tanaman, tanpa Jisung sapa terlebih dahulu pun ibu kos itu melihat Jisung berjalan mendekat.
"Eh nak Jisung, ada apa nak?" Ucapnya ramah"Buk semalam ada yang masuk kamar jisung?"
"Masuk gimana sung? Kan kuncinya kamu bawa" ucap wanita paruh baya itu sambil menatap Jisung keheranan.
"Tapi semalem ada yang ngasih saya nasi goreng buk, padahal saya lagi tidur loh!"
"Loh, Mana saya tau Sung, tapi semalem gerbang udah ibuk kunci kok. Rezeki kali nak, ambil aja" ucap ibu itu sambil tertawa kecil.
Sudah dipastikan bukan ibu kosnya yang memberinya nasi goreng, Jisung lalu bergegas balik ke kamarnya, tidak lupa berpamitan dulu ke wanita paruh baya yang sekaligus menyandang menjadi ibu kosnya itu.
Saat berjalan kekamarnya Jisung sibuk memikirkan siapa dibalik semua ini, pikiran pikiran yang bersarang diotaknya membuat si manis tidak fokus mengerjakan beberapa tugasnya, sampai malam pun datang.
Jisung masih berkutat dengan rutinitas malamnya, mengerjakan tugas yang seperti beranak pinak, gak selesai selesai.
Malam ini hening menyelimuti kotanya, Jisung yang udah terbiasa dengan keheningan malam tidak merasa aneh.Come little children
I'll take thee away
Into a land of enchantment
Sebuah suara indah memenuhi kamar Jisung, Namun karena suaranya yang pelan, membuat Jisung tidak dapat mendengarnya, apalagi pelajaran matematika yang dikerjakannya sudah membuat otak pening yang menyebabkan susah fokus.
Come little children
The time's come to play
Here in my garden of shadows~
Suara itu semakin keras dan keras, ntah sengaja membuat Jisung tersadar atau apa, tetapi kabar baiknya Jisung sudah mulai menotis suara yang ntah darimana itu.
Jisung diam dikursinya, ia menajamkan pendengarannya guna memastikan kebenaran suara itu, yakin suara itu bukan dari otaknya, ia segera mengedarkan pandangan kesekitar, sepi, hanya ada dia seorang.
Jisung dengan sedikit keberaniannya mencoba mencari asal suara itu, ia mendekat dan mendekat, berakhir terhenti di depan lemari kayunya, Jisung yang penasaran menempelkan telinganya kedalam lemari sana,
Follow sweet children
I'll show thee the way
Through all the pain
And the sorrows
Makhluk itu masih bernyanyi di dalam sana, ntah makhluk apa yang sedang bersenandung itu.
Jisung kembali terdiam, ia diambang antara penasaran dan ketakutan.
Ia ingin membuka lemarinya, tetapi pikiran pikiran buruk sedang menyerang otaknya.Otaknya yang sedang beradu membuat Jisung frustasi, dengan spontan ia membuka lemarinya dengan cepat.
"Astaga-" seketika nafasnya seperti terhenti, di dalam sana, terduduk boneka yang telah ia buang beberapa jam lalu. Dengan senyum terukir diwajahnya dan sedikit kotor terkena debu dari tempat pembuangan sampah mungkin.Jisung merasa ada gejolak gejolak ingin berteriak dengan kencang, tetapi mengingat ini malam hari, ia mengurungkan niatnya, Jisung masih ingin tinggal di kosan ini.
Jisung meraih hoodie hitamnya yang tergeletak disamping kasur, dengan cepat meraih boneka tadi dan bergegas keluar kosnya, Jisung tidak berani menatap wajah boneka itu, seolah sedang tersenyum kearahnya, ntah hanya firasat atau apa.
Jisung mengambil sepedanya yang terparkir rapi disana, dengan cepat ia mengkayuh sepedanya ke tempat pembuangan yang sedikit lebih jauh dari tadi pagi, ia ingin tidak melihat wajah boneka ini seumur hidup.
"Ayolah, gua masih muda, gamau diterror duluan" gumamnya ditengah jalan yang sepi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pediophobia |MINSUNG
FanfictionLino yang memiliki wujud boneka bertemu dengan Han yang memiliki Pediophobia "Aku bantu Hanie sembuh dari ketakutanmu, ya?" "Takut ke boneka?" "Iya! Nanti Hanie jadi bucinnya boneka! Bucinnya aku hehehe" Bxb! Lino dom Jisung sub