Pediophobia |MINSUNG

02

Jam menunjukkan pukul 11 malam, Jisung baru selesai merapikan buku bukunya, matanya sangat lelah begitupun juga otaknya, seperti lenyap ditelan bumi.

Ia beranjak menuju kasur kesayangnnya yang akan membawanya ke dalam dunia mimpi yang sangat sangat indah, badannya ia rebahkan di atas kasur empuknya, matanya sudah siap untuk memejam,

Dug

Terdengar suara debuman kecil yang ntah darimana asalnya, namun Jisung tidak ambil pusing, matanya ingin segera beristirahat sekarang.

Saat sudah sampai di gerbang mimpi, Seketika Jisung dipaksa bangun, suara debuman tadi semakin terdengar jelas dan jelas, membuat tidurnya terusik.

Dug
Dug
Dug

Jisung membuka matanya lalu terduduk, si manis mengerjapkan matanya beberapa kali guna mengumpulkan kesadarannya yang sedikit menghilang.

Ketika kesadarannya sudah terkumpul seluruhnya, seketika terasa aura mencekam disekitarnya.
Jisung mengedarkan pengelihatannya kesekitar, namun seketika suara itu menghilang.
mata Jisung terhenti di kotak hitam legam tadi, apakah akan ada masalah bersumber dari sana? Pikirnya.

Jisung berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil benda yang sedikit lebih tinggi darinya, saat sudah meraih benda itu, Jisung kembali terduduk dikasurnya.

Tangannya sibuk meraba raba kotak itu, sambil sesekali menggoyang goyangkan isinya yang lumayan berat.

Tangannya dengan cekatan membuka kotak itu, saat sudah terbuka, Jisung menariknya keluar.

Sekarang ditangannya memegang sebuah boneka berbentuk manusia yang cukup indah, menggunakan kemeja putih, celana hitam, dan sedikit luka luka diwajahnya, tidak lupa dengan dasi longgar yang melingkar dilehernya.

"Shit-"
Jisung melempar boneka itu menjauh darinya, badannya sedikit bergetar menandakan ia sedang sangat ketakukan. Bahkan cairan bening hampir membasahi pipinya.

Mungkin ini terdengar lebay untuk sebagian orang, tapi sungguh, jisung sangat ketakutan sekarang.

Kesialan sepertinya sedang berpihak pada Jisung, Jisung yang pengidap Pediophobia  mendapat kiriman sebuah boneka? Sungguh Jisung sangat ketakukan sekarang, ingin rasanya ia menghilang dari bumi, mana sudah dini hari lagi.

Boneka itu terlempar di dekat pintu, wajahnya telungkup di lantai, sedikit rasa lega untuk Jisung, setidaknya ia tidak harus tidur dengan menatap wajah boneka itu.

Jisung mencoba untuk tidur kembali, dengan rasa was was yang menyelimutinya, berharap pagi akan cepat datang.

Alarm berbunyi nyaring saat jam berada di pukul 06.00 tepat, Jisung mengerjapkan matanya lalu sedikit menguap.
Namun kakinya seperti ada yang mengganjal, membuat Jisung langsung menatap kebawah, boneka semalam sedang terduduk disamping kakinya, membuat Jisung membeku seketika, badannya seketika tidak bisa digerakkan.

Saat hendak menendang boneka itu, ntah mengapa sedikit ada rasa bersalah singgah dihatinya. Aneh, tidak seperti biasanya. Jisung sangat anti kepada boneka boneka seperti ini, tetapi kenapa sekarang dia sedikit tidak tega?

Jisung terduduk lalu mengangkat boneka itu, Jisung tidak mau munafik, bonekanya sangat tampan walaupun terdapat sedikit luka luka diwajahnya.
"Ganteng juga hehehe" kekehnya lalu menaruhnya di laci meja dekat tempat tidur, ia merapikan sedikit debu yang menempel akibat lemparannya kemarin malam. Tunggu-
'Lemparannya kemarin malam-'
'Lemparannya-'

Jisung kembali melempar boneka itu, bagaimana bisa boneka ini berpindah tempat dengan sendirinya?!

Jisung lalu bergegas mandi untuk berangkat sekolah, Jisung tergesa gesa saat memakai seragam dan mengambil tasnya, ia segera membuka pintu kosnya dan tidak lupa membawa boneka tadi ikut bersamanya.

Saat ditengah perjalanan, Jisung mampir sebentar di tempat pembuangan sampah, ia melemparkan boneka tadi jauh jauh ditengah sampah yang menumpuk tinggi itu, lalu Jisung bergegas melajukan sepedanya untuk menuju sekolah dan menimbah ilmu.

*Pediophobia : Takut boneka disebut dengan pediophobia