Set 3

2 0 0
                                    

"  Woy!"

" Yola!!! Mel!"

" HEH BANGKE!! TULI YA LO!!!"

" Sans donk Ta, dari tadi jerit jerit kek mo nagih utang Lo" kata Putri yang sedari tadi menutup telinganya karena teriakan Arta yang super gak nyante.

" Diem Lo" Arta sama sekali tidak menghiraukan ocehan sahabatnya itu.

" Ciloknya hari ini gratis tis!!" Teriak Arta lagi, dan alhasil...

" Mana cilok gratis?"

" Eh iya mana gue mau borong nih"

"...."

" Giliran denger cilok gratis aja lu denger bangsat!" Arta kesel saat kedua sahabatnya, Yolanda dan Meilinda menghampirinya karna mendengar teriakannya cilok gratis nya tadi. Kawan bangsat emang.

" Apasih Ta, mana Abang ciloknya?" Tanya Yolanda sambil melirik kesan kemari. Entah apa yang dicarinya.

" Sst diem Lo,  gadak cilok nya he, liat tuh si Arta udah kesel sama kita karna gak denger dia manggil dari tadi" bisik Meilinda ke Yolanda sambil melirik Arta yang ekspresinya tidak bisa dideskripsikan lagi.

Setelah itu Arta malah pergi begitu saja, meninggalkan ketiga sahabatnya itu. Sementara ketiga curut itu mengekor Arta dari belakang. Mereka tau Arta kesal. Makanya mereka mau bujuk sahabatnya yang satu itu.

Tidak sulit kokembujuk Arta. Secara langsung emosinya memang mudah berubah ubah. Mudah kesel, mudah juga baikan.

" Eh Ya jangan ngambek donk. Kita tadi gak denger serius" Yolanda yang pertama mencoba membujuk nya.

Arta diam saja sambil terus berjalan.

" Iya Ya, sorry tadi kita gak denger. Soalnya kan Lo manggil nya dari depan kelas Lo, sementara kita ada di bawah pohon deket lapangan basket. Beneran deh kita gak sengaja" Meilinda memberi penjelasan.

" Iya sorry ya Ta" Mohon Yolanda.

" Gue bilang cilok gratis langsung denger" ucap Arta ketus dengan wajahnya yang sangat sangat datar sambil terus berjalan dan tidak melirik sahabatnya itu sedikit pun.

" Y-ya maap. Kebetulan tadi memang pas Lo bilang cilok gratis tuh lebih kenceng suara Lo" Yolanda tidak putus sementara demi mendapat maaf dari sahabatnya itu.

" Gue juga bingung Ta, kenapa pas Lo tereak cilok gratis gue langsung denger. Apa karna gue memang lagi Kaler ya" Meilinda nyengir.

Arta masih tidak bergeming.

Putri? Ah Putri ini tidak mau terlalu ikut campur. Dia takut nanti malah kena juga. Arta kan tidak marah kepadanya  juga. Jadi dia diam saja sambil berjalan disamping Arta.

" Gini aja deh. Kita kasih lo makan eskrim sepuasnya gimana" Tawar Yolanda.

Air muka Arta langsung berubah seketika. Wajahnya berbinar mendengar tawaran teman nya itu. Tapi tidak ada yang mengetahui nya.

Sedangkan Putri langsungmelotot ke arah dua sejoli itu. Bagaimana bisa mereka membiarkan Arta makan eskrim. Jelas jelas mereka tau, kalo Arta itu sangat tidak dianjurkan makan minum es. Dia akan langsung sakit setelah mengonsumsi es sedikit saja. Apalagi sepuasnya. Bisa bisa Arta makan 2 ember eskrim nantinya.

Biasanya mereka bertiga akan selalu mengawasi Arta dalam memilih makanan dan minuman. Ia juga tidak bisa memakan makanan pedas. Perutnya akan langsung sakit.

Arta sering membeli eskrim diam diam, tapi selalu ketahuan. Alhasil mereka mengancam jika Arta membeli eskrim lagi, maka mereka tidak akan mau lagi berteman dengan Arta. Dan cara itu pun berhasil. Arta tidak pernah lagi membeli eskrim diam diam.

[ 3.a ] BUKAN CINTA? : ALTARO ARTA AGRA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang