𝗧𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂 𝗦𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗛𝘂𝗷𝗮𝗻 𝗥𝗲𝗱𝗮, 𝟮𝟬𝟭𝟭
Wening memasang telinga baik-baik selagi mulutnya mengunyah bekal sayur bening. Sari, sahabatnya yang duduk di sebelah kanan, tengah fokus mengulang kejadian kemarin malam saat Jude tiba-tiba meneleponnya. Wening yang paham betul kalau Sari sangat menyukai ketua tim sepak bola sekolahnya itu, turut menyinggung senyum lega.
Baru saja boleh merasakan atmosfer kebahagiaan yang sama, senyum Wening luntur seketika saat Sari menggumam, "ternyata nanyain alamat Yasmin."
Sari memang bertetangga dengan Yasmin, si jagoan ekskul Tae Kwon Do. Mata sipitnya yang tajam, dipadukan dengan proporsi tubuh semampai dan rambut yang selalu dikucir kuda tinggi, menambah aura garang dari "gebetan baru Jude".
"Bagai langit sama bumi kalau dibandingin sama aku. Udah pendek, jerawatan lagi. Mana ada yang mau, 'kan?" lontar Sari kepada Wening, yang sebenarnya, ditujukan pada dirinya sendiri.
"Kamu cantik bagi orang yang tepat, Sar."
Taruni keturunan tiongkok, yang berkulit putih susu dengan tahi lalat kecil di pelipis kanannya itu mendengus. Memutar kedua bola matanya, muak.
"Terus siapa orang yang tepat itu?"
"Cowok-cowok yang bulan lalu nembak kamu, itu termasuk, 'kan?" tanya Wening yang lebih condong ke menyadarkan.
"Aku nggak suka mereka," jawab Sari lugas. Lalu dia menenggelamkan wajah di jaket merahnya yang dijadikan bantal.
Wening yang mulai kehabisan kata-kata, menghela napas pelan. Setelah menelan suapan sayur bening yang terakhir, segera Wening membereskannya, memasukkan kembali ke laci meja.
"Mau aku bantu cariin cowok?" usul Wening yang seperti bisikan.
Sari mengangkat kepalanya, menatap Wening dengan kening yang sedikit tertekuk.
"Emang kamu punya temen selain aku?"
Setelah menyalakan musik kebarat-baratan dari ponsel Nokia merahnya, taruni yang menjadi nomor satu dalam mata pelajaran matematika itu kembali membenamkan wajah pada jaket.
Diam-diam, Wening menatap nanar Sari. Memang benar adanya, Sarilah sahabat satu-satunya yang bertahan setelah desas-desis buruk tentang dirinya menyebar ke penjuru sekolah. Tapi, di saat yang sama pula, Sari menjadi sering menegaskan identitasnya pada Wening. Kalau Wening tidak bisa apa-apa, jika tidak ada Sari.
Jika bukan Sari, dengan siapa Wening akan pergi ke kantin? Jika bukan Sari, siapa yang bersedia menjadi teman semejanya? Dan kalau bukan dengan Sari, siapa yang akan mengiringi langkahnya ke depan gerbang sekolah, sampai angkutan umum tiba? Di dalam angkutan umum pun, semua siswa-siswi sekolahnyaーyang searah dengan mereka berduaーselalu menatapnya jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piringku dan Mangkukmu ft. Kim Doyoung
Teen Fictionft. Kim Doyoung Tentang arti keluarga, pengorbanan, kehilangan, cinta, persahabatan, dan pengkhianatan. ________________________________________ Mungkin, tidak ada lagi nama Wening Arawinda Gayatri sejak 2011 kalau Damar Rakabuming Jalada tidak lewa...