Karina melangkah dengan wajah masam. Pagi pagi dia sudah dibuat sedikit kesal oleh pria tadi, tapi kalau bukan karna pria itu tadi, dia juga pasti dalam keadaan kacau saat ini.
Karina menghela nafas panjang."Tarik nafas, buang perlahan, tarik nafas, buang perlahan."
"Mau lahiran lo?"
Suara yang familiar beberapa saat kembali terdengar di telinga Karina. Dia menoleh dan betapa terkejut nya dia saat pria berbadan tegap itu sudah duduk dikursi sampingnya.
"Nggak pernah liat cowo ganteng ya? Segitu nya banget. Awas jatuh cinta lo!"
Karina langsung membuang wajahnya ke arah lain."Dih, amit amit!" ucap Karina.
Pria itu terkekeh geli, menatap Karina yang membuang muka.
Sedangkan Karina tengah berfikir bagaimana pria ini bisa ada di sampingnya, bahkan tanpa dia sadari. Dan dia bukan juga dari kelas ini sebelumnya. Karna ini kali pertama nya Karina melihat pria itu. Kenapa ada dikelasnya?
Karina mendongak saat mendengar suara Laela yang baru saja tiba.
"Heyoo. Pagi Karinaku!" sapanya, duduk didepan Karina.
Karina tersenyum membalas.
Tiba tiba pandangan Laela terarah ke pria yang duduk di samping Karina. Matanya menyempit, seperti Karina. Pasti Laela bingung dengan keberadaan pria itu.
"Kamu siapa? Kaya nya kamu bukan anak kelas ini ya kan?" tanya Laela.
Pria itu tersenyum lebar dan bersamaan dengan dosen pengajar masuk, pria itu meninggalkan kelas, tapi sebelum itu. Dia sempat melirik ke arah Karina.
"Entar gue balik lagi. Oke?!"
Karina menoleh sinis. Siapa perduli dia? Mau balik lagi atau tidak. Bukan urusan Karina. Dan kenapa juga pria itu, Karina tidak mengenal nya, kenapa dia bertingkah seolah mereka sudah pernah dekat sebelumnya.
Laela menatap Karina dan pria itu bingung.
"Kamu kenal cowo itu Na?"
Karina menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya."Nggak tau tuh. So SKSD banget."
Laela menoleh ke arah pria yang kini berjalan keluar. Dan pria itu kembali menoleh, tersenyum sembari melambaikan tangan ke arah Karina. Membuatnya menjadi pusat perhatian, padahal sudah ada dosen didepan sana.
Karina melotot tak mengerti dengan jalan pikiran pria aneh itu.
"Kamu seriusan nggak kenal sama cowo itu Na?"
Karina mengangguk mantap. "Seriuslah. Aku aja baru tadi ngeliat mukanya, pas dia nggak sengaja nolong aku yang mau nyungsep ke got. Abis itu dia tiba tiba duduk disamping aku. Aku aja bingung."
"Kok aneh banget ya."
---
Kelas berakhir, kini waktunya untuk beristirahat mengisi tenaga untuk kelas selanjut nya. Laela mengajak Karina ke kantin, yang dengan semangat Karina setujui.
Mereka melangkah bersama, dan berpisah setelah menentukan makanan apa dan minuman apa yang akan mereka nikmati. Hari ini bagiannya Karina memesan makanan, sedangkan Laela bagian minuman.
Setelah memesan, Karina harus menunggu. Sembari menunggu, Karina mengambil earphonenya dan memplay lagu yang tengah dia hafalkan, untuk menambah daftar lagu yang akan dia nyanyikan dicaffe nanti.
"Awas!" ucap seseorang menggeser tubuh Karina, membuat Karina mendongak melihat siapa pelakunya.
Dan lagi lagi, Karina harus membulatkan matanya karna, lagi dan lagi pria itu. Pria yang entah kenapa, seperti sengaja mengganggu Karina.
"Kamu!"
Karina menatap tajam pria yang kini menoleh padanya, dengan sebelah alis terangkat.
"Siapa ya? Mbanya kenal saya?" ujarnya.
Karina berdecak kesal. "Jangan pura pura deh! Punya masalah apa sih kamu sama saya, ha?" ujar Karina melepas earphonenya.
Pria itu mengendikan bahu. "Mba nya, yang punya masalah apa sama saya? Kok sewot gitu."
Karina menghela nafas panjang. Ini kok kayanya, nguji kesabaran Karina ya. Karina memutar bola matanya jengah. Untung saja pesanan nya sudah jadi. Dengan wajah dongkol, Karina membayar dan membawa pesanannya pergi. Meladeni pria aneh hanya akan membuang buang emosinya, apalagi pria macam, yang ada didepan nya.
Karina melangkah ke arah meja dimana Laela sudah lebih dulu duduk disana. Karina menaruh mie ayam di meja. Dia sengaja membawanya sendiri supaya lebih cepat, tapi Karina malah harus bertemu dengan pria aneh itu lagi.
"Kenapa?" tanya Laela melihat wajah kesal Karina.
Tak selang lama tiba tiba tanpa dipersilahkan seorang pria duduk disamping Karina. Membuat dua wanita itu menoleh ke arah sosok pria itu.
"Apa? Nggak ada tempat lain. Masa iya gue makan mie ayam sambil berdiri, entar dikira gue nggak ngerti etika makan lagi." ujarnya lalu menyantap mie ayam nya.
Karina menatap nya penuh kesal sedangkan Laela menatapnya aneh.
Pria itu menoleh, tersenyum lebar seolah tidak ada yang salah.
"Melar tuh mie nya. Terpesona ya ngeliat gue?" ucapnya disela sela kunyahan mulutnya.
"Dih!"
Ucap bersamaan Karina dan Laela, lalu membuang wajah mereka ke arah lain. Dan dengan terpaksa mereka pun harus makan bersama dengan pria aneh itu. Melihat memang tidak ada tempat lagi.
"Gue belum bayar tadi. Lo yang bayarin ya." ujarnya lalu meninggalkan mangkok yang bersih tanpa isi itu.
Karina membulatkan matanya lalu mendongak ke arah mangkok dan pria itu yang melangkah pergi, bergantian.
Apa apaan nih!? Kenapa dia jadi semena mena dengan dirinya?
"Woy!!" teriaknya memanggil pria itu.
Pria menoleh dengan senyuman yang sangat menjengkelkan untuk Karina.
"Iya, sama sama!" ucap pria itu.
Karina menarik nafasnya panjang, pria itu benar benar menguji kesabaran nya.
"Dia waras nggak sih?" ujar Laela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Bahagia
Teen FictionPokoknya mah, baca aja dulu. Baru nanti dekripsiin deh ceritanya sendiri. Awok awok awok. Selmat mencoba.