TB

1 1 0
                                    

Yoga menatap lekat sosok gadis yang tengah menyanyi di caffe milik keluarganya. Gadis yang beberapa hari ini, menjadi alasan untuk nya rajin mengunjungi caffe, yang biasanya Yoga enggan, bahkan jika sang Mamah memerintahkannya untuk kesana, sekedar untuk mengecek. Tapi sekarang tanpa harus diperintah, Yoga pasti menyempatkan diri untuk datang. Hanya untuk melihat gadis itu bernyanyi.

Gadis yang dia ketahui bernama Karina, seorang penyanyi yang sudah berkerja hampir setahun ini dicaffe keluarganya ini. Dengan suara nya yang indah, gadis itu mampu memikat seorang Yoga Purnama.

Sampai membuat seorang Yoga seperti kencanduan, dan selalu ingin melihat penampilan gadis itu, sejak pertama kali melihat nya. Setiap gadis itu bernyanyi Yoga seperti terhipnotis, dan merasakan apa yang dimaksudkan dalam isi lagu itu.

Kalau lebih singkatnya, menjiwai lah. Membuat Yoga selalu betah melihat gadis itu, apalagi saat melihat senyuman gadis itu, rasanya jantung Yoga berdetak tak beraturan. Anggap saja ini berlebihan, tapi ini lah yang Yoga rasakan. Benar benar sesuatu yang belum pernah Yoga rasakan sebelumnya. Meskipun dia sudah beberapa kali dekat dengan gadis lain.

Yoga merasakan sesuatu yang kuat di dalam gadis itu. Sesuatu yang membuatnya penasaran dan ingin lebih jauh mengetahui tentang sosoknya. Hal itu yang membuatnya mendadak jadi detektif dan mencari tau apapun tentang gadis itu. Sampai dimana beberapa fakta besar dia ketahui.

Fakta yang pertama, ternyata, gadis yang selama ini dia kagumi, bukan berasal dari keluarga yang ada didalam pikirannya sebelum nya. Sungguh sesuatu yang membuatnya menjadi semakin penasaran, kenapa gadis itu harus menyembunyikan identitas sesungguhnya.

Dan fakta yang kedua, ini adalah fakta yang juga mengejutkan tapi sekaligus membuatnya senang bukan main. Ternyata mereka satu kampus, ya. Yoga dan Karina satu kampus dan itu baru Yoga ketahui saat melihat biodata Karina di CV nya. Wah, benar benar fakta yang mengejutkan baginya, bagaimana bisa selama ini dirinya tak menyadari hal itu.

Dan fakta ketiga, fakta yang membuat Yoga akhirnya bergerak maju untuk bisa benar benar mengenal sosok Karina secara langsung. Yaitu, saat dia tak sengaja melihat Karina menangis di taman, dia nampak begitu rapuh bahkan sangat rapuh, jauh berbeda dari yang biasanya Yoga lihat dari seorang Karina.

Saat melihat itu, Yoga merasa seperti harus melindungi Karina. Dia merasa ada sesuatu yang harus dia lindungi dari sosoknya yang pandai berpura pura dibalik kebahagiaan yang terlihat dari wajahnya. Seperti ada permintaan tolong dari setiap tetesan air mata yang jatuh ke pipinya, saat Yoga melihatnya.

Entah masalah apa yang membelit nya, tapi Karina sepertinya berusaha keras untuk tidak membuat sekeliling nya tau atau sekedar sadar akan kondisinya. Dan berusaha untuk terlihat sebaik mungkin.

Karina berbeda, dia rapuh tapi kuat, dan sebaliknya, kuat tapi rapuh. Dia seperti bisa memposisikan dirinya sendiri, kapan dia harus kuat dan kapan dia harus rapuh. Dia benar benar gadis yang berbeda.

Apalagi dilihat dari keluarganya yang ternama, harusnya itu tidak membuat Karina harus bersusah payah bekerja sambilan bukan? Pastinya keluarga nya akan sanggup memberikan semua fasilitas yang ada, terutama untuk biaya hidup nya. Tapi kenapa ini malah terlihat sebaliknya? Karina terlihat seperti kesusahan dan harus bekerja keras untuk hidup nya sendiri. Bahkan pernah Yoga melihat Karina juga bekerja sebagai kasir di toko swalayan. Apa Karina benar benar kekurangan? Atau ini hanya untuk membuat dirinya lebih mandiri?. Hal itu membuat banyak pertanyaan timbul dibenak Yoga.

Sebenarnya, apa yang terjadi pada gadis itu?

---

Di kampus.

Yoga yang baru saja memalkirkan sepeda motornya. Berjalan santai menuju kelas nya, tapi penglihatan nya mendadak berfokus dengan seseorang yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya dengan semua teka teki akan sosoknya. Tengah berdiri tak jauh dari gerbang kampus, lebih tepatnya berada di luar gerbang.

Yoga melihat gadis yang tengah menatap ke arah lain itu seksama. Membuatnya penasaran dan ingin melihat nya juga, begitu Yoga melihatnya. Sebuah mobil mewah terlihat memutar balik dan pergi. Detik itu juga gadis yang tak lain Karina menghela nafas lega. Dan tersenyum lega begitu mobil itu pergi. Karina pun memastikan untuk kedua kalinya sebelum dia melangkah masuk.

Yoga mengernyitkan sedikit dahinya. Melihat gadis itu yang berjalan, tapi dengan pikiran yang sepertinya tidak di tempat nya. Gadis itu bahkan tidak memperhatikan langkah kakinya.

Yoga membulatkan matanya saat melihat gadis yang tak lain Karina tak kunjung memperhatikan langkah kakinya dan mengarah ke saluran pembuangan air. Dengan langkah cepat Yoga berlari ke arah gadis itu. Dan syukurlah waktunya tepat, sebelum satu langkah lagi gadis itu terpelosok jatuh. Yoga lebih dulu menarik tangannya dan menahannya. Sampai gadis itu sadar dengan apa yang ada didepan nya.

"Awas!!"

Yoga menahan tangan Karina kuat.

"Akh!"

Karina terlihat syok dengan apa yang akan menimpanya tadi, jika bukan karna seseorang yang tak lain Yoga menahan tangannya kuat.

"Kalo jalan, yang bener dong! Udah dikasih dua mata juga, apa masih kurang buat ngeliat jalan yang bener apa?" tegur Yoga yang terdengar seperti memarahi.

Karina menoleh cepat, tatapannya tajam menusuk Yoga. Tapi Yoga tak memikirkan hal itu, melainkan wajah dari sosok Karina yang terlihat sangat cantik saat dipandang dengan sedekat ini. Jauh lebih cantik dari yang biasanya dia pandang jarak jauh. Yoga sempat tertegun sejenak, sampai Karina melepaskan tangan nya dan berujar.

"Maksud nya gimana ya Mas? Saya bersyukur dengan dua mata ini kok, tapi yang namanya orang khilaf mah wajar kali, kenapa juga masnya yang jadi sewot gini."

Ujar Karina menatap Yoga yang berdiri tepat dihadapannya saat ini.

"Siapa yang sewot, lo kali yang sewot! Gue mah cuman ngasih wejangan doang."

Yoga merutuki apa yang baru saja keluar dari bibirnya itu. Tidak seharusnya dia berkata seperti itu.

Bodoh bodoh bodoh.

"Wejangan apaan? Ngatain mah iya."

"Itu menurut lo."

Dan lagi lagi jawaban asal keluar dari mulut Yoga. Kenapa dia jadi segrogi ini saat berada dekat dengan Karina?

Lo emang pe'a jon!  Makinya pada dirinya sendiri dalam hati. Dari pada nantinya Yoga semakin ngawur dalam bertutur kata. Yoga dengan perasaan groginya pun memilih untuk pergi meskipun sebenarnya enggan, tapi Yoga takut kalau sampai dia keliatan grogi nya.

Pertemuan awal secara resmi, yang harusnya berakhir indah, nyatanya malah seperti itu adanya. Membuat Yoga menyesali nya dan bertekad, sejak saat itu. Dia akan mencoba mendekati Karina, dan memperbaiki pertemuan yang kurang apik itu, agar terlihat apik nantinya.

Meskipun pada akhirnya, setiap pertemuan mereka tidak lebih baik dari pertemuan pertama. Karna Yoga yang grogi selalu saja mengatakan hal yang bukannya membuatnya tanpak baik di depan Karina, malah sebaliknya, membuat nya nampak mencurigakan. Bahkan sampai pesan yang coba dia kirimkan, pun begitu. Sepertinya dampak seorang Karina benar benar luar biasa untuk Yoga. Jauh dekat, Yoga selalu grogi jika berhububgan dengan gadis cantik itu.

Tidak salah kalau Karina berfikiran, dia itu aneh. Karna pada kenyataan memang begitu. Berada dekat dengan sosok Karina membuat Yoga menjadi aneh. Dan semakin aneh karna sesuatu yang Yoga rasakan setiap memandang wajah Karina.

Yoga bahkan tidak bisa menutupi rasa sukanya didepan Karina. Sungguh sesuatu yang memalukan, untuk pria yang sudah berpengalaman dalam hal menaklukan wanita. Yoga seperti kehilangan wibawanya yang biasa dia gunakan untuk memikat para gadis, setiap berhadapan dengan Karina. Yoga sampai tidak malu untuk menyatakan perasaanya terang terangan, padahal dia tau, kalau Karina bahkan belum mengenal nya.

Aneh sekali, memang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang