ˋ9ˊ

28.2K 7.7K 6K
                                    

Yoonbin masih diam di tempat, seperti ada paku di kakinya yang membuat dirinya tak bergerak dari tempatnya.

Impostor itu menghentikan aktivitasnya, membiarkan mayat Jihoon terbaring di lantai sampai ada yang menemukannya.

Dia menyeringai lebar, menghampiri Yoonbin seraya menyembunyikan pisaunya di punggung, di balik pakaiannya.

"Jangan bicara macam-macam, pingin hidup kan?"

Yoonbin diam saja ketika impostor itu menepuk-nepuk pundaknya sebelum pergi ke cafetaria, tempat diskusi dan voting.

Ternyata orang itu termasuk impostor, pantas saja perilakunya mencurigakan.




































































"SIAPA YANG BUNUH REI?! SIAPA YANG TERAKHIR SAMA DIA?!"

"K-Kak Junkyu, tenang dulu..."

Junkyu marah, tak terima sahabat sejak kecilnya mati terbunuh disini. Siapa yang membunuhnya? Kenapa harus dia?

Junkyu lewat electrical karena ingin mencari Yoonbin yang hilang entah kemana. Tak disangka, dia malah menemukan mayat Jihoon bersimbah darah di lantai dengan kondisi menggenaskan.

Nadi di leher dan pergelangan tangan tersayat pisau, itu tandanya si pelaku sengaja agar Jihoon mati dengan cepat. Tak hanya itu, pipinya bolong, begitu juga perutnya.

Junghwan takut melihat kakak sepupunya yang jarang sekali marah bahkan bisa dihitung dengan jari marah meledak-ledak seperti ini.  Walaupun dia yakin kalau Junkyu masih menahan amarahnya saat ini.

Lalu, Yoonbin yang tadi ada di electrical kemana? Dia sudah pergi lebih dulu ke ruang diskusi.

"Woi panda jelek, bangun gak lo!"

"Kak, udah..."

Ah, Junkyu teringat sesuatu. Matanya menatap tajam Junghwan, terlihat setajam silet yang bisa mengoyak kulit kapan saja.

"Bukannya lo... diajak Rei?"

Junghwan meneguk salivanya. Oh tidak, sekarang dia harus bagaimana?

"Rei mati... dan lo sama dia, kan?" Tanya Junkyu dengan nada suara yang berbeda, lebih berat dari biasanya.

"G-gue emang sama dia, ta-tapi..."

"Tapi apa?! Jangan bilang lo tinggalin dia kayak lo tinggalin gue sebelumnya?!"

Junghwan diam, tanda membenarkan pertanyaan sang kakak sepupu. Kepalanya menunduk, tak berani menatap manik Junkyu yang tak berhenti menatap tajam dirinya.

Junkyu terlihat menyeramkan.

"Kalau lo kayak gini terus, gue gak bisa jujur seperti apa yang lo minta, Pradana."

Hati Junghwan mendadak sakit. Kalau Junkyu menyebut nama depannya, itu tandanya Junkyu memang marah padanya.

"Emangnya apa sih yang lo rahasiain dari gue selama ini, kak? Gue ini adik sepupu lo!" Serunya tak terima.

Tawa Junkyu pecah. Bukan, bukan tawa yang biasanya, tapi tawa penuh emosi.

"Lo cuma adik sepupu gue, bukan adik kandung gue. Dan ingat, kalau gue gak dateng saat itu, lo gak akan hidup sampai sejauh ini."
























































Among Us | Treasure ✓ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang