ˋ7ˊ

25.1K 8.1K 3.7K
                                    

"Harus gue bilang berapa kali?! Gue bukan impostornya!"

Doyoung tak habis pikir, kenapa semua orang menuduhnya? Bukti tidak ada, hanya melihat dari asal sekolahnya saja. Sependek itu kah pemikiran mereka?

Maaf jika Doyoung tidak sopan, tapi dia tidak terima dituduh terus-terusan. Apalagi dituduh sama orang yang membuat lebam di wajahnya.

"Lo ada di samping Mashiho, sementara kita jauh dari dia," ucap Yoonbin datar.

"Cuma itu?! Gue gak terima ya bangsat, bukti kalian gak cukup tapi seenaknya tuduh gue sebagai impostor!" Balas Doyoung tak peduli sopan santun lagi, dia marah.

Haruto menggeram marah, apa-apaan dia...

"Heh sampah masyarakat, gak punya adab ya lo?"

"Bisa dijaga omongannya?" Tanya Hyunsuk dingin, dia jadi terpancing emosi juga mendengar semua yang terlontar dari orang-orang di depannya.

"Gue gak peduli kalian mau cap gue sebagai anak gak punya sopan santun dan lain-lain. Tapi maaf, gue juga punya hati," ucap Doyoung sarkas.

"Hati lo kan udah mati, kerjaannya bikin rusuh doang," kata Haruto dengan senyum mengejeknya.

Jaehyuk bingung, dia bingung harus vote siapa. Kalau Doyoung... impostor gak akan ketahuan semudah itu, Haruto juga sama. Kalau Yoonbin dan Hyunsuk... bukankah mereka terlalu tenang?

"Kakak-kakak, kalian gak khawatir sama yang belum dateng?" Sela Junghwan dari pintu. Perasaannya tidak enak, dia merasa ada impostor lain di luar ruangan, tapi entah siapa.

"Gak usah buang waktu, langsung vote aja," ucap Haruto mengabaikan Junghwan. "Gue vote Doyoung."

"Apa-apaan!"

"Maaf, To. Gue vote lo," kata Jaehyuk menunjuk orang yang dimaksud.

"Loh, kenapa gue?!"

"Lo marah-marah terus dengan alasan benci sama anak-anak IHS. Gue sempet diskusi sama Mashiho, dan kita sepakat vote lo kalau Jeongwoo kalah."

Hyunsuk mengepalkan tangannya, lalu memukul dinding kuat-kuat hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.

"Skip vote kalau kalian gak punya dugaan kuat."

"Tapi kak-"

"Jaehyuk, kalian harus vote Jaehyuk," ucap Junkyu yang tiba-tiba muncul di belakang Junghwan.

"Anjir, kenapa jadi gue?!"

"Lo bohong," kata Asahi datar. "Lo bilang Mashiho dan lo sepakat untuk vote Haruto... Mashiho gak pernah bilang begitu."

"Sa!"

"Anak Kedokteran pasti tau dimana posisi yang pas supaya korban bisa mati dengan cepat," ujar Junkyu menambahkan, maju selangkah demi langkah ke Jaehyuk.

"Mashiho di leher, Yoshi di kepala. Dari lukanya, mereka dibunuh secara halus dan cepat. Mereka dibunuh pakai pisau yang cuma dimiliki sama orang-orang kedokteran, dan gue nemu pisaunya di samping mayat Mashiho," lanjut Junkyu seraya menunjukkan pisau bedah yang gagangnya diselimuti dengan sapu tangan.

Wajah Jaehyuk berubah pucat, keringat dingin bermunculan di tangannya. Semua orang menatapnya tak percaya, seorang Jaehyuk yang terkenal ramah... membunuh orang?

"Untung gue gak salah curigain lo juga," kata Haruto tersenyum puas. "Tunggu apa lagi, vote dia sekarang."

"G-gue bukan impostornya!" Bantah Jaehyuk panik.

"Penjelasan Kak Junkyu masuk akal, gue vote Kak Jaehyuk," kata Yedam.

"Gue juga vote Jaehyuk," sahut Jihoon setuju.

Hyunsuk, Yoonbin, dan Junghwan menatap satu sama lain, sebelum mengangguk tanda setuju dengan pendapat Junkyu.

TET...

"Waktu voting berakhir, sekarang waktunya pembuktian."

Jaehyuk pasrah. "Yah, padahal gue masih mau main... tapi gak apa-apa. Maaf dan makasih untuk semuanya. Oh ya, gue kasih tau satu hal... biru."






CRASH!






Kapak keluar dari dinding, menebas tubuh Jaehyuk menjadi dua bagian sama seperti Jeongwoo. Doyoung menahan nafas, wajahnya terkena cipratan darah Jaehyuk.

"Gentala Jaehyuk Faresta was an impostor."

Dimulai dari situ, mereka semua percaya pada Junkyu. Karena Junkyu dapat dipercaya, iya kan?

Among Us | Treasure ✓ [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang