Bab 1

64 6 0
                                    


"Hah.. Hah.. Hahhh"

Aku terbangun dari mimpi buruk. Napasku tersenggal senggal hingga membuatku susah bernapas, keringat membanjiri tubuhku, peluh mengalir dari dahi hingga ke dagu, aku menyekanya dengan tangan yang bergetar bahkan seluruh tubuhku juga ikut bergetar karna mimpi buruk yang kualami.

aku bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang, mencoba mengatur napasku yang putus putus, setelah cukup tenang aku kembali membuka mata.

Akhir akhir ini aku sering bermimpi buruk, bayangan bayangan yang samar namun selalu menghampiriku, di setiap mimpi hingga membuatku kepikiran. semua mimpi itu terasa nyata, bahkan ketika aku melamun, bayangan itu terus menghampiri, seolah tidak membiarkanku tenang sebentar saja.

aku melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 07:29 , aku langsung melompat turun dari ranjangku, menyambar handuk dan berlari ke arah wc yang terletak di sudut kamar.

15 menit kemudian ..

Aku keluar dengan handuk yang melilit tubuhku, aku berjalan ke sebuah lemari pakaian besar di samping ranjang.

Tok.. Tok.. Tok..

"Nona sarapannya sudah siap"

Itu suara Bi Inah, pembantu di rumah ini, aku berjalan ke arah pintu dan membukanya, terlihat Bi Inah dengan senyuman lembutnya menyambutku di depan pintu.

"Oh, iya bi, Lisa berpakaian dulu" ucapku yang di balas anggukan oleh Bi Inah, setelah kepergiannya aku langsung masuk ke dalam kamar dan memakai pakaian sekolahku. Setelah berpakain aku langsung turun ke lantai satu untuk sarapan.

"Bi, Ibu mana?" Tanyaku sambil memakan roti tawar dengan selai kacang kesukaan ku.

"Nyonya sudah pergi dari tadi non"
Jawab bi inah yang berdiri di samping kursiku. aku manyun mendengar perkataan Bi Inah, tidak biasanya Ibu pergi tanpa berpamitan langsung dengan ku.

"kok ngak kasih tau Lisa?" tanyaku cemberut. Bi Inah terkekeh membuatku mengangkat alis bingung.

"kan Nona Lisa  masih tidur, nyonya juga tadi terburu buru berangkat kerja sama tuan besar, jadi cuma bisa nitip salam sama Bibi" ucap Bibi membuatku mengangguk paham,  Ayah dan Ibuku memang selalu sibuk dengan pekerjaan, walaupun begitu, mereka menyempatkan waktu mereka untuk menemaniku.

Aku adalah anak tunggal, dari kecil aku sudah terbiasa sendiri, jadi sampai sekarang aku tidak terlalu keberatan dengan ayah dan ibu yang sering pulang larut malam, atau bahkan pergi keluar kota selama sebulan, aku tau ayah dan ibu kerja juga untukku, jadi aku berusaha memaklumi hal itu.

Setelah selesai sarapan aku langsung memakai tas dan berjalan ke arah pintu utama, tidak lupa memberi salam dan pamit pada bi Inah.

"Bi aku berangkat dulu yah!"
ucapku sambil tersenyum, dan keluar dari rumah.

"Hati hati nona"

"Iya bi"

Setelah memasang sepatu, aku langsung berangkat ke sekolah menggunakan mobil sport merah milikku.

(Ini mobil sport👆)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini mobil sport👆)






Kulajukan mobilku dengan kecepatan sedang, di tengah jalan aku di kagetkan dengan seekor ular yang melintas di jalan.

Aku mengerem mendadak,
Teringat kembali kata Ibu waktu itu.

"jika sedang berpergian dan melihat seekor ular melintas di jalan, lebih baik pulang saja, itu sebuah pertanda buruk"

Aku yang tidak percaya takhayul membuang semua pikiran itu,
Aku kembali menyalakan mesin mobilku dan melaju dengan kecepatan tinggi.

















••••

TBC

Lanjut pantang mundur, sampai handpone panas dan batrai tinggal dikit hahaha.

SILENT HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang