Bab 3

44 3 6
                                    

                                .
                                .
                                .
           📕 Selamat membaca 📕


"masuk aja,ngk usah sungkan, anggap rumah sendiri" ucap Lisa sambil membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk.

"woah, bagus sekali," Randi melirik setiap sudut rumah Lisa yang sangat besar dan indah, rumah ini bergaya klasik Eropa, di beberapa bagiannya berlapis marmer. Di ruang tamu, terdapat beberapa sofa panjang yang berbentuk seperti huruf U dengan sebuah meja bulat di tengahnya.

Lisa pun mempersilahkan dua tamunya duduk di sofa panjang. Ruang tamu ini berada paling depan di dekat pintu utama, jadi saat membuka pintu rumah langsung bertemu dengan ruang tamu.

"udah lama sih kita ngak pernah ngumpul gini di rumahmu" ucap Cherly yang duduk di samping Randi. Keduanya mengangguk dan kembali mengenang masa masa persahabatan mereka waktu dulu.

"hm, ya. lagian kan, ini rumah baru, dulu aku tinggal di Jakarta, cuma karna pekerjaan ayah, jadi kami sekeluarga pindah ke sini" balas Lisa sambil menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa yang terasa empuk.

Ketiga sahabat ini memang sempat berpisah saat masa SMP, mengingat awal pertemuan ketiganya waktu itu, saat itu ketiganya masih duduk di bangku SD kelas 4, dan awal pertemuan mereka saat menjadi tetangga di sebuah komplek perumahan di Jakarta.

Saat itu, orang tua mereka sudah saling mengenal satu sama lain dan mulai akrab karena mereka adalah teman SMA, di tambah dengan rekan kerjasama antar bisnis membuat orang tua mereka semakin akrab.

Awalnya Lisa adalah gadis yang pemalu dan tertutup, tapi karena kehadiran Cherly dan Randi membuat nya berubah, kini sikap Lisa tidak lagi tertutup dan mulai bisa berinteraksi dengan lingkungan baru.

Tiga tahun hubungan persahabatan mereka berjalan dengan baik, sampai saat mereka telah beranjak remaja, dan duduk di bangku kelas satu SMP, Lisa sekeluarga pindah ke Bengkulu karena orang tuanya yang memiliki pekerjaan bisnis di sana.

Dari sini hubungan persahabatan mereka mulai melonggar, karena Lisa sekeluarga pindah mendadak tanpa kabar, membuatnya putus kontak, selama tiga tahun lamanya ketiganya tidak memberi kabar atau sekedar saling menyapa dan menanyakan kabar.

Selama itu juga, perlahan sikap Lisa kembali menjadi pribadi yang tertutup, tidak pernah berteman, atau sekedar saling menyapa dengan orang lain. Orang tua Lisa merasa khawatir dengan sikap anaknya, sampai pada saat itu, Orang tuanya mencoba membujuk Lisa untuk mencari teman baru dan mejadi sahabat baik. Namun Lisa menolak, karena ia tidak suka berteman.

dan pada suatu hari Lisa mulai menunjukkan gelagat aneh, Sikapnya mulai berubah drastis saat ia menginjak umur yang ke -15 tahun, saat itu dia masih duduk di kelas 3 SMP, Lisa yang dulu masih bisa tersenyum dan selalu menurut pada orang tuanya, kini mulai membangkang, tidak ada senyuman yang terpatri di wajah ayunya, hanya ada wajah datar dengan tatapan kosongnya, membuat Lisa terlihat seperti pajangan yang tidak memiliki nyawa.

Lisa dulu memang sering di tinggal sendiri oleh orang tuanya, karena urusan pekerjaan. Lisa di asuh oleh sang Bibi yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bi Inah yang sudah mengabdi selama 29 tahun pada keluarga Lisa.

sang Bibi juga sudah dianggap sebagai anggota keluarga mereka, karna itu yang tau persis sifat Lisa hanya sang Bibi, mengingat sang Bibi adalah pengasuh Lisa membuatnya selalu dekat dengan gadis itu.

Orang tua Lisa menyuruh Bi Inah untuk menjaga dan mengawasi Lisa. Karena mereka juga sibuk dengan pekerjaan mereka, namun terkadang orang tuanya akan menyempatkan waktu mereka untuk menemani anak semata wayangnya.

SILENT HORORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang