04 Prank : Awal dari Semua

176 36 0
                                    

Flashback on

Di pagi ini, gue terpaksa membuka mata tatkala telinga gue mendengar gedoran di pintu. Pasti kelakuan salah satu dari duo kunyuk kopi susu. Tapi bisa gue pastikan kalau pelakunya adalah Kai. Gak mungkin Sehun.

Karena Kai sudah menganggap rumah gue sebagai rumah dia juga sedari kecil. Bunda juga tak keberatan. Sedangkan Sehun, dia masih memiliki rasa santun walau cuma dikit gue rasa.

Balik lagi. Seharusnya kalau hari Sabtu Minggu kek sekarang, gue masih ada di alam bawah sadar. Dan karena kelakuan Kai yang gak da akhlak, gue terpaksa membuka mata dan membuka pintu kamar dengan malas.

"Buset jam segini masih molor lo Yeol. Ikut gue ke rumah Suho kuy Plang. Katanya dia mau pesta gegara pusing mau habisin duitnya. Bukan pesta sih, intinya makan-makan. Sama Sehun juga. Dia udah ada disana."

"Ganggu lo. Tapi boleh juga, hayuklah. Bentar, gue mandi dulu."

Gue siap-siap buat mandi dan ganti pakaian. Setelahnya, gue nyamperin Kai yang ada di ruang TV lagi nyemilin setoples kue kering buatan Mama Byun. Padahal, sekeluarga udah gue wanti-wanti biar gak makan itu kue.

Gue berdiri di belakang Kai dan langsung geplak kepalanya lumayan keras.

"UHUK.... Kaget goblok. Untung gue gak mati gara-gara keselek."

"Siapa suruh lo makan kue gue ha?"

"Ah elah Yeol, tinggal beli lagi aja susah. Kalo gak punya duit minta Suho sono, ntar juga dikasih."

"Masalahnya bukan belinya tapi.... Udah gak penting. Ayo berangkat. Lambat lo." Perjalanan ke rumah Suho gak makan waktu lama. Sepuluh menit gue sama Kai udah duduk anteng di ruang tengah.

Kita berlima, gue, Kai, Sehun, Suho sama bang Kris —btw gatau darimana datengnya tiba-tiba nyempil diantara kita berempat. Gak kaget juga sih dia kan sepupu sekaligus tetangga Suho— oke lanjut. Kita makan berbagai makanan di atas meja dengan hikmat. Antara laper sama doyan. Gak lama, semua makanan udah ludes.

Perut udah penuh. Sekarang kita pada selonjoran di atas karpet. Ada yang baringan terlentang, tengkurep, meringkuk kek nahan hajat. Berbagai posisi intinya. Gue duduk di sofa. Bodo amat kalo dibilang kurang ajar.

"Gabut anying. Ngapain gitu kek." Ucap Kai yang mendapat berbagai tatapan. Gue sendiri dalem hati setuju sama perkataannya.

"Nonton kuy." Usul Kris.

"Nontonin apa? Bokep? Ogah ah. Pass. Yang lain?" Suho segera menolak usulan Kris. Ya kali ah nonton gituan di ruang tamu. Kalo kepergok orang lain kan bahaya.

"Main TOD. Dah lama nih gak main." Kali ini Sehun yang memberi usul. Gue agak bimbang. Kali terakhir main, gue yang rugi. Gimana gak rugi kalo pas gue milih dare, gue ditantang buat nraktir mereka. Kan kamvret.

"Ogah." Jelas gue yang nolak.

"Cupu lo. Badan doang lakik. Nyali kek taik." Tantang Suho.

"Anj— oke gue ikut." Mereka berempat mengangguk puas.

Posisi baringan kita juga udah berubah dengan duduk membentuk lingkaran. Suho sebelumnya mengambil botol dan menaruhnya di tengah kita berlima.

Kita berlima suit untuk menentukan siapa yang bakal puter botolnya. Gue gak tau keberuntungan atau kebuntungan yang jumpa gue saat gue memenangkan suit. Jika biasanya yang menang terakhir, kita beda. Yang menang duluan. Eh gitu kan? Gatau udah.

Yaudah lah, tinggal muter botolnya doang kan? Botol berputar dengan kecepatan sedang. Gue udah harap-harap cemas.

Naas, yang terpilih pertama adalah gue. Gue yang muter eh jatohnya ke gue juga. Asem emang.

PrankTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang