ISEY || CHAPTER DUA PULUH EMPAT

572 40 0
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai balik lagi meski agak telat

sorry, akhir-akhir ini aku sibuk dan jarang update.

tolong maklumi yaaa~

Happy reading...

-

-

-

Tidak ada pembicaraan yang menarik bagi Cia saat ini. Sudah pukul sembilan malam, dan keluarga ini hanya membahas masalah yang itu-itu saja. Membosankan.

Pikiran Cia melayang jauh memikirkan Alvin yang mungkin sudah lama menunggunya. Apa yang dilakukan laki-laki itu? Atau masihkah Alvin menunggunya saat ini? Dan sialnya, pembicaran yang tidak berbobot ini belum juga usai.

"Vian mau lanjut kuliah dimana nanti?" tanya Bambang tersenyum tulus.

"Di Swiss, Yah. Itu pun kalau Cia nggak keberatan," ujar Vian sembari menatap Cia yang nampak melamun di sampingnya.

"Cia, menurut kamu gimana?" kali ini Ratna yang bertanya. Cia hanya diam. Tidak menanggapi.

"Cia?" panggil Ratna sembari menyentuh tangan gadis itu lembut. Cia tersentak lalu menatap semua orang yang memberikan atensi padanya.

"Ya? Kenapa?" tanya Cia tersenyum kikuk.

"Kamu mikirin apa sih?" tanya Aini heran.

"Nggak ada, Bunda. Cuma mikirin skripsi, minggu depan kan mau sidang," cengir Cia menutupi kebenaran.

"Oh, udah mau sidang aja ya?" Tanya Ratna. Cia hanya mengangguk.

"Menurut kamu gimana? Vian mau lanjut kuliah di Swiss katanya," ujar Aini.

"Oh," jawab Cia spontan.

"Oh?" tanya Aini tidak suka dengan respon yang diberikan Cia.

"Maksud Cia, bagus dong kalau Vian mau lanjut kuliah di luar negeri." Cia tersenyum dengan ekspresi yang sangat bodoh.

"Jadi boleh ni?" tanya Ratna ikut nimbrung. Cia mengangguk mantap.

"Apapun pilihan Vian, nggak ada hubungannya 'kan sama Cia. Itu hidup Vian, Cia cuma bisa nge-support semua pilihannya." Cia tersenyum.

Vian menoleh menatap Cia yang terlihat bodoh dengan senyum palsu itu. Vian tahu kemana arah dan maksud dari ucapan Cia itu.

"Kamu serius?" kali ini Vian yang bertanya. Raut wajah laki-laki itu nampak serius.

"Dimana pun kamu kuliah dan apapun pilihan kamu, terus aku peduli?" tanya Cia berbisik, takut jika yang lain tahu apa yang barusan ia ucapkan pada Vian.

"Kamu bakalan nyesal dengan ucapan kamu hari ini." tegas Vian memberi penekanan.

"Nggak akan pernah." Cia menantang tatapan dari Vian.

"Ekhem ..." Fery berdeham pelan. Membuat Vian dan Cia memalingkan wajah.

-

-

-

Disinilah Cia sekarang. Duduk di samping Vian yang sedang mengemudi mobil dengan kecepatan sedang. Cia merengek pada Vian agar laki-laki itu mau mengantarnya ke tempat Cia dan Alvin janjian untuk merayakan anniversary mereka yang pertama.

I SHALL EMBRACE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang