ISEY || CHAPTER DUA

960 69 6
                                    

[I Shall Embrace You]

-

-

Hai!!!!!

Aku nggak tahu kenapa aku nulis cerita ini.

Dapat inspirasi waktu dateng ke acara nikahan temen huehuehue

Yaudalah ... happy reading

jangan lupa vote cerita ini~

-

-

Jam menunjukkan pukul setengah enam sore ketika Cia berlalu menuju parkiran fakultas. Suasana kampus sudah mulai sepi, tidak banyak mahasiswa yang ada di sana. Beberapa pintu kelas sudah ditutup. "Hah...capek banget tahu nggak," keluh Ranti pada sahabatnya. Cia menoleh ke arah Ranti lalu tersenyum.

"Lebih capek minggu depan," jawab Cia.

"Benar juga ya...." respon Ranti. Keduanya terkekeh lalu berjalan menuju parkiran.

"Ganteng bangettttt," ucap Ranti yang membuat Cia menoleh ke arahnya.

"Siapa?" tanya Cia penasaran.

"Siapa lagi kalau bukan kapten basket fakultas kita," jawab Ranti sembari mendongakkan dagunya ke arah lapangan basket. Cia ikut menoleh ke arah lapangan, terlihat beberapa mahasiswa masih nampak bermain di lapangan basket. Meskipun pertandingan telah usai tiga puluh menit yang lalu.

"Masih gantengan Alvin," sambar Cia tidak peduli. Ranti langsung memukul lengan sahabatnya itu.

"Dasar!" ucap Ranti jengkel.

"Tapi dia cuek banget," sambungnya.

"Terus?" Cia hanya merespon seadanya.

"Aku nggak pernah denger dia punya pacar atau deket sama siapa gitu," jelas Ranti.

"Semua orang di fakultas juga tahu dia kayak gimana," ujar Cia.

Ranti mengangguk setuju. "Tapi bisa jadi aja dia LDR. Secara tipe-tipe modelan dia tuh kayaknya setia deh."

Cia memutar kedua bola matanya mendengar celoteh sahabatnya.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Ranti ketika mereka sampai di parkiran.

"Sama Alvin," jawab Cia.

"Mau aku tungguin nggak sampai Alvinnya nongol?" tawar Ranti.

Cia menggelengkan kepalanya pelan. "Gausah. Kamu pulang aja, kayaknya kasur di kamar kamu udah manggil buat ditiduri deh."

Ranti cengengesan. "Oh...yaudah aku balik duluan ya," pamit Ranti seraya masuk ke dalam mobilnya. Cia tersenyum lalu melambaikan tangannya pada Ranti.

Ia menatap kepergian sahabatnya itu, hingga mobil Ranti tidak lagi terlihat. Parkiran sangat sepi sore ini, hanya ada beberapa motor dan satu mobil yang sangat familiar bagi Cia. Gadis itu terpaksa menunggu beberapa menit karena Alvin masih ada keperluan dengan anak-anak HIMA. Gadis itu mondar-mandir sembari menunggu kedatangan Alvin. Ia berbalik ketika ia mendengar suara langkah kaki yang mulai mendekat.

"Kamu kok-" ucapannya terhenti ketika laki-laki yang berjalan ke arahnya bukan seseorang yang sedari tadi ia tunggu.

Laki-laki itu menatap Cia datar, seolah tidak suka dengan keberadaan gadis itu. Cia menggigit bibir bawahnya gugup. Pasalnya, selama ia kuliah dirinya tidak pernah terlibat interaksi yang mengharuskan ia berbasa-basi dengan laki-laki di hadapannya ini. Ketika pandangan mereka bertemu, buru-buru Cia membuang pandangannya ke samping.

I SHALL EMBRACE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang