Suatu ketika saat William berjalan-jalan di London bersama kakaknya selalu saja muncul seseorang yang sangat dia tidak ingin temui, bukan hanya Louis saja yang tidak suka keberadaan orang itu dekat dengan William tetapi Albert juga.
Apalagi kalau orang itu sudah mulai menyapa terus bertingkah seperti orang dekat, salaman, merangkul dan sekarang juga....
"Pagi William," sapanya sambil melambaikan tangan.
Albert memicingkan mata saat melihat lambaian tangan itu, untuknya lambaian tangan itu sepeti lambaian dari seorang perempuan yang tidak tahu adab, kenyataannya perempuan itu suka nunggak bayar sewa kos.
"Pagi Sherly," sapa balik William pada perempuan berambut hitam.
"William gamau masuk ke dalam dulu? Kita minum teh."
"Tidak ada waktu untuk meminum teh bersama gelandangan ini," timpal Albert sambil menatap tajam pada perempuan itu.
Mendapat tatapan meyeramkan dari kakaknya William tidak membuat dia takut sama sekali, malahan dia senang sekali bisa menjahili Albert.
"Tuan Moriarty gitu amat, padahal saya ngajak baik-baik lho," katanya.
"Kakak ga mau nih? Padahal asik lho denger Sherly main biola."
Urat di dahi Albert semakin jelas terlihat, adiknya sampai berkata seperti itu dengan ekspresi wajah seperti kucing sedang sedih, suaranya William di telinga Albert seperti sedang kecewa karena dia menolak ajakan Sherlock.
Sherlock mencoba untuk menahan tawa, ternyata rasanya seperti ini bisa mendapat pujian dari William. Kemenangan telak.
"Lain kali saja bersama Loius," kata Albert pada William, dia sedang berusaha mencegah William untuk masuk ke sarang setan.
"Ehhh? Kenapa?"
Biar kami membunuh perempuan itu..., jawabanya dalam hati, kedua tangannya sudah terkepal erat menahan amarah yang bergejolak. "Tentu saja agar makin seru," Albert berdeham, "bersama Moran dan Fred juga."
"Iya juga ya, yaudah deh Sherly lain kali ya kami berkunjungnya."
"Yahhh ... bener ya?"
"Iya."
Sherlock memasang raut kecewa, ternyata dia tidak jadi menggaet masuk William ke kamar hasil nunggak uang sewanya. Sherlock jadi menjadapat ide untuk membuat ramuan ajaib, tentu saja tikus percobaannya adalah ... John Watson tersayang.
Mereka pun berpamitan dengan Sherlock dan melanjutkan jalan-jalannya, mereka berniat mampir ke kafe, selagi masih bisa jalan bareng--kan kalo udah loncat ke sungai ga mungkin.
William menatap kakaknya yang terus memasang raut serius seperti sedang memikirkan suatu hal, daritadi setelah adegan sapa-menyapa kakaknya jadi diam, sangat sedikit berbicara banyak bergumam aneh, dari nyiapin kursi interogasi sampai tukang jagal.
"Kak, Kak, Kak Albert."
"I--iya ada apa Will?"
"Kakak lagi mikirin apa sih? Kayaknya serius banget."
"Lagi mikirin rencana."
"Ohhh~." William ngangguk-ngangguk tanda mengerti, walaupun yang William pikirkan berbeda dengan kakaknha untuk saat ini.
Saat minuman yang dipesan datang, Albert tanpa melihat minumannya apa langsung diambil gelasnya lalu diseruput.
"Kok rasanya manis-asem gini?"
"Kakak tadi pesen jus jeruk."
William juga sebenernya aneh kok kakaknya pesen jus jeruk, biasanya minum wine terus.
"Lho?...." Albert melihat ke dalam gelas.
Jadi ini kata Moran, kalo cemburu bisa bikin gagal fokus.
"Kak, kalo ngerasa ga enak badan ke dokter yuk," kata William khawatir.
.
.
.
Bukan gagal fokus Bert, gagal mabok
Aku lagi baik, jadi dilanjutin karena ini draft udah membusuk :^>
KAMU SEDANG MEMBACA
Albert And William |Moriarty The FANFICTION|
FanfictionAku suka pair AlbeWill, makanya bikin buku ini, Sherlock hanya menjadi pelakor antara mereka Rate: T ples ples OOC parah gila Sherlock dan William akan sering menjadi korban genderbend Pair: mungkin lebih ke SheWill, AlbeWill atau She>>>Will<<<Albe ...