Aku sudah chat dan ketemuan dengan kaum gay, tentu saja secara sembunyi-sembunyi, sejak jagad gay masih menganggap MiRC, Yahoomessenger dan Gren Senen sebagai tempat bertemu. Kalau kamu tau apa itu semua, kamu pasti tau betapa tuanya aku.
Sekarang sudah Desember 2020 ketika aku membuat akun ini. Usiaku sudah hampir 50. Dan ternyata... aku masih saja bermain aplikasi chat gay.
Tentu saja aku sudah menjadi gadun yang matang. Yang dikejar-kejar pencari gay dewasa. Aku hampir bisa memilih gay yang seperti apapun sekarang. Tinggal bilang ya, ayuk, lalu ngobrol sampai tidur bersamanya.
Tapi apakah aku senang...?
Apakah aku jadi lebih tenang...?
Apakah aku menemukan kebahagiaan...?Yah, benar. Yang ada justru bosan. Tidak ada kesenangan, ketenangan dan kebahagiaan dalam hubungan dengan mereka. Entah karena memang tidak ada, entah karena aku belum nemu saja.
Yang jelas aku masih main aplikasi gay. Bukan karena mencari sesuatu atau seseorang, cuman karena aku susah berhenti saja.
Aneh sekali. Justru ketika aku seharusnya mencapai kematangan, bagian dalam jiwaku malah makin labil.
Hari ini aku ketemu sama Rian. Brondong soleh, kalau chat isinya ngingetin sholat. Tapi ya itu. Dia suka banget nenen ke bagian-bagian tubuhku. Ini pertemuan ketiga, mungkin ia akan minum saripatiku lagi. Minum semuanya tanpa dimuntahkan lagi, membiarkan sebagian diriku menjadi bagian dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Harian Seorang Gadun
Short StorySeorang anak manusia yang memilih untuk menjadi orang biasa, pria biasa serta suami dan ayah yang biasa saja. Tetapi hasrat liar menyeretnya menjadi pria yang lebih suka memangsa sesama pria. Daripada mengekang, ia memilih untuk mengalir bersama has...