52. That Man is so Unlucky

366 62 28
                                    

Arsen langsung berjongkok di kaki kursi melihat Lavi tidak bergerak.

"Barran!" Dia berteriak.

Barran datang secara instan dan membuka rantai ikatan tangan dan kaki Lavi menggunakan kunci yang diberikan penjaga yang sekarang gemetar ketakutan. Mereka benar-benar tidak menyiksa Lavi begitu parah, bagaimana dia bisa terlihat seperti orang mati?

Apakah dia benar-benar mati?

Apakah mereka akan dieksekusi mati oleh Arsen?

Tangan Arsen mengepal kuat hingga buku jarinya memutih. Bahkan ketika kukunya mulai menusuk kulitnya, dia tidak lagi merasakan sakit. Dia merasa sangat marah dan ingin membunuh semua orang dengan kilatan matanya yang tajam.

Matanya melihat sekeliling penjara itu; sempit dan kotor. Tulang belulang manusia masih berserakan di lantai, dengan kerak darah lama yang mengeras. Lantai putih telah sepenuhnya berwarna hitam. Jangan ditanya bagaimana sensasi bau di dalam penjara ini, begitu menjijikkan. Di ruangan kecil itu, tidak ada ventilasi udara, tidak ada kasur dan Lavi harus diikat di kursi selama berhari-hari.

—oh, Arsen juga melihat nampan makanan busuk di lantai.

Karin menangis dengan keras. "Tuan Lavi, apakah kau baik-baik saja? Kau mendengarku?"

Arsen mendorong Karin menjauh. "Kita tidak tahu di mana lukanya. Jadi jangan menyentuhnya sembarangan."

Tali rantai itu berdenting dan telah terlepas. Tubuh Lavi yang lemah dan tidak responsif jatuh lurus ke bahu Arsen seolah-olah tidak bertulang. Tubuh itu sangat dingin dan kaku.

Arsen tidak tahu lagi bagaimana menggambarkan rasa murkanya. Ketika dia hampir meledakkan amarah, dia merasakan cubitan kecil di lengannya.

"Tuan Muda, kami benar-benar tidak menyiksa Tuan Lavi. Kami hanya mengurungnya di tempat ini." Kedua penjaga di belakang segera berlutut di tanah, mengemis maaf. "Tolong ampuni kami."

Arsen tidak terlalu mendengarnya, sebaliknya dia mendengar bisikan lemah dari orang di bahunya, "Bawa aku pergi."

Merasakan napas hangat di lehernya, dia merasakan sedikit rasa geli dan hampir tidak bisa menahan diri. Dengan cepat mengalihkan pikirannya ke arah lain, dan melihat makanan sampah yang berserakan di piring. Bagaimana manusia bisa memakan itu?

Suara lemah di lehernya berkata, "Makanan itu beracun."

Mata Arsen membelalak.

Tidak hanya menyiksa, mereka bahkan memberinya makanan beracun. Tidak heran jika mereka merupakan musuh berat satu sama lain. Tidak heran pula jika dia menaruh curiga bahwa mungkin kemiliteran benar-benar ingin menyingkirkan Lavi secara halus.

Awalnya Arsen percaya ketika dua komandan itu berkata bahwa mereka juga korban dari masalah ini. Sekarang nampaknya tidak heran jika mereka adalah bagian dari pelaku yang sebenarnya.

Arsen menyelipkan tangannya di bawah lutut dan punggung Lavi, mengangkatnya ke udara dengan mudah. Dia melewati dua penjaga yang merengek di tanah. "Masalah ini akan diurus nanti. Aku pastikan kalian tidak bisa kabur bahkan jika kalian ke neraka."

Penjaga itu terus berteriak dan meraung, tetapi Arsen telah pergi jauh melewati lorong berliku yang penuh dengan teriakan menyiksa. Walaupun perjalanan masuk terasa sangat panjang, namun mereka lebih cepat menemukan jalan keluar dari sana. Kereta kuda sudah menunggu di halaman penjara.

Karin tidak peduli bagaimana rupanya, dia benar-benar khawatir dan ingin berada di dekat Tuan Lavi-nya.

"Tuan Lavi, kau akan baik-baik saja. Percayalah padaku. Kau harus bertahan."

BLACK MASK [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang