satu

550 44 133
                                    

sore guys~

ini baru permulaan , mungkin agak panjang

hehe !

.

.

Selasa, 2020.

Bel istirahat baru saja berbunyi. Cella tengah berjalan menuju loker untuk menyimpan barang-barangnya selepas pembahasan soal PAS. Begitu lokernya terbuka, surat cinta dari para cowok-cowok berhamburan ke luar, membuat Cella menghela napas jengah. Ketika hendak membuang semua kertas-kertas tidak penting itu ke tempat sampah, sebuah amplop berwarna hitam menarik perhatiannya.

Cella segera meraih amplop itu dengan heran. Di dalamnya, terdapat sebuah surat  dengan deretan kalimat yang ditulis menggunakan tinta merah menyerupai darah.

Selamat!

Anda diundang dalam sebuah permainan bernama 'Who Are The Killers'! Murid yang diundang wajib berpartisipasi! Moderator akan memasukkan Anda ke sebuah grup sebelum permainan dimulai.

Tertanda,
Moderator

"Apaan, sih?" Cella mengerutkan alisnya. Ketika baru saja ia ingin membuang benda itu ke tempat sampah, Syifa datang menghampirinya.

"Di sini lo ternyata! Gue udah nyariin lo ke mana-mana tau ...! Eh, lo juga dapet? Lo nemu di mana?" Syifa menatap kepo surat yang dipegang Cella.

Sahabat karibnya itu mengerutkan alis. "Hah? 'Lo juga'? Gak tau, gue nemu di loker."

"Iya, tadi pagi gue juga nemu amplop yang sama di loker. Karena bingung itu amplop apaan, ya udah gue biarin aja di situ. Kali aja ada yang salah masukin, kan?" Syifa lalu menarik tangan Cella. "Ayo, ih! Ke kantin! Gue laper tau!"

Cella buru-buru memasukkan amplop itu kembali ke dalam lokernya. Lalu mengikuti Syifa yang menariknya secara paksa.

Di Kantin ...

Mereka berempat, Alin, Zaya, Cella, dan Syifa, sedang makan siang bersama di sebuah meja. Sebelumnya, mereka tengah membahas boyband yang sedang beken akhir-akhir ini. Namun entah kenapa, tiba-tiba topik pembicaraan berubah begitu Cella menyeletuk.

"Eh, btw, gue dapet undangan ke permainan aneh gitu. Kalo gak salah, namanya 'Who Are The Killers?' gitu deh. Norak banget pokoknya, mana tintanya pake warna merah darah gitu lagi. Kalian ada yang dapet?" tanyanya seraya memandang Alin dan Zaya secara bergantian.

"Hah? Permainan apaan, tuh? Jangan-jangan itu perbuatan fans lo yang iseng, Cel?" balas Alin.

Cella menggeleng. "Nggak, Lin! Itu asli! Buktinya, Syifa juga dapet."

Pandangan Alin beralih pada Syifa yang langsung mengangguk. "Iya. Gue juga dapet."

"Hmm ... gue juga dapet, kok." Kini semua perhatian tertuju pada Zaya. "Gue nemu di loker gue tadi pagi. Gue nggak tahu siapa yang taruh itu di sana. Padahal loker gue kekunci. Kalian juga, kan?"

Syifa dan Cella mengangguk, sama herannya. Sementara Alin, satu-satunya yang belum mendapatkan amplop itu menatap mereka bingung.

Duk!

Tiba-tiba, seseorang menyenggol meja mereka dan menjatuhkan sesuatu. Alin kesal karena ponsel dengan softcase pink yang ia letakkan di atas meja terjatuh. Ketika berjongkok untuk meraih ponsel, perhatian Alin tertuju pada amplop hitam di sebelahnya.

Who Are The Killers? ; Thriller Games [CLOSED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang