Janji Gio untuk Salsa

0 1 0
                                    

Sore ini senja begitu indah melukis langit di atas sana, bahkan desiran angin pun turut serta menambah keindahan yang dengan lembut menggoyangkan hamparan bunga tulip hingga aromanya seolah menari-nari melingkupi pasangan yang masih betah terdiam menikmati suasana tersebut. Tak ada yang bersuara di antara mereka, hanya ada suara gemericik air mancur di depan mereka yang begitu menenangkan. Suasana sore ini begitu tenang dan penuh kedamaian, membuat mereka menikmati keheningan yang terjadi tanpa rasa canggung sedikit pun. Sesekali, mata Gio mencuri-curi pandang ke wajah cantik perempuan di sampingnya. Perempuan yang belum lama ini menjadi pacarnya dan membuat hidupnya terasa sangat menyenangkan.

Salsa yang sedang memejamkan matanya menikmati desiran angin itu lantas menoleh ke arah Gio ketika merasa diperhatikan. Gio yang melihat Salsa menangkap basah dirinya yang sedang menatapnya hanya menampilkan senyuman hangatnya. Salsa ikut tersenyum dan memalingkan wajahnya menatap lurus ke depan.

"Yo." Salsa memanggil Gio pelan, hanya ingin mendapatkan perhatian Gio sebelum melanjutkan ucapannya, "Mereka udah pisah sekarang."

Gio terdiam, matanya menatap Salsa dengan sendu yang tak mampu lagi ia sembunyikan. Perempuan itu masih melukis senyuman di wajahnya, tetapi senyum itu terlihat sedih dan membuat wajahnya sedikit meredup. Tanpa bertanya pun Gio tahu siapa yang dimaksud oleh Salsa. Ia bergerak menggenggam lembut tangan Salsa, mencoba memberikan ketenangan untuknya.

Salsa melirik sekilas tangan hangat Gio yang menggenggam tangannya. Perasaan hangat itu merambat menghangatkan hatinya dan memberikan sedikit ketenangan yang memang sangat ia butuhkan saat ini.

Salsa memejamkan matanya, bayangan tentang hari di saat ia berbicara dengan orangtuanya dan meyakinkan mereka bahwa ia akan baik-baik saja dengan segala keputusan yang akan mereka pilih nanti. Lalu, keputusan yang Salsa sudah tahu akan menjadi akhir dari segalanya pun akhirnya terucap. Perceraian mereka tak bisa lagi dihindari dan menjadi pukulan menyakitkan untuk dirinya. Sekuat apa pun Salsa mencoba untuk mempersiapkan dirinya, nyatanya ia tetap saja kalah dengan gema menyakitkan yang berputar-putar dalam pikirannya. Salsa tahu, bahwa ia yang meminta Mamanya untuk melepaskan pernikahannya. Namun, tetap saja menyakitkan ketika akhirnya mereka setuju bercerai begitu saja tanpa memikirkan dirinya sedikit pun.

Salsa berpikir bahwa mungkin orangtuanya sudah benar-benar lelah mempertahankan sesuatu yang tidak bisa lagi dipertahankan. Sehingga ketika penghalang yang selama ini menahan mereka terbuka, mereka pun tak berpikir dua kali dan langsung memutuskan untuk melarikan diri. Saling melepaskan dari hubungan yang tak lagi memiliki fondasi di dalamnya.

"Aku pasti keliatan jahat banget ya sekarang? Padahal, harusnya mereka yang selama ini merasa tersakiti karena harus bertahan demi aku. Tapi kenapa aku yang merasa seolah paling tersakiti di sini." Ia melemah. Pertahanan dirinya hancur begitu saja. Salsa mulai menangis meluapkan segala perasaan yang ia rasakan. Tak lagi mampu mempertahankan kuatnya di hadapan laki-laki yang selalu menjadi lemahnya ini. Semuanya seakan terjatuh begitu saja, seperti hujan deras yang mengguyur bumi tanpa ampun. Salsa mengeluarkan segala emosinya tanpa terkecuali. Gio perlahan memeluk Salsa, menenangkan perempuannya dengan mengusap lembut rambut Salsa.

Dia tidak menyangka perempuannya akan terjatuh sedalam ini ke dalam lubang menyakitkan yang terjadi karena keputusan orang dewasa. Dia tidak ingin berbicara apa pun, ia hanya ingin mendengarkan keluh kesah perempuannya dan memeluknya untuk memberitahukan kepada Salsa bahwa ia selalu ada di setiap kondisi apa pun yang menimpa dirinya.

"Sal, semua orang berhak merasakan sakit. Orang yang merasakan sakit dan terluka itu bukan orang yang jahat. Aku bangga sama kamu, kamu udah dewasa dan memikirkan kebahagiaan orang tua kamu dengan merelakan kebahagiaan kamu sendiri," ucap Gio ketika merasakan Salsa yang sudah mulai tenang di dalam pelukannya.

Dear My RomeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang