BAB 2

36 6 0
                                    

Tubuhnya jatuh saat deva meninggalkannya, tangisnya tak bisa ditahan, hatinya sakit mendengar kata-kata arsen.

Dara menghampiri agena yang menangis didepan toilet, dara sebenarnya tau sejak tadi agena menahan tangisnya karena perkataan arsen dan deva tetapi dia tidak berani ikut campur dengan urusan sahabatnya itu.

"Bangun gena. Dara yakin kak arsen gak suka cewek cengeng" dara memeluk tubuh agena yang masih bergetar menahan isakannya.

"Trus gue harus apa? Ini sakit banget ra hiks sakit bangett!" Dara menggeleng menghapus air mata gena yang terus menetes, itu tangisan gena yang sekian kali setelah mendapat penolakan dari arsen.

"Sejak awal memang sakit tapi gena memilih maju juga kan? Sekarang udah terlanjur semuanya gak akan kembali seperti awal, ayo bangun tunjukan pada kak arsen kalau cinta gena lebih besar dari pada penolakannya" gena menghapus air matanya menatap dara yang tersenyum lebar didepannya merasa beruntung memiliki sahabat seperti dara dan yang lainnya.

"Makasi lo selalu ada buat gue" ucap gena diangguki dara.

"Dara harus lanjutin hukuman dara, gena semangat ya!" Setelah mengatakan itu dara berlari menjauh menuju lapangan.

Agena melanjutkan hukumannya setelah merasa lebih tenang, senyumnya mengembang saat wajah arsen yang sedang bermain basket terlintas dalam pikirannya.

"Sampai sejauh apapun lo lari. Gue bakalan kejar lo sampai dapat!" Gumannya lalu terkekeh ringan saat mengingat wajah kesal arsen jika ia memberikan makanan atau minuman setiap paginya.

________

Deva tertawa keras saat melihat wajah kesal arsen menepuk bahu sahabatnya pelan membuat arsen semakin kesal.

"Udah lo terima nasib aja mungkin dia emang jodoh lo" tambah andre yang berdiri dibelakang arsen yang ikut melihat gadis gila yang mengejar arsen putus asa seperti yang dikatakan dan direncanakan arsen tetapi gagal, mental agena jauh lebih kuat dibanding pikiran arsen.

"Sial!" Umpat arsen lalu melenggang pergi meninggalkan teman-temannya mengejeknya.

Deva dan andre saling melirik lalu mengejar arsen yang tampak sangat marah, mereka sangat tau tabiat arsen jika marah dia akan menghancurkan apapun yang ada disekitarnya, kemarahan tak bisa dikendalikan.

"Arsen tunggu, sen!" Teriak andre tetapi telinga arsen seakan tuli tidak mendengar teriakan kedua temannya.

"Gue yakin satu kelas hancur" ucap deva dengan nafas tersenggal.

"Parah banget sih"

Arsen mendorong pintu kelas dengan kencang sehingga menimbulkan suara keras, satu kelas diam tidak ada yang berbicara mereka tau arsen sedang marah tidak ada yang bisa menghentikannya.

"Arsen kendaliin diri lo!" Teriak abraham memegang tangan arsen yang hendak memukul meja.

"Lo gila ya?" Decak arya bangkit dari duduknya.

"Iya! Gue gila! Gila karena cewek itu!" Teriak arsen frustasi.

Abraham dan arya saling menatap lalu menghela nafas pelan.


Udah part 2 aja nih, jangan lupa vote ya!💗

Pchimmy__

Chasers of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang