O n e - Kiara Ramirez

131 22 155
                                    


••Happy Reading••

"Bun! Bundaa, Kia kerumah Asha sebentar yaa!" pekik seorang gadis cantik di ambang pintu utama rumahnya.

"Mau ngapain kamu kesana Kiara? udah jam tujuh malam loh sebentar lagi makan malam siap," balas wanita paruh baya yang merupakan sang ibu dari, Kiara Ramirez.

"Sebentar Bunda, ini penting, tahu!" ucap Kiara membuat sang Bunda menggeleng heran.

"Yaudah sebentar, loh ya. Hati-hati dijalan!" balas sang Bunda dengan senyumnya.

"Kunci mobil mana, Bun? masa Kia jalan," cibir Kiara membuat bundanya terkekeh.

"Bukannya kamu lagi dihukum Ayah, ga boleh pake mobil?" tanya sang ibunda membuat Kiara berdecak lalu melangkah menuju rumah sang sahabat.

Di jalan, Kiara menendang-nendang kerikil kecil yang bertebaran di trotoar kesal.

"Ish, Ayah jahat banget pake hukum gue ga boleh bawa mobil segala," kesalnya seraya menendang kerikil yang agak besar kuat hingga kerikil itu melayang.

Tuk!

Terlihat ada seorang cowok yang tengah memegangi kepalanya yang sepertinya terkena timpukan kerikil dari Kiara.

"Woy! siapa yang berani nimpuk gue?!keluar lo!" teriak sang cowok membuat Kiara membelalakan matanya.

"Kalo ga keluar, gue do'ain jodohnya burik!" teriaknya lagi membuat Kiara semakin melotot.

Segera Kiara berlari menghampiri cowok itu seraya meringis membuat cowok yang terkena kerikil tadi mengeryit.

"Lo siapa?" tanya cowok itu dengan wajah datar.

"E..gu-gue yang gak sengaja nendang kerikil sampe kena kepala lo," aku Kiara membuat cowok itu terlihat kesal. "So-sorry, gue gak sengaja."

"Heh! lo tuh ya, kalo mau main tendang-tendangan di lapangan sana, jangan disini! Kalo ngenain kan sakit!" protes cowok itu membuat Kiara memutar bola mata malas.

"Yaudah sih, maaf!"

"Enak aja maaf-maaf, lo harus dapet hukuman!" cibir cowok itu membuat Kiara mendengus.

"Eh apa-apaan, baperan banget sih lo! kan cuma ketimpuk kerikil juga, gaya nya kaya ketimpa musibah besar!" balas Kiara.

"Pokoknya lo harus dapet hukuman!" ulang cowok tadi membuat Kiara rasanya ingin menghajar cowok itu.

Kiara tak memperdulikan ucapan cowok itu dan segera berlalu menuju kerumah sahabatnya.

💫💫💫

Kiara saat ini sedang berada dirumah sahabatnya untuk membantu tugas mata kuliah sahabatnya.

Oh iya, sahabat Kiara ini bernama Asha Stencya Greyson. Asha satu tahun lebih muda dari Kiara. Gadis yang penuh keceriaan, cerewet, suka sekali membuat Kiara kesal. Sifatnya lah yang membuat mereka sangat dekat.

"Sha, lo nyuruh gue kesini niatnya minta bantuin ngerjain tugas atau ngeghibah sih? daritadi ghibah mulu heran," celetuk Kiara jengah

"Ehe, ngerjain sekaligus ghibah." Jawab Asha seraya nyengir tak berdosa.

"Heh, ini tapi lo kek yang ajarin gue, masa tugas gue belum ada yang diisi lo udah hampir selesai aja. Gak mau ya gue dihukum dosen sendirian," protes Kiara. Pasalnya setiap ada tugas, gadis itu selalu dihukum oleh dosen, mana dihukum sendirian pula. Menyebalkan bukan?

"Tenang aja, nanti gue kasih bocoran." Balas Asha enteng.

Kiara memicingkan matanya, gadis itu tak yakin sahabatnya ini benar-benar memberikannya bocoran tugasnya ini. Karna setiap Asha berkata akan memberikan bocoran, ia malah memberikannya jawaban asal yang membuatnya berakhir dihukum. Sahabat laknat memang!

"Apa micing-micing gitu? gak percaya lo?"

"Suudzon lo!" cerca Kiara, setelahnya gadis itu cengengesan. "Hehe, iya sih."

Duk!

Satu pukulan halal berhasil meluncur mulus di kepala Kiara membuat gadis itu mengaduh kecil.

"As--taghfirullah, Asha tidak berakhlak ya, dirimu!" sungut Kiara seraya memegangi kepalanya yang terkenal pukulan tak berakhlak dari Asha.

"Hehe, tangan gue yang minta, Ra."

"Mana ada konsepnya begitu?! laknatullah sekali kamu ini miskah!" gerutu Kiara mencubit pipi Asha kuat.

Asha kesakitan, bahkan bicara ia hanya bisa berkata kalimat 'aduh' saja.

"Lwepasin anjwir, sakwit hweh!" dumel Asha tak jelas membuat Kiara menahan tawanya yang hampir meledak.

Hingga puncaknya, tangan Kiara menggelitik pinggang sahabatnya, guna menyelamatkan diri dari jeweran khas dari Kiara untuk pipi chubby milik Asha.

"Mampus, 'kan lo!" ejek Asha merasa menang.

Baru saja Kiara hendak membalas menggelitik pinggang Asha, namun suara dering ponsel Kiara tanda ada yang menelfon berbunyi seketika.

"Siapa deh," gumam Asha dan Kiara bersamaan.

Kiara mengamit benda pipih yang berada di meja dan melihat namecontact nya. Ternyata tak dikenal?

Gadis berambut panjang sepunggung berawarna coklat ke kuningan itu menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"Halo, siapa ya?"

"..."

"Lah ilah, lo dapet nomor gue dari siapa, sialan?!"

"..."

"Ck, aish, tak berfaedah bahasa lo. Gue matiin aja, bye!"

Setelah memutuskan sambungan, Kiara memilih mengajak Asha fokus kepada tugas agar gadis itu tak lagi banyak bertanya. Pasalnya, Asha jika sudah mengetahui sesuatu, ia akan mengkoreknya hingga tuntas. Detektif banget gak tuh?

Setelah sekian 1 jam mengerjakan tugas bersama, Kiara pamit kepada Asha juga ibu sahabatnya dengan sopan.

"Udah malem, dapet taxi gak, ya?"

"Bismillah, dapet. Gak dapet gue report pihak go-car nya." Kiara terus mendumel seraya mencari-cari sopir yang masih online pada jam ini.

Namun, belum juga Kiara menekan tombolnya check-in, sudah ada mobil berhenti di hadapannya. Tapi bukan mobil go-car dari kelihatannya. Apa jangan-jangan ini mobil penculik, persi mapia? Eh ralat, mafia!

Ternyata dugaan Kiara salah, mobil yang berhenti di depan nya adalah mobil milik cowok yang tadi tak sengaja ia timpuk.

"Masuk, biar gue anterin lo pulang."

••To Be Contunied••

Bismillah, jeng, jeng, jeng!!
Sekali kali lah, gue bikin genre Romance, wkwk
Di draft gue isinya TeenFic semua broh!
Pengen nyoba ngetik Romance:D

Bissmillah, banyak peminatnya! Aamiin...

Alvin's My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang