Nine : Jason salah

515 33 0
                                    

Clarin dan Jason sudah sampai dirumah dan disambut mommy nya. Seperti biasa, mereka berpelukan. Saat Laura ingin menarik tangan Clarin, Clarin mendesah sakit.

"Aw"

Laura langsung panik dan mencari luka nya. Ternyata ada memar biru di tangan kanan Clarin. Laura langsung panik, "Ini kenapa, Clarin?"

"Kamu habis ngapain? Siapa yang ngelukain ini, hah?" tanya nya bertubi tubi.

"Mom, aku baik baik aja. Udah diobatin juga. Jason juga udah ngehukum orang itu" ucapnya dengan penuh makna.

Laura membawa Clarin masuk ke dalam dan duduk di sofa. Laura menepuk tangan nya dua kali, datanglah maid.

"Bawakan kompresan dan P3k" perintahnya dan diangguki oleh maid tersebut.

Jason rasa, dirinya tak perlu ada disini. Ia memutuskan untuk naik ke kamarnya, namun terhalang oleh ucapan mommy nya.

"Kamu tetap disini, Jason" ucapnya dengan dingin.

Ah Jason lupa. Ia harus menerima banyak omelan dulu karena tak bisa menjaga adiknya dengan baik. Jason pun duduk di depan mereka. Menatap mommy nya yang sedang mengobati luka Clarin.

Clarin tau bahwa kakak nya akan dimarahi habis habisan. Walaupun kakak nya sudah terbiasa dan menghiraukan omelan itu, tapi Clarin merasa iba dengan kakak nya. Toh, ini salah dirinya yang ceroboh bukan?

"Mom, kak Jason udah mukul habis orang itu sampai hampir pingsan,"

"Kak Jason juga udah ngobatin aku dengan benar. Kak Jason gak salah dan gak pantes di omelin. Aku yang salah gabisa jaga diri aku, mom" ucap Clarin berusaha membujuk mommy nya agar tak mengomeli kakaknya.

"Ini juga kecelakaan saat olahraga, wajar mom" lanjutnya.

"Mommy tau kakakmu udah ngehajar habis orang itu. Lihatlah tangannya, sampai berdarah gitu"

Ucapan Laura membuat mereka terkejut. Clarin langsung melihat tangan kakaknya. Sial, mengapa
ia baru sadar? Saking kesalnya tadi, tangan Jason sampai berdarah karena banyak memberikan pukulan kepada Xavier.

"Sini," ucap Laura ke Jason.

Jason menatap tangannya, memang berdarah, namun tak terasa sakit. Tapi untuk menghilangkan ke khawatiran mommy nya, lebih baik lukanya diobati. Jason berdiri dan duduk disamping Laura.

"Lo kenapa gabilang tangan lo luka? Harusnya tadi di obatin dulu supaya gak infeksi" cerocos Clarin yang dibelakang Laura.

Laura mulai mengobati luka Jason, "Kamu kaya gatau kakak kamu aja. Mana mungkin dia ngasih tau luka nya ke kamu. Dia kan gak mau adik kesayangan nya khawatir" ucap Laura dengan kekehan.

"Mom, itu lebay" elak Jason terhadap ucapan Laura.

Clarin berpindah duduk menjadi disamping kakaknya, ia memukul pelan pundak Jason. "Lo tuh ya, kalo gue ada luka sedikit aja langsung berubah jadi singa. Tapi pas lo luka, kenapa lo diem aja? Seharusnya gue juga berhak jadi singa, gue mau ngehukum orang yang menjadi alasan luka lo" cerocosnya.

"Lo dong,"

"Lo kan selalu menjadi alasan gue berantem kaya singa" ucapnya dengan kekehan.

Clarin terdiam. Memang benar. Clarin tidak bisa memungkiri hal itu. Tapi ia tak mau kalah.

"Ya siapa tau, lo bukan berantem karena gue. Bisa jadi lo berantem karena pacar lo!" balasnya.

Laura menoleh, "Emang kakak kamu punya pacar? Dia terlalu sibuk ngejaga kamu sampai ia gak mau cari pacar"

CLARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang