Bab Satu

23.7K 1.4K 20
                                    

Mood Kareen benar-benar jatuh ke tingkat terendah setelah mendengar suara Nando. Playboy kelas kakap yang hanya bisa mempermainkan hati perempuan saja. Kenapa Kareen harus jatuh cinta kepada pria semacam itu sih? Harusnya sejak awal dia sadar bahwa Nando hanya mempermainkan dirinya saja. Tapi, untungnya, Kareen tidak sebodoh Hanas. Setelah melihat Nando bersama Jessy di kafe malam itu, Kareen tahu Nando hanya mempermainkan dirinya saja. Jadi mulai saat itu juga Kareen tidak akan mengharapkan pria itu lagi. Dia akan menghapus semua perasaannya kepada pria itu. Dia tidak akan menyisakan sedikit pun perasaan sukanya terhadap Nando. Dia akan menghilangkannya tanpa bekas sedikit pun.

Untuk menenangkan pikirannya, Kareen berjalan-jalan di sekitar hotel tempatnya menginap. Melihat festival akhir tahun yang kebetulan diadakan di halaman gedung pertunjukan yang tidak jauh dari sana. Siapapun boleh masuk dan melihat pertunjukan itu.

Setelah puas menonton dan mengambil beberapa potret, Kareen kembali berjalan. Kali ini tujuannya adalah sebuah kafe yang terletak tidak jauh dari gedung pertunjukan. Untuk menenangkan pikiran, dia juga membutuhkan segelas kopi.

Kareen terkejut saat seorang pria yang awalnya bersandar di dinding sebuah bangunan tiba-tiba terjatuh begitu ia lewat. Pria itu nampak meringis memegangi perutnya.

"Help me! Help me!" Pria itu berkata lirih.

Kareen melihat sekeliling. Ada beberapa orang yang lewat di dekat mereka. Tapi, kenapa mereka seolah tidak melihat pria yang meminta pertolongan ini. Awalnya Kareen ragu untuk mendekat. Bagaimana jika pria ini hanya berpura-pura dan dia mempunyai niat jahat padanya. Namun, mendengar suara pria itu yang seperti tersiksa, Kareen menjadi tidak tega. Dia mendekati pria itu. Menyentuh bahunya dan bertanya dengan lembut.

"Are you fine, mister? Are you hurt? Yes, you are hurt. Your stomach is bleeding."

Kareen langsung panik saat melihat perut pria itu berdarah. Darahnya terus menerus mengalir tanpa henti. Kenapa perut pria itu mengeluarkan darah sebanyak itu? Sebenarnya apa yang terjadi?

"Please, calling an ambulance. My phone is lost." lirih pria itu menahan kesakitannya.

Kareen langsung bergegas mengambil ponsel dan menelepon ambulan setelah mencari nomornya lewat google. Sesekali dia melihat keadaan pria itu. Darahnya keluar semakin banyak. Jika itu Kareen dia pasti sudah meninggoy di tempat. Tapi, pria itu sangat kuat. Dia bahkan masih sadar dengan keadaannya yang seperti itu.

"Hold on a little longer. The ambulance will be here soon." ucap Kareen setelah sambungan telepon terputus.

Dia kembali menghampiri pria itu. Dia memutuskan melepas syal yang ia kenakan dan menggunakannya untuk membalut perut pria itu. Berharap itu bisa memperlambat darah yang keluar.

Oh my God! Kenapa sekarang tidak ada orang selain mereka di sini?

🔥

Indonesia, tiga tahun kemudian...

"Hanas, please. Dengerin gue dulu. Gue–"

"Udahlah, Reen. Gue enggak butuh penjelasan Lo. Gue enggak nyangka Lo setega itu sama gue. Gue kira Lo itu sahabat sejati gue. Tapi, Lo sama aja kayak yang lainnya. Munafik. Cuma bisa nusuk gue dari belakang."

Wajah Kareen memucat. Kenapa cobaan terus-menerus menimpa dirinya? Dia hanya ingin menjelaskan kalau Hanas salah paham. Dia tidak pernah menyukai Niko atau ingin merebut Niko dari Hanas. Itu hanya salah paham. Oke, Kareen jujur. Niko memang menemuinya seminggu yang lalu, memberikan sebuket bunga dan seuntai kalung kepadanya. Pria itu datang dan mengatakan rasa suka kepada Kareen. Tapi, Kareen tidak menerimanya. Pria itu malah berakhir di tanah akibat tendangan Kareen.

Love Money [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang