Bab Dua

17.9K 1.2K 10
                                    

Happy reading, gangs!!!

Jangan lupa vote dan komen!!!

Semangat!!!

🔥

Kareen yang sedang membaca buku di teras depan langsung berdiri saat melihat sebuah mobil sedan mewah memasuki pekarangan rumahnya. Senyum manis terukir di bibirnya saat melihat seorang gadis kecil berwajah manis keluar dari sana. Ditemani seorang pelayan perempuan, gadis itu menghampiri Kareen.

"Hay Kak Kareen. Apa kabar, kak?" sapa gadis itu dengan senyuman termanis yang ia punya.

"Hay, Mila. Mau nyari Ray, kah?" tebak Kareen yang sudah pasti tepat sasaran.

Wajah Mila seketika memerah. "Ah, Kak Kareen tahu aja. Kak Kareen punya indera ke-enam, kah?" ucap Mila sembari menepuk tangan Kareen lembut dengan ekspresi malu-malu.

Kareen memutar bola matanya. "Emang siapa lagi yang Mila cari ke sini selain, Ray? Atau  ... Mila ke sini nyariin Doni, ya?"

Doni adalah adik Gisella yang berusia lima belas tahun. Sejak Gisella menikah dengan Ayahnya, Doni memang tinggal bersama mereka. Dia juga bersekolah di sekolah yang sama dengan Ray dan Mila. Doni adalah kakak kelas Ray dan Mila. Tapi, Doni ini terlalu pendiam dan terkesan menutup diri. Jadi, Kareen tidak terlalu mengenal sifatnya. Tapi, bodo amatlah! Enggak penting juga.

Mila menggeleng cepat. "Ogah! Malesin banget nyariin dia." ucapnya dengan ekspresi malas.

"Hmm, masa?" Kareen masih ingin menggoda Mila.

"Ihh, Kak Kareen! Panggilin Ray aja cepetan." Mila mulai kesal dan tidak sabaran.

Melihat wajah Mila yang pasti akan memerah saat merasa kesal merupakan hiburan tersendiri bagi Kareen. Itu sebabnya membuat Mila kesal adalah misi tersendiri baginya ketika bertemu gadis itu.

"Iya, iya. Kakak panggilin bentar." ucap Kareen pada akhirnya. Dia ingin melangkah memasuki rumah dan memanggil Ray yang pasti sedang berada di kamarnya di lantai dua. Namun, tidak jadi karena dia mengingat sesuatu.

"Kak Kareen kok balik lagi?" tanya Mila heran.

Kareen mengambil sesuatu di atas meja. Mengangkat benda pipih itu dan menunjukkannya di depan Mila. "Mending ditelepon aja. Kalo harus ke atas dulu pasti lama." ucap Kareen kemudian menghubungi Ray.

"Iya, juga ya." gumam Mila.

"Mil, kata Ray sebentar lagi dia turun. Selagi nunggu kenapa kita enggak masuk aja?" saran Kareen setelah menyadari kebodohannya. Dia membiarkan tamu berdiri di depan pintu tanpa mengajaknya masuk sama sekali.

"Gitu dong, kak. Aku udah nunggu kalimat itu dari tadi. Btw, aku mau mesen es teh manis, boleh?" ucap Mila kemudian memasuki rumah lebih dahulu. "Tapi harus Kak Kareen yang buatin." lanjut Mila.

Kareen mengejar dan mensejajarkan langkahnya dengan bocah ingusan yang selalu bertingkat seenaknya itu.

"Enak aja. Bikin sendiri sono!" ucap Kareen tidak terima. Emangnya dia pembantu gadis itu apa?

"Hehe, bercanda Kak. Baperan amat sih! Followers kakak lagi nurun, ya?"

"Apa hubungannya, bocah!?"

🔥

Kareen benar-benar kesal sekarang. Kalian tahu kenapa? Karena dia dikerjai habis-habisan dengan dua bocah tengil yang tiba-tiba memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan setan! Siapa lagi kalau bukan Mila dan Ray. Tapi, Kareen yakin ini semua ulah Mila dan menghasut Ray untuk ikut berpartisipasi. Harusnya Kareen curiga sejak awal kenapa sopir dan semua pengawal Mila tiba-tiba hilang dari rumahnya. Ternyata bocah itu menyuruh mereka semua pulang dan mulai merengek agar Kareen yang mengantar mereka ke toko buku. Kareen yang memang gabut dan tidak memiliki kerjaan akhirnya setuju mengantar mereka ke toko buku. Lumayan sekalian jalan-jalan nyari cogan. Tapi, setelah tiba di toko buku kalian tahu apa yang terjadi? Mila dan Ray dengan seenaknya mengambil buku apa saja yang mereka sukai dan membuat Kareen membayar semua itu. Oke, Kareen tidak keberatan membayar belanjaan kedua bocah itu. Apalagi belanjaan mereka hanya berupa buku-buku, Kareen juga sangat menyukai buku apalagi novel romance yang dibumbui genre action yang lucu, tapi apakah Kareen masih harus membawa semua belanjaan mereka ini yang sepertinya memiliki beban lebih dari dua puluh kilo? Ayolah! Meski Kareen pernah menekuni olahraga taekwondo dan boxing, tapi membawa barang-barang sebanyak ini cukup melelahkan dan merepotkan. Orang-orang pasti mengira dia adalah pelayan atau pengasuh dua bocah yang kini sedang sibuk memakan es krim di depannya ini dengan riang. Sedangkan dia tidak makan apapun karena takut berat badannya semakin bertambah.

Love Money [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang