Bab Lima

11.7K 701 8
                                    

"Benturan di kepala Nyonya Gisella cukup serius. Mungkin, dia tidak akan sadar dalam waktu dekat. Kami para tim medis akan melakukan segala upaya untuk kesembuhan Nyonya Gisella."

Dokter menjelaskan keadaan Gisella kepada Thomas. Begitu mendengar kabar bahwa istrinya mengalami kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit, Thomas langsung terbang ke Jakarta. Dia meninggalkan semua pekerjaan begitu saja. Baginya, istrinya jauh lebih penting daripada semua pekerjaan itu. Lagipula ia bisa menyuruh bawahannya untuk mengurus pekerjaan yang tertinggal.

"Lakukan apa saja untuk kesembuhan istri saya dokter. Berapa pun biayanya akan saya tanggung." pinta Thomas dengan harapan yang begitu besar.

"Kami akan berusaha semaksimalnya, tuan Thomas. Anda tidak perlu khawatir."

Thomas mengangguk dan keluar dari ruangan dokter itu. Dia cukup terkejut melihat Kareen ternyata berdiri di luar. Sepertinya putrinya itu menunggunya.

"Dokter bilang apa, Pa?" tanya Kareen dengan ekspresi khawatir yang jelas. Dia benar-benar ingin tahu mengenai kondisi Gisella.

Thomas diam beberapa saat. Dia menatap wajah putrinya, menilai.

"Apa kamu sengaja melakukannya?" tanya Thomas dengan nada dingin yang cukup membuat Kareen bergidik.

"A-aku–"

"Jawab, Kareen! Apa kamu sengaja melakukannya? Kamu berniat membunuhnya, hah!?"

Kareen belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Ayahnya sudah memotong. Lidah Kareen mendadak kelu. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk membela dirinya. Tatapan Ayahnya begitu mengerikan. Begitu tajam dan menusuk. Apa Ayahnya semarah itu? Oh, tentu saja. Istri muda kesayangannya hampir mati. Tapi, Kareen berani bersumpah bahwa dia tidak melakukan apapun. Dia sendiri bingung, kenapa Gisella bisa senekat itu menjatuhkan dirinya sendiri hingga jatuh terguling di tangga. Untung saja dia tidak mati.

"Kamu mendorongnya, Kareen!"

"Aku tidak mendorongnya!" bantah Kareen tegas.

"Jadi, kamu ingin mengatakan bahwa dia sengaja menjatuhkan dirinya sendiri, hah?"

Kareen memejamkan mata. Mencoba meredam semua amarah yang bergumul di hatinya.

"Aku tidak melakukan apapun. Papa harus percaya sama Kareen. Dia memang sengaja menjatuhkan dirinya sendiri. Mungkin dia sengaja agar aku yang disalahkan." Kareen terus membela dirinya. Tapi, sepertinya Ayahnya tidak akan percaya. Dia akan lebih percaya dengan rekaman cctv yang telah ia lihat sebelumnya. Di cctv itu memang terlihat seolah dia benar-benar mendorong Gisella.

"Sudahlah, Kareen. Papa sangat kecewa padamu. Berdoalah agar dia cepat pulih dan kita pikirkan hukuman apa yang pantas untukmu nanti." ujar Thomas kemudian meninggalkan Kareen begitu saja.

"Pa, Papa!" panggil Kareen. Tapi, Ayahnya tidak juga berbalik.

🔥

Kareen sudah tidak tahan lagi. Semua orang menyalahkan dirinya akan insiden yang menimpa Gisella. Tidak ada yang percaya akan kata-kata dan pembelaannya, kecuali Ray. Semua orang hanya mampu menghakimi dirinya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah, dua minggu koma, Gisella akhirnya sadar. Awalnya Kareen berpikir semua akan menjadi lebih baik. Namun, apa yang terjadi? Wanita itu seketika histeris saat melihat Kareen. Seolah dia adalah iblis yang sewaktu-waktu dapat mencabut nyawanya.

"Pergi! Jangan bunuh aku! Jangan! Kalau kamu ingin aku pergi! Aku akan pergi dari hidupmu. Tapi, tolong jangan sakiti aku!"

Begitulah kira-kira yang dikatakan Gisella saat melihat Kareen. Padahal Kareen hanya ingin melihat keadaan wanita itu saja. Dan meminta baik-baik agar dia mau menjelaskan semua kebenaran. Namun, apa yang dia dapatkan. Dia malah semakin dicap sebagai perempuan buruk yang berusaha melenyapkan ibu tirinya sendiri.

Ayahnya menyuruh Kareen untuk pergi dari ruangan itu saat itu juga. Dia dilarang mendekati Gisella. Dan kalau bisa dia tidak boleh datang ke rumah sakit itu lagi selama Gisella dirawat di sana. Ayahnya tidak ingin Gisella yang baru sadar kembali drop karena trauma akan apa yang Kareen lakukan. Ayahnya semakin marah padanya. Bahkan, Ayahnya berniat mencoreng nama Kareen dari keluarga mereka jika dia tidak menurut. Dia juga haru memperlakukan Gisella dengan baik.

Dasar wanita iblis! Bisa-bisanya dia bermain-main dengan nyawanya sendiri hanya karena ingin menjatuhkan Kareen. Hanya karena ingin melihat Kareen dibenci oleh keluarganya sendiri. Tapi, Kareen tidak selemah itu. Kareen tidak akan membiarkan Gisella menang dengan mudah. Jika dia sendiri tersiksa seperti ini, kenapa wanita itu harus tertawa bahagia? Jadi, dia memutuskan untuk segera memberi tahu Ayahnya mengenai video itu. Video Gisella bersama pria simpananya dan rencana buruk mereka.

Dan di sinilah dia sekarang. Berdiri di depan gedung perusahaan Ayahnya. Gisella sudah keluar dari rumah sakit dan dirawat di rumah sejak tiga hari yang lalu. Sementara Kareen disuruh mengungsi di salah satu apartemen mereka hanya karena alasan klasik, Gisella tidak tenang jika berada di dalam satu atap bersama seseorang yang nyaris membunuhnya.

Kareen berjalan ke arah gedung. Namun, baru beberapa langkah, seseorang menghampiri dirinya.

"Mbak Kareen Agnesia, kan?" sapa seseorang dengan senyum lebar di bibirnya. Dia sepertinya sangat senang melihat keberadaan Kareen di hadapannya.

Kareen mengangkat sebelah alisnya. Menatap heran seorang remaja tanggung berkemeja putih yang tiba-tiba datang ke hadapannya. Dia sama sekali tidak mengenal anak laki-laki itu. Tapi, kenapa anak itu tahu namanya? Atau jangan-jangan anak ini adalah salah satu followers nya di Instagram? Maklum, followers Kareen lumayan banyak dan didominasi oleh para pria. Mungkin karena dia cantik, dan berbakat.

"Anda kenal saya?" tanya Kareen dengan nada sopan. Dia memang seperti itu. Jika seseorang sopan padanya–meski belum saling mengenal sekali pun– dia akan bersikap lebih sopan lagi. Tapi, berbeda ceritanya jika seseorang berani berlaku kurang ajar padanya, maka dia akan berubah menjadi seorang antagonis yang lebih jahat dari antagonis yang pernah ada. Dia akan memperlakukan seseorang sebagaimana orang itu memperlakukannya.

"Saya salah satu penggemar, mbak. Boleh minta tanda tangannya, mbak? Kalau boleh sama foto juga. Saya suka banget lihat mbak nyanyi di Instagram. Saya pengen banget foto bareng, mbak. Itu pun kalau Mbak bersedia, saya enggak bisa maksa." ucap pria itu dengan nada sangat... sopan. Dia sepertinya sangat berharap Kareen mau mengabulkannya.

Kareen menatap anak itu. Hanya foto dan tanda tangan. Tidak terlalu berat. Apalagi anak ini adalah salah satu penggemarnya. Jujur dia sangat antusias dengan orang-orang yang suka dengan nyanyian nya.

"Oke, boleh." ucap Kareen sembari tersenyum.

"YES!" ucap anak itu dengan begitu semangat. Mereka pun mengambil beberapa potret bersama di ponsel anak itu.

"Tapi, saya enggak punya kertas sama pena, mbak." ucap anak itu berubah muram setelah menyadari bahwa dia tidak memiliki kedua benda itu. Padahal dia sangat ingin mendapatkan tanda tangan juga.

Kareen kembali tersenyum. "Saya punya kok." ucap Kareen kemudian membuka tasnya. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba ada seseorang yang berlari cepat dan menabrak bahu Kareen kuat hingga tas Kareen terjatuh dengan barang-barangnya berserakan di lantai. Orang yang menabraknya itu kabur begitu saja.

"Siapa sih tuh orang. Ngeselin banget!" kesal Kareen kemudian berjongkok dan mulai mengemasi semua barang-barangnya kembali ke dalam tas.

Anak itu ikut berjongkok. "Saya bantuin ya, mbak." ucap anak itu kemudian ikut membantu membereskan barang-barang Kareen.

Kareen tersenyum. "Makasih."

🔥

Makasih udah baca.

See u...

Love Money [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang