PROLOG

746 30 6
                                    

(Nama) meremas kuat pinggiran meja osis. Kepalanya menengadah, melihat jam yang terpasang didinding. Nafasnya tidak beraturan, keringat bercucuran membasahi tubuhnya sembari menggigit bibir, menahan suara laknat yang akan keluar akibat perbuatan penjahat kelamin berkedok siswa teladan yang katanya serba bisa.

"Ahh, su-suddah jam 4 sore. Sa- sampai kapan lo mau giniin gue? demi tuhan! sekolah udah sepi sejak 2 jam lalu gue mau pulang"ucap (Nama) pada akhirnya mengontrol suaranya dengan ausah payah.

Sementara itu, pria yang berada dibelakang (Nama) tampak tidak peduli dengan keadaan si gadis yang telah lama resmi menjadi wanitanya itu."Ini akibatnya kalo lo gak mau dengerin gue"bisiknya sensual.

(Nama) berdecak pelan."Lo tau gue bukan milik siapa-siapa. Gue bebas. Jangan lo pikir first making love gue itu lo, lo bisa seenaknya buat monopoli gue"

Pria itu,Iqbaal. Benar, Iqbaal. Membalik posisi (Nama) berhadapan dengannya. Iqbaal mendudukan (Nama) dimeja sebelum kembali memborbardir kewanitaan (Nama).

"Gue gak peduli"

"Dan gue gak butuh jawaban lo"



T
B
C

first yang unfaedah ;)

REALITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang