(Nama) melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah. Bersama kedua sahabat barunya tentunya Ara dan Bella.
Bella si datar. Dan Ara si reporter sekolah. Apa aja yang ditanya pasti dia tau. Gak percaya? Nih (Nama) kasih liat.
"(Nam) kemaren gue liat lo pulang bareng ama Verel. Lo pacarnya?"
Tuhkan apa juga kata (Nama)?
Padahal (Nama) yakin tidak ada siapapun ada diparkiran sekolah.(Nama) mendelik"Lo cenanyang? atau jangan-jangan mak lo ngidam kabel cctv?"
Ara mengatupkan bibir. Tangannya terkepal menumbuk (Nama) main-main. Gemas.
"Sa ae lo curut. Gak gitu juga kali. Ya anggap aja gue punya indra keenam"
(Nama) merotasi mata. Terserah Ara aja deh.
"Gak lah, Peler mah sepupu gue kali"Bella menepuk dada lega. Ara menyikut (Nama)."Mulut lo woi"
Gadis itu mengangkat bahu, atensinya kini beralih ke sosok Bella."Napa lo? lega banget denger Verel sepupu gue. Lu suka?"
Sedari awal (Nama) membaca gerak-gerik kedua temannya. Ia, (Nama) tau. Gak terduga kan? ini lah keistimewaan seorang (Nama), bisa memperhatikan sekitar walau sedang asik bicara sekalipun.
Dan pandangan (Nama) tak luput menyaksikan rona merah hinggap dikedua pipi Bella meski sesaat.
###
(Nama) berjalan menyusuri taman. Jam pelajaran masih berlangsung, tapi (Nama) memutuskan untuk bolos Padahal baru 3 hari masuk sekolah.
Ara dan Bella sudah menunggu di roftop. Rencana mereka mau mabar FF game yang booming-booming nya dikalangan anak remaja itu.
"Sakit babi"maki (Nama) tanpa tau siapa yàng ia tabrak. Akibat keasikan melamun (Nama) tidak sadar seseorang bàru saja keluar dari ruang olahraga.
"Lo yang nabrak, lo yang marah. Pake maki gue lagi. Lari 30 putaran keliling lapangan sekarang"
(Nama) mengerjab. Masih mengelus dahinya, gadis itu mendongak.
"Lo sapa ngatur-ngatur anak orang?"ucapnya dengan tampang polos.Pria dihadapan gadis itu----- Iqbaal, si wakil ketos menaikan alis. Geram. Rasanya Iqbaal ingin menonjok wajah munafik yang gadis itu lakukan.
Iqbaal menarik napas."Lo murid baru ya? ya udah kali ini gue maapin tapi awas aja. Lain kali lo gak gue lepas!"
Iqbaal jalan melewati gadis itu. Ia perhatikan sudut kanan baju gadis itu belum terpasang sebuah nama. Ditambah wajahnya yang asing, Iqbaal jadi malas buang-buang tenaga meladeni siswa yang tidak tau aturan. Jadi Iqbaal lepaskan, dengan harapan siswa itu tidak melakukannya lagi dipertemuan berikutnya.
Namun, apa sekarang?
Iqbaal melirik ujung bajunya ditarik, sebelum memandang datar si pelaku.
"Mau kemanaa lo? urusan kita belum selesai"
T
B
Chai hai jumpa lgi dng sya.
well, krn sya sibuk kerja jdi blm ad wktu lnjut crita tpi sya janji bkal lnjut demi kta semua fansny iqnam++😅😆😀
jng lpa vote & coment buat dukung critany y!
KAMU SEDANG MEMBACA
REALITA
FanfictionIqbaal Dhiafakhri Ramadhan, kapten paskas sekaligus wakil osis. Iqbaal dikenal sebagai orang yang acuh tak acuh apa lagi kalau urusan perempuan. Iqbaal juga terkenal jutek dan pendiam maka tak heran jika para siswi pengagumnya pada makan hati berjam...