chapter 11

632 46 6
                                    

Seorang perempuan dengan baju penuh noda darah berjalan dalam gedung yang gelap menuju suatu ruang

Tok..tok..tok..

"Masuk" terdengar suara laki laki dari dalam ruang yang diketuknya tadi.
Mendengar jawaban dari dalam, perempuan tersebuat membuka pintu dan berjalan masuk dengan pandangan datar

"Gimana misinya?lancar atau ada kendala?" tanya laki laki tersebut kepada perempuan yang tengah berdiri didepannya.

"Hmm" jawab perempuan itu dengan singkat, mendengar jawaban singkat itu membuat laki laki yang mendengar pun bingung

"Hmm apa? Lancar atau ada kendala? Jangan singkat singkat kalau ngomong deh" tanya laki laki itu disertai gerutunya

Mendengar gerutu atasannya ini perempuan tersebut hanya memutar matanya malas disertai dengusan

"Lancar" balas singkat perempuan itu, lalu berjalan pergi

Melihat perempuan itu akan pergi, laki laki tersebut segera menahannya

"Eh..tunggu sebentar" ujar laki laki itu menghentikan langkah perempuan yang sedikit lagi akan mencapai pintu keluar.
Perempuan itu kembalikan badan dan mengangkat alis sebelah seolah bertanya ada apa

"mau nggak gantiin posisi saya, saya rasa kamu cocok untuk posisi ini" ujar laki laki tersebut sambil minum kopi menunggu jawaban dari perempuan yang ada didepannya

"Nggak" jawab perempuan tersebut dengan datar, mendengar jawaban itu membuatnya terkejut

"Kenapa?" tanya balik laki laki itu lagi

"Malas" jawaban santai terlontar dari mulut perempuan itu, kemudian dia pun keluar dari ruangan tanpa melihat reaksi yang ditunjukkan lawan bicaranya

Mendengar jawaban perempuan itu, membuatnya melongo sejenak lalu menggelengkan kepala

Punya bawahan kok gini amat, dikase posisi tinggi nggak mau

Batin laki laki itu heran lalu melanjutkan minum kopi sejenak mengistrahatkan otak.
.
.
.

Di sisi lain, tepatnya di kelas raffa.
Terlihat seorang guru yang sedang menjelaskan pelajaran dengan serius sesekali menulis di papan tulis untuk menjabarkan lebih dalam sehingga mudah dipahami, siswa siswi ada yang memperhatikan dengan serius guru yang sedang mengajar, tapi ada juga yang tidur seperti yang dilakukan gabung dan ariq, sedangkan raffa melihat papan tulis tapi dalam otaknya sedang memikirkan cara untuk menakhlaukan hati Reva dan menjadikan Reva miliknya seorang.

Kringggg.........suara bel membuyarkan lamunan raffa dan membangunkan dua makhluk yang sedang tidur tadi

"Baik anak anak untuk hari ini sampai disini saja" kata ibu lili lalu pergi minggalkan kelas raffa

"Yuk kantin, lapar gw" ujar ariq kepada gavin dan raffa

"Yuklah" balas gavin, raffa sudah berlalu pergi meninggalkan gabung dan ariq, dirinya sudah nggak sabar mau bertemu Reva

Ketemu sayang gw Reva, kangen banget

Batin raffa senang, tapi mimik wajahnya masih datar dia nggak suka tersenyum kecuali bersama keluargamu dan Reva tentunya.

"RAFFA TUNGGUIN KITA WOY" teriak gavin dan ariq mengejar raffa, namun sayang teriakkan mereka dianggap angin oleh raffa

"Tega banget babang raffa ama aa gavin, aku tuh nggak bisa diginiin terus" ujar gavin dengan nada dibuat sealay mungkin

"Iya, apakah babang raffa udah bosan ama mas ariq" ucap ariq mengikuti gaya alay gavin, dia pun menyeka matanya seolah olah ada air mata yang mengalir, merasa dia tersakiti akibat ulah raffa

"Najis" balas raffa kepada dua temannya

"Jahat kamu mas jahat" balas gavin lalu berlari pura pura menangis
"Kok nggak ditahan" tanya gavin lagi

"Nggak guna kita nahan lu, pergi ae lu sana" balas ariq sambil mengibaskan tangan tanda mengusir, gavin pun menghentakkan kakinya menuju raffa dan ariq

"Kok balik?" tanya ariq

"Gue kan setia kawan, masa ninggalin lu berdua" balas gavin dengan nada menyombongkan diri

"Serah" balas ariq, lalu mereka pun berjalan menuju kantin yang tertunda akibat drama singkat yang tidak berfaedah
.
.
.
Sampainya di kantin ariq pun mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk, pilihannya jatuh kepada dua cewe yang sedang makan bakso, mereka adalah luna dan mina

Sekalian biar gwue bisa pdkt

Batin ariq, lalu menarik tangan raffa dan gavin menuju tempat luna dan mina duduki

"Boleh gabung nggak?" tanya ariq tersenyum

"Sok atuh" jawab mina

"Makasih beb" balas ariq dengan senyum nakalnya, lalu duduk diikuti dengan raffa dan gavin yang sedari tadi hanya diam

Mendengar jawaban ariq, sontak muka mina jadi merah karena malu

"Reva?" tanya gabung singkat kepada luna dan mina, karena sejak masuk kantin dia tidak melihat sosok gadisnya itu

"Nggak tau kak, kelas kita tadi jamkos jdi ributkan, trus gw ama mina mau ajakin Reva ke kantin eh dianya malah ngilang kek doi, kan potek hati aku" jawab luna diakhiri dengan sesi curhat

" curhat mulu lu" ucap mina memutar mata malas

"Suka suka gw dong, iri aja lu" balas luna nggak mau kalah

Mendengar jawaban luna, raffa dan gabung menjadi khawatir. Gavin pun mencoba menghubungi Reva lewat hpnya tapi nomor Reva nggak aktif

"Gimana?" tanya raffa pada gabung

"Apanya yang gimana?" tanya balik gavin bingung dengan pertanyaan raffa yang singkat itu

"Ck..bisa nggak dihubungi pacar gue?" tanya raffa dengan jelas

"Nggak usah singkat singkat dong biar gw ngerti"kata gavin malas
"Nomornya nggak aktif" lanjut gavin gusar, dia khawatir sama adek datarnya itu

Mendengar itu membuat raffa makin khawatir dengan keadaan Reva, bukan hanya raffa dan gavin yang khawatir tapi luna,mina, bahkan ariq ikutan khawatir sejak tahu nomor Reva nggak aktif

"Si Reva kemana sih? Kok nggak izin dulu ke kita, kita kan khawatir" ujar mina dengan cemas

"Iya nih, lain kali kita ikat aja dia biar kejadian kek gini nggak terulang" balas luna ikutan cemas

"Lu berani emang" tanya balik ariq pada luna

"Yaa nggak dong, sebelum gue ikat dia mungkin gwnya dah keikat duluan" balas luna sambil garuk pipi samping kanannya

"Nyadar juga lu" balas mina

"Yaudah kita pencar aja mungkin Reva masih ada di lingkungan sekolah ini, biar lebih mudah ketemunya, klo udah ketemu jangan lupa hubungi gue begitu pun sebaliknya" kata gavin bijak

"Tumben babang gavin bijak" canda ariq

"Bacot lu, gw lagi khawatir sama adek gue nih, sempat sempatnya lu bercanda" balas gabung sambil menatap tajam ariq

Ariq yang melihat itu pun kaget, pasalnya gavin jarang menatap tajam orang lain, musuhnya aja cuma ditatap malas doang

"Tau nih ariq orang lagi khawatir juga" lanjut luna, sedangkan mina hanya manggaguk setuju dengan ucapan gavin dan luna

"Yaa maaf, gue kan pengen hibur kalian doang" sesal ariq

"Iya, gue maafin" balas gavin
"Yaudah yuk kita cari Reva" lanjut gavin mengajak teman temannya untuk mencari adek tersayangnya itu

Kamu dimana sih sayang

Batin raffa khawatir, dia pun berdiri ingin pergi mencari Reva. Tetapi matanya terpaku pada seseorang yang berjalan dengan santai sambil minum susu kotak.

RaVaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang