Sinis

9 1 0
                                    

Keesokan harinya,

"Tok..tok..tok, apa benar ini rumah Pak Hakam" ujar Trisha sembari mengetuk pintu rumah Pak Hakam.

"Oh, ya, Nak Trisha, silakan masuk," ucap Pak Hakam sembari membuka pintu dan mempersilakan masuk.

"Luas sekali rumahnya," gumam Trisha.

"Nak, tugasmu di sini yaitu—" ucap Pak Hakam menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh Trisha.

"Baik, Pak. Akan saya kerjakan dengan sepenuh hati," balas Trisha dengan ramah.

"Baiklah, selamat bekerja!" ucap Pak Hakam.

Trisha pun segera pergi ke ruangan di mana ia bekerja. Ternyata karyawan-karyawan Pak Hakam tidak jauh beda dengan umur Trisha sendiri. Awalnya, mereka menatap sinis kepada Trisha, tetapi seiringnya waktu, mereka pun dapat beradaptasi dan menjadi teman baik bagi ia. Trisha telah bekerja selama bertahun-tahun dengan usaha Pak Hakam.

Hingga suatu saat ketika, teman-teman Trisha yang sekaligus menjadi karyawan Pak Hakam lama kelamaan iri dengan kinerja Trisha yang selalu menjadi employee of the month selama bertahun-tahun. 

Mereka pun akhirnya memiliki siasat untuk mem-bully Trisha agar Trisha dapat keluar dari usaha Pak Hakam. Siasat tersebut mereka lakukan selama berbulan-bulan yang akhirnya membuat Trisha jatuh sakit. Pak Hakam curiga mengapa Trisha tiba-tiba jatuh sakit padahal sebelum-sebelumnya ia sehat walafiat. Pak Hakam pun menyuruhnya untuk pulang dan mengambil cuti selama beberapa hari.

"Nak, Kamu kenapa, kok mukamu pucat begitu?" tanya paman.

Titik Tumpu Trisha - [COMPLETED]Where stories live. Discover now