02. felix's

2.4K 525 43
                                    

---


"Ah, yang benar saja!" Felix berdecak ketika melihat bayangan kedua orang tuanya berjalan keluar dari kendaraan.

Ia mengepal tangannya kuat-kuat, menunjukkan tatapan penuh amarah pada Ayah Ibunya yang datang ke sekolah untuk membawa catatan akhir semester Felix. Bukan itu masalahnya, Felix marah karena mereka membawa Jisung, padahal biasanya ditinggalkan di dalam mobil.

"Itu kembaranmu, Lee?" bisik salah satu temannya, dengan nada mengejek. "Dia terlihat aneh," lanjutnya sambil menyenggol lengan Felix, lantas menjadikan 'kondisi' Jisung sebagai bahan tertawaan dengan teman-temannya yang lain.

"Dia memang idiot, bodoh." Felix memutar bola mata sambil melipat tangan di depan dada. "Dia bahkan tidak bisa makan dengan benar," keluhnya.

Tahun ini Felix dan Jisung menginjak usia tiga belas tahun, dan Jisung masih kesulitan tentang banyak hal; buang air kecil, minum, memegang garpu dan sendok, memakai pakaian, serta berhitung lebih dari lima angka. Itu benar-benar menganggu keseharian Felix.

"Aku dapat peringkat satu, Ayah," ujar Felix ketika mobil mereka hendak melaju keluar dari area sekolah. Ia duduk di kursi belakang, bersebelahan dengan Jisung yang asik memakan coklat-berantakan, membuat nafsu makan Felix hilang, padahal tadinya dia ingin meminta pizza.

"Kamu pasti menginginkan sesuatu, ya?" tanya Ayah menggoda.

"Ya, tolong titipkan idiot ini di panti asuhan."

"Lee Felix!" bentak Ibu, dia lekas menengok ke belakang untuk memberikan Felix pelajaran; berupa cubitan kecil di tangan. Tidak begitu menyakitkan.

"Kau lihat, idiot? Ibu bahkan menghukumku padahal aku tidak banyak melakukan kesalahan sepertimu," bisik Felix. Sedang Jisung tidak menanggapi lebih dari sekedar tersenyum, membulatkan kedua matanya.

---

Han's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang