12. thankyou, han jisung.

2.5K 509 39
                                    

———



“Dulu aku benci berbagi apapun dengan Jisung. Lalu sekarang, kami justru hidup dalam tubuh yang sama.” Felix membuka bungkus coklat yang dibawanya, lalu memotongnya menjadi beberapa bagian, kemudian memakan salah satu.

Seorang gadis yang duduk di hadapannya tiba-tiba saja tersedak, Felix cepat-cepat menyuruhnya untuk meminum jus jeruk yang ia buat juga.

“Hati-hati,” ujarnya sambil menepuk pelan punggung si gadis.

“Felix,” panggil si gadis ketika suasana telah senyap. Felix menengok, mengangkat kedua alisnya. “Ya?” responnya.

“Berapa kali kau menemui Jisung setelah kejadian itu?” tanyanya.

“Aku menemuinya setiap hari. Ketika bangun tidur, yang pertama kusapa adalah Jisung. Aku menyentuh hatiku, mengatakan selamat pagi padanya,” jelas Felix sambil mengunyah coklat kesukaannya.

“Kau tahu? Aku juga bertemu Jisung setiap hari,” ujar si gadis ragu-ragu.

Suasana hening. Felix dan gadis itu tengah menikmati petang berlalu dengan duduk memakan makanan manis di taman, beralaskan tikar merah. Merasakan angin berhembus lembut menerpa permukaan kulit.

“Kau punya indera keenam?” tanya Felix sambil membulatkan matanya, sedikit terkejut.

“Apa orangtuamu tidak pernah memberi tahu alasan aku tinggal di sebelah rumahmu setelah kejadian itu?” Si gadis balik bertanya.

Felix menggeleng, rumah sebelahnya memang cukup lama kosong sebelum akhirnya seseorang memutuskan untuk meninggalinya. Hingga kedua orang ini dekat, atau bahkan lebih dari sekadar itu.

Gadis itu meraih sebelah tangan Felix, menyimpan di dekat dadanya. Menyuruh Felix merasakan detak yang berdegup dengan tenang, seolah tanpa rasa takut. Padahal di kehidupan sebelumnya, ia selalu takut terhadap apapun. Bahkan pada orang-orang di sekitarnya.

“Aku selalu mengucapkan selamat sore pada Han Jisung. Sekarang giliranmu.”

———

Faktanya adalah, Han Jisung memang tidak pernah mati. Jantungnya tetap berdegup dengan normal, hatinya masih terus merasakan kebahagiaan, paru-parunya masih menghirup dan netranya masih menangkap hal-hal indah yang ada di bumi. Hanya saja, jiwanya telah beristirahat.

Karena dunia terlalu jahat untuk Han Jisung yang baik.




end.

Han's [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang