Akhir pekan ini mereka berbelanja ke supermarket. Awalnya Haikal dan Nadia akan belanja bersama, tetapi karena Haikal masih ada urusan di kampus, Nadia pergi bersama Mbok Inah. Dia adalah asisten rumah tangga, yang bekerja di rumah Nadia. Tugasnya hanya menyapu mengepel dan cuci piring setelahnya pulang. Karena rumah memang sepi, Haikal dan Nadia hampir setiap hari pulang malam.
“Iya, gue, masih di dalam. Lagi pilih camilan."" -"
“Oke gue, tunggu,” ucap Nadia mengakhiri panggilan telepon.
“Non, Mas Haikal ya, yang telepon?”
“Mas Haikal itu baik banget ya. Dulu sewaktu Non Nadia belum nikah sama Mas Haikal, Embok selalu berdoa, biar Non di berikan jodoh orang yang baik seperti Mas Haikal. Udah baik, ganteng, sabar.”“Terus, Mbok, apa lagi?” goda Nadia.
“Enggak banyak bicara, pokoknya idola banget. Kalau Mas Haikal lagi main ke rumah sama Mas Bintang, kan Mbok selalu merhatiin.”“Tapi, Haikal itu terlalu pendiam, Mbok. Kurang asyik jadinya.”
“Non, Mas Haikal itu kan orang Jawa. Kalau orang Jawa bilang, diam itu emas. Jadi menurut Mbok Inah, diamnya Mas Haikal itu,...”“Ada yang ngomongin saya, sepertinya. Kuping saya kok panas ya Mbok.”
“Ah, Mas Haikal bisa saja. Sejak kapan di situ?”
Haikal bergantian menatap Nadia dan troli belanjaan. Keningnya berkerut.“Sudah dua jam, isi trolinya baru ini?” Haikal heran, karena belanjaan Nadia baru sedikit.
“Mbok, Nadia biar belanja sama saya. Mbok ambil saja keperluan buat di rumah Mbok Inah sendiri. Nanti kita ketemu di kasir nomor 10 lagi. Oke, Mbok.”
“Enggak usah, Mas. Embok biasa belanja di warung. Harganya juga lebih murah.”
“Mbok, ini ucapan terima kasih saya, karena sudah mengajari Nadia belanja, walau pun isinya camilan semua.” Haikal melirik Nadia.
Setelah satu jam kembali berkeliling supermarket, troli pun penuh. Haikal mendorong troli diikuti Nadia dan Mbok Inah dengan troli lain.***
Sesampainya di rumah Haikal membantu menurunkan semua barang belanjaan dan meletakkan di meja dapur. Setelahnya Haikal izin untuk mandi dan merebahkan tubuhnya. Kemacetan saat perjalanan pulang membuat kakinya terasa pegal.
“Nad, Mbok. Aku tiduran sebentar ya, kalau sudah beres bangunkan saja. Biar aku antar pulang naik motor. Sudah malam soalnya.”Saat matanya terbuka, hari sudah pagi, Haikal terbangun saat mendapati alarm ponselnya berbunyi. Dia mematikannya kemudian bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai salat, Haikal menyempatkan membaca satu dua surat dalam Al Quran, sebagai penyejuk hati.
“Hai, Nad.”
Sapa Haikal ketika melihat Nadia tengah meracik sesuatu di dapur.“Semalam, Mbok Inah pulangnya gimana? Kenapa enggak bangunkan aku saja.”
“Dijemput anaknya. Semalam gue ke kamar. Lihat lo, tidur pulas, gue enggak tega. Terus Mbok Inah bilang, tunggu anaknya yang kerja di minimarket pulang. Sekalian jemput.”
“Lo, mau ke mana? Kok bawa kunci mobil.”
“Cuma mau cek air radiator sama oli mobil kamu.”
Haikal masih di depan garasi. Selesai mengecek kondisi mobil Nadia, Haikal mencuci motornya.
“Kal, mau coba, banananugget bikinan gue enggak?”
“Taruh saja di meja. Sebentar lagi. Aku keringkan motor dulu.”
“Ayo, lah, mumpung masih hangat.”“Tangan aku penuh oli, Nad. Nanti pasti aku makan,” jawab Haikal sambil menyikat ban motor, tanpa memandang ke sumber suara.
Nadia berjalan menghampiri keran yang terhubung dengan selang yang digunakan Haikal.
Haikal berdiri dari posisi sebelumnya, karena air tak lagi memgalir.
Menatap wajah Nadia yang mulai terlihat kesal. Lalu meletakkan selang yang dipegangnya.
“Buka sebentar, aku mau cuci tangan.”
Tak kunjung mendapatkan tanggapan dari Nadia, Haikal mengalah. Lebih memilih berjalan dan duduk di undakan teras.
Nadia ikut duduk tidak jauh dari Haikal, dia menyodorkan pisang nugget buatannya ke depan mulut Haikal.
“Ayo, ak ...!" peeintah Nadia.
“Sudah jangan banyak mikir. Enak enggak banananugget buatan, gue?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Nad!
General FictionKisah cinta jarak jauh antara Nadia Syadza Soraya dengan kekasihnya yang hampir 1 dasawarsa hampir menuju pernikahan. Bahagia pasti, setelah sekian lama LDR kini pernikahan akan segera dilaksanakan. Akankah rencana pernikahannya mulus, setelah berba...