Teman Baru

2.4K 243 32
                                    

UIT merupakan universitas terbesar ke-tiga di negara mereka. Jadi wajar saja jika tempat ini sangat luas dan tertata rapi, pria bergigi kelinci itu berdecak kagum dengan mata penuh berbinar.

Masuk kedalam kampus impian sebagian orang seakan mimpi baginya. Dikala gugup melanda seperti ini, biasanya Win akan langsung mengemut dot kesayangannya ataupun permen manis. Tapi ia tidak bisa melakukan itu sekarang, jangankan untuk makan satu buah permen ... Ia berdiam diri saja sudah ditatap oleh semua pasang mata.

"Ugh ... kok semua orang natapin Awin sih. win kan takut huwee, apa Awin ada buat salah ya sama mereka :(?" batinnya.

Bagaimana tidak menarik perhatian, ia datang dengan mengenakan kemeja putih berlapis sweater biru, oke itu masih masuk akal. Tapi yang menarik atensi orang lain adalah ... ransel berbentuk kelinci dengan banyak gantungan tas serta ada satu bola besi yang akan berbunyi krincing krincing tiap ia mengambil satu langkah.

Win senantiasa berjalan dengan wajah tertunduk menghadap ujung sepatunya sendiri. Mendapatkan banyak tatapan tidak mengenakkan membuatnya merasa sangat tidak nyaman, ia sendiri pun heran mengapa semua orang melihatnya terus?

Entah mengapa perjalanan dari lapangan kampus menuju gedung fakultasnya terasa begitu panjang. Win sudah ingin menangis, tetapi ia tahan karena dirinya paham jika menangis sekarang ... maka ia akan semakin mendapat perhatian.

"Bri dimana sih, Awin takut ...."

Brukk

Dirinya terjatuh ketanah, tidak sengaja menabrak punggung tegap seseorang . Betapa terkejutnya Win saat mengangkat kepala dan melihat siapa yang tadi ia tabrak.

"Kak singa?! HUWAAA BUNAA AWIN NABRAK SINGA GANAS!! T_T"

...

Kelas dimulai 10 menit lagi, semumpung dosen pengajar belum datang, Krist menggunakan waktu sebentar itu untuk bersosialisasi.

Sembari bersenda gurau dengan teman-teman baru, ia menoleh kebelakang dan terkejut saat melihat ada makhluk imut dibelakangnya. Krist bahkan tak menyadari sejak kapan ada orang di kursi kosong belakangnya?!

"Hai!" sapanya tiba-tiba.

"Kenalin, nama aku Krist. Panggil aja Kit," ujar lelaki yang sedikit lebih pendek dari Win itu dengan senyum ramah.

Win mengangkat kepalanya perlahan, melihat pria yang barusan mengajaknya berbicara dan duduk didepannya.

"Em, W-Win, panggil Awin aja," ucapnya terbata.

Krist langsung sadar, Win takut kepadanya. "Santai Win, aku gak jahat kok," cengirnya yang mampu membuat Win merasa sedikit lebih nyaman.

Bangku disamping kanan Win masih kosong, Krist pindah duduk kesitu agar lebih dekat dengan Win. Ia merasa ada aura menyenangkan disekitaran anak itu.

"Awin kenapa gak ngobrol sama yang lain?" tanya Krist sesaat setelah menduduki kursi yang tadi ia incar.

Win menundukkan pandangannya. "Gak ada yang mau temenan sama Awin," gumamnya sedih.

Tak lama kemudian bangku yang tadi sempat diduduki oleh Krist ditempati orang lain lagi. Orang itupun langsung menyapa santai, "kenalin gue Jeje!"

Win dan Krist menanggapi orang baru bernama Jeje itu, toh ia terlihat baik dan sangat mudah bergaul.

Mereka bertiga lumayan dekat sekarang, semenit sebelum kelas dimulai datang pria bernama Khaotung yang sama hebohnya dengan Jeje.

Not Your Baby (Brightwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang