Murung

1.9K 186 9
                                    

Kantin fakultas farmasi sangat padat, semua orang berbondong-bondong ingin mengisi perut mereka yang terasa lapar. Beruntung Gunsmile berhasil mengamankan satu buah meja yang letaknya di tengah kantin, netranya menangkap kehadiran dua temannya.

"Sini!" teriak Gun senang, Bright dan satu orang pria berkumis bernama Mike menghampiri. Kehadiran mereka bertiga disana tentunya menarik banyak atensi, pasalnya jurusan farmasi didominasi oleh perempuan, apalagi kantinnya.

"Pesen apa bro? mumpung hari ini gue baik, gue yang traktir," tawar Mike membuat Gun tersenyum sumringah, sangat berbanding terbalik dengan mimik muka Bright yang kusut bagai kemeja katun yang lupa disetrika.

Gunsmile sudah ingin menyebutkan banyak menu pesanan, menyadari aura suram lelaki disampingnya buru-buru ia berkata, "gile serem bener muke lu Bri. Abis keinjek tai kucing apa bagimane?"

Bright yang kini memakai jam tangan serta pomade dirambutnya sangat tidak biasa, walaupun baru mengenal sosok Bright pada saat ospek tetapi Gun dan Mike menyadari perubahan itu.

Mike berdeham, sepertinya Bright sedang tidak dapat mereka ajak bercanda sekarang. Biasanya ketika dirinya ataupun Gun melemparkan candaan, Bright langsung menimpali dan tertawa terbahak.

Bright akhirnya angkat suara. "Diego ...." Gun dan Mike saling toleh, tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh temannya itu. Ya, memang mereka sudah tahu bahwa Bright menyukai hewan terutama kucing, serta memelihara satu kucing berjenis rag doll yang diberi nama Diego. Tapi, tanpa kalimat penjelas dari sang empu, otak mereka tak akan sampai.

"Diego nyemplung got? atau dia lagi sakit? sampe lu murung gini anjir, " tanya Gunsmile dengan muka watadosnya.

Raut wajah Bright semakin tak dapat diajak bicara. Mike menggeplak kepala yang ia anggap konslet itu, "lu kok gak konek sih anjim?" geramnya yang telah paham dengan maksud Bright.

Gun diam sejenak. "Emangnya lu paham?" tanyanya membuat Mike tersenyum bangga dan menggebrak kecil meja kantin sambil menaik turunkan alis, "paham donggg, pasti si Diego lagi kawin lari terus gak pulang-pulang haha! pinter kan gue."

Bright mengumpati kebodohan dua temannya ini dalam hati. "Diego mati," sunggutnya tak mau berlama-lama mendengar hipotesis semakin aneh keluar dari mulut Gun dan Mike.

Kedua orang itu terkejut dan berdiri berbarengan. "Terus gimana?" pertanyaan semakin bodoh pun terlempar dari mulut Gun. Separuh isi kantin menoleh kepada mereka, entah apa yang sedang mereka bisikkan satu sama lain itu.

"Ya gak gimana-gimana lah anjir, kan udah metong," kesal Mike.

"Udah mending lo pada pesenin gue mie ayam sama jus jeruk, buruan."

"Sekalinya ngomong panjang sama temen pasti lagi ada butuh. Siapa tuh? ya siapa lagi kalo bukan Bright Vachirawit," ledek Mike.

Gun manggut-manggutin kepala setuju. "Memang kampret betul, untung temen," dengusnya.

"Udah sono cepet," usir Bright.

Beberapa langkah menjauh, awalnya Mike bertingkah seakan ingin memesankan pesanan Bright, tetapi sebuah ide ingin membuat temannya itu tertawa terlintas.

"Guys yang mau temen gue gak?! dm ig gue ya!" teriaknya di tengah kantin menunjuk kearah Bright, dan mengedipkan mata nakal kearah beberapa perempuan yang terlihat tertarik kepada sosok lelaki tampan itu.

Bright menutupi wajahnya dengan satu tangan. "Gun, temen lo bukan?" bisik Bright dari balik tangannya sendiri.

"Bukan Bri, temen lo itu." Berbanding terbalik dengan ucapannya Gun malah melambaikan tangan kepada cewek-cewek dengan badan montok nan aduhai.

Not Your Baby (Brightwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang