Goblin dan Tes Darah

2.7K 385 4
                                    

30 Juli 1991

.

.

.

Setelah berhari-hari menyusun rencana pelariannya, akhirnya Hrry berhasil kabur dari rumah itu dengan membawa sebagian uang yang disimpan oleh Bibinya. Walaupun tidak banyak tapi masih bisa mencukupinya untuk beberapa saat, yang pasti Harry membutuhkan transportasi dan tempat tinggal sementara sebelum dia menuju ke Leaky Cauldron.

Saat ini Harry sedang duduk di tepi ranjangnya, di kamar termurah yang telah dia sewa di London. Menyusun rencana perjalanannya besok, Harry memutuskan untuk mengunjungi Gringotts terlebih dahulu, dia harus memastikan sesuatu dan mengurus hal-hal lainnya.

Dan untuk sekarang lebih baik tidur, karna esok akan menjadi hari yang panjang.

.

Taksi yang Harry tumpangi berhenti di salah satu pusat kota London. Harry bergegas menyusuri jalan yang penuh dengan orang-orang berlalu lalang, berjalan terus melewati toko buku, toko Hamburger dan bioskop. sampai akhirnya dia sampai di bangunan yang tampak tua dan kumuh.

Leaky Cauldron pub kecil yang tampak kotor, berada di antara toko buku besar dan toko kaset. Harry mulai masuk, tempat itu sangat gelap dan lusuh. Beberapa wanita tua sedang duduk di sudut, Seorang pria kecil bertopi tinggi sedang berbicara dengan bartender tua, yang botak. Dengung obrolan pelan berhenti ketika ia masuk. Tersenyum padanya, bartender ini mulai membungkuk ke arahnya dan berkata "Ada yang bisa saya bantu anak muda?"

"Tuan, aku murid baru di Hogwarts bisakah kau menunjukkan jalan untukku?"

"Tentu anak muda, mari ikuti aku''

Bartender itu segera memimpin mereka melewati bar dan keluar ke halaman kecil berdinding, di mana tidak ada apa pun selain tong sampah dan beberapa rumput liar. menghitung batu bata di dinding di atas tempat sampah. Dia mengetuk dinding tiga kali dengan ujung tongkatnya.

Batu bata yang disentuh itu bergetar di tengahnya, sebuah lubang kecil muncul -dan semakin melebar- sedetik kemudian mereka menghadapi sebuah gapura yang cukup besar, sebuah gapura ke jalan berbatu yang terpelintir dan menghilang dari pandangan.

"selamat datang di Diagon Alley" ucap bartender itu "Ada hal lain yang kau butuh kan anak muda?"

"Tidak, tidak. Terima kasih atas bantuannya tuan"

"Ya anak muda, berhati-hatilah"

"Baik, terima kasih sekali lagi tuan"

Dia bergegas memasuki Diagon Alley setelah mengucapkan terima kasih untuk ke sekian kalinya, tempat pertama yang akan Harry tuju adalah Gringotts.

Dia berjalan menuju gedung putih yang tampak menjulang di antara toko-toko kecil lainnya. Berdiri di samping pintu perunggu yang mengilapnya, mengenakan seragam merah tua dan emas, adalah Goblin

Goblin itu kira-kira satu kepala lebih pendek dari Harry. Dia memiliki wajah berkulit gelap, pintar, janggut runcing dan, Harry memperhatikan, jari-jari dan kaki yang sangat panjang. Dia membungkuk saat akan masuk. Sekarang dia menghadap sepasang pintu kedua, kali ini berwarna perak, dengan kata-kata terukir di atasnya:

Masuk, orang asing, tapi perhatikan

Dari apa yang menunggu dosa keserakahan,

Bagi mereka yang mengambil, tapi tidak berpenghasilan,

Harus membayar paling mahal pada gilirannya.

Jadi jika Anda mencari di bawah lantai kami

Harta yang tidak pernah menjadi milikmu,

Butterfly effectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang