04~ Makan Malam Tanpa Ayah dan Bunda

15 7 0
                                    

Aku nggak bakal bosen buat ngingetin kalian ya, kalau ada typo sama salah kata harap komen okey🥰

Happy reading

#

#

"Kamu sudah makan?"

Venus menggeleng lemah bahkan selera makannya pun hilang.

"Makan dulu yuk, sudah di tunggu sama yang lain di bawah,"

"Aku tidak mau makan?"

"Makan dulu sayang kamu harus jaga kesehatan kamu, biar Bunda kamu senang jika kamu terlihat sehat, ya?"

"Baik Tante,"

Ina dan Venus turun menuju meja makan, di sana sudah ada Ifan dan Affandi di temani bi Siti yang sedang menata makanan.

Ifan terlihat lebih segar malam ini, sebaliknya dengan Venus yang masih terlihat kacau dengan baju tidurnya yang berantakan. Tetapi itu malah membuat Ifan semakin gemas.

Affandi menyambut kedatangan mereka, langsung memeluk Venus, "Yang kuat ya putri kecil Om, anggap Om ini Ayah kamu sendiri ya jangan sungkan,"

Venus hanya mengangguk, walaupun Bunda nya sudah tidak ada, dan Ayahnya entah pergi kemana, ia harus tetap bersyukur masih di kelilingi orang - orang yang menyayangi nya dengan tulus, Venus tersenyum dengan haru.

Affandi dan Ina menuntun Venus untuk duduk di kursi tepat di samping Ifan, sedangkan Affandi dan Ina duduk di hadapan Venus dan Ifan.

Venus menoleh ke arah Ifan yabg sedang memandang nya, Venus hanya membalas dengan senyuman kecil.

Makan malam pun di mulai dengan hening.

Venus jadi teringat saat makan malam bersama keluarga kecilnya.

Ia selalu berbicara di saat makan dan saat itu pula selalu di tegur oleh Ayah nya jika sedang makan tidak boleh berbicara.

Tetapi Bunda nya malah mengikuti Venus untuk selalu berbicara di saat makan, lalu Ayahnya akan kesal dan ngambek kepada mereka, akhirnya Ayah tidak mau makan.

Drama saat makan malam membuat Venus rindu dengan masa - masa itu.

Tidak terasa Venus makan dalam keadaan menangis.

Hal itu menjadi pusat perhatian oleh keluarga Affandi, tetapi mereka mencoba untuk memakluminya.

Uhuuk... Uhuuk...

Ifan langsung menyodorkan minum ke arah Venus, lalu mengelus puncak kepala Venus, "Jangan menangis, nanti keselek lagi,"

Venus hanya mengangguk lalu tersenyum, disusul oleh jemari Ifan yang menghapus air mata Venus, "Lanjutkan makannya,"

Sekali lagi Venus hanya mengangguk sembari tersenyum.

-------

Makan malam telah usai, tetapi kesedihan yang menghampiri Venus belum usai, atau mungkin tidak akan pernah usai.

Sudah dua jam sejak makan malam selesai, Venus masih berdiam diri di kasurnya tanpa berniat menutup matanya, padahal waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.

"Bunda..." Lirihnya.

Di sisi lain Ifan sedang berada di sofa ruang keluarga Venus, sedangkan orang tuanya sudah terlelap tidur di kamar tamu, Ifan masih belum bisa tidur rasa kantuknya hilang entah kemana.

Ifan bangkit dari tidurnya ia ingin melihat keadaan Venus.

Setelah sampai di depan kamarnya, Ifan merasa ragu.

Tok... Tok... Tok...

Tidak ada jawaban.

Venus mendengar ketukan di pintunya ia segera menghapus air mata nya lalu berpura pura tidur menyelimuti dirinya sampai dada.

Ifan membuka pintunya dengan sangat pelan, ia melihat sepertinya Venus sudah tertidur.

Ia mendekati ranjang Venus lalu duduk di tepi ranjang, tangannya terulur untuk mengelus pipi Venus, "Mimpi indah little girl, aku menyayangimu,"

Setelah mengatakan itu Ifan pergi kembali ke ruang keluarga untuk pergi tidur, ia sudah lega karena sudah memastikan keadaan Venus.

Venus mendengar pintu tertutup, ia membuka matanya, perasaan apa ini seketika ia merasa bahagia dan dimana kesedihannya sepertinya hilang begitu saja. Venus tidak menyangka Ifan akan mengatakan hal itu, ia merasa sangat senang hatinya berbunga bunga apa ia jatuh cinta dengan Ifan, ah rasanya ia ingin terbang, apa mungkin Ifan memiliki perasaan yang sama kepadanya.

"Lebay Lo," gumam Venus tetapi senyuman menghiasi wajahnya, Venus menutup seluruh tubuhnya dan juga wajahnya, karena merasa sangat senang, rasanya ia akan tidur dengan lelap malam ini.

"Bunda aku sangat senang malam ini," setelah mengatakan itu Venus menutup matanya.

----------

Sampe sini dulu pendek gakpp ya, akunya lagi sad nih.

Tbc







Love Story' [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang