9: The Three Broomstick

1.2K 234 35
                                    

Tumpukan salju menghiasi atap dan jendela kedai yang paling terkenal di Hogsmade, The Three Broomstick. Draco menatap butir-butir salju yang perlahan turun dari langit, sesekali ia merapatkan jacket tebalnya. Sambil berlari-lari kecil ia menuju pintu kedai The Three Broomstick. Pada saat itu Draco sedang bersama teman-teman slytherinnya, Pansy, Crabbe, Goyle dan Blaise. Draco yang sedikit menggigil segera mengambil tempat di meja pengunjung tanpa memperhatikan sekeliling. Ia sangat tergesa-sega, mungkin karena kedinginan.

"Draco, apa yang sedang membentur kepalamu kali ini lagi?" Ucap Crabbe ketika mereka semua sudah duduk di meja.

"Yah, sayang, Kenapa kau mengajak kami ke tempat kumuh ini" tambah Pansy dengan memasang wajah manja, dan tentu saja Draco menatapnya jijik.

Baru saja Draco yang jengkel ingin mengeluarkan kata-kata mutiara kepada Crabbe dan Pansy, namun terhenti ketika Seorang pelayan wanita menghampiri meja mereka.

Si pelayan mengeluarkan pena dan secarik kertas, memberikan kode kepada mereka sehingga tidak perlu bertanya pada anak-anak Slytherin itu. Kemudian semua anak-anak slytherin itu mulai menyebutkan satu persatu pesanan mereka kecuali Draco, Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Setelah si pelayan mencatat semua pesanan Dia pun menatap Draco.
"Kau tidak memesan?" Ucap si pelayan pada Draco.

"Tidak." Jawabnya singkat.

Baru saja pelayan itu hendak pergi, Draco tiba-tiba memanggilnya kembali. Ia membisikan sesuatu kepada si pelayan, sesaat mereka mungkin mengira Ia hendak menggoda si pelayan kedai itu.

"Apa disini kalian menjual pumpkin juice?" Bisik Draco pada si pelayan. Namun tampaknya si pelayan tidak mendengar jelas perkataan Draco. Sehingga ia memberikan kode untuk mengulanginya. Draco pun mulai menaikan suaranya namun masih terdengar sedikit agak pelan. Crabbe samar-samar mendengar bisikkannya, namun tidak dengan si pelayan.
Draco yang terlihat mulai kesal kemudian menggeram,

"Apa disini kalian menjual pumpkin juice!?" Draco setengah meneriaki si pelayan namun masih dengan nada suara normal. Walaupun begitu, tetap saja teman-teman Slytherinnya yang berada di meja itu sekarang bisa mendengarkan apa yang dibisikinya tadi.

"Wow... Crabbe benar Drake, kau benar-benar sedang kehilangan akalmu, pertama kau mengajak kami kesini lalu sekarang kau ingin memesan segelas pump... huhaahhahahhahahahah" Tawa Goyle yang tak tertahankan pecah menghiasi meja mereka. Sementara Draco tentu saja terlihat tidak senang.

"Astaga Drake sayang, kenapa kau memesan minuman payah itu? Kau bahkan bisa meminumnya jika saja kau mau pada saat makan di Aula Besar." Pansy tambah mengejek dengan senyumannya yang menyebalkan menurut Draco.

Draco mendesis kesal. "Diamlah kalian, akhir-akhir ini aku sedang ingin minuman yang manis."

"Sebenarnya kami tidak menjualnya akhir-akhir ini, karena sekarang sedang musim dingin dan kebanyakan orang senang memesan Butterbeer hangat."

Draco yang tadinya tampak kesal merasa sedikit kecewaa mendengarnya.

"Tapi.. khusus untuk hari ini aku akan membuatkannya untukmu, karena kau manis." Kata si pelayan tersenyum seraya menuju bagian dapur dan menyerukan sesuatu kepada teman pelayannya yang lain.

"Wow, kurasa pansy mempunyai saingan baru sekarang. Seorang pelayan kedai" Blaise seketika menutup mulutnya saat Pansy menatap tajam ke arahnya. "Upsss canda pans"

"Pangeran pirang kita ini memang mempesona yah Blaise," tambah Crabbe.

"Apalagi akhir-akhir ini, si Loony juga tampak tertarik padamu Drake, hahaha" Goyle melanjutkan ejekan Crabbe dengan tawa yang tak tertahankan.

"Apa? Maksudmu Si gadis pucat aneh dari ravenclaw?" Pansy menatap Tajam Crabbe dan Goyle. "Tunggu dulu, aku teringat sesuatu saat pelayan tadi menyebutmu manis Drakie..." Pansy memutar mata, mencoba mengingat sesuatu.

"Yah! Waktu itu si Loony juga berkata Draco-ku Manis, kukira aku salah dengar waktu itu, tapi kini aku mengerti maksudnya!" Pansy menunjuk-nunjuk wajah Draco. "Kelas Ramuan!" Mulut pansy terbuka kaget, sontak ia menutup mulutnya. Pansy pun melanjutkan kisah yang didapatinya di kelas ramuan beberapa hari lalu pada Crabbe, Goyle dan Blaise.

Wajah Draco terlihat sangat kesal dengan ejekan teman-temannya itu. Namun sebelum rencananya gagal hanya karena terbawa emosi, Ia segera beranjak dari meja.

Sebenarnya Draco juga tidak ingin pergi ke kedai ini, namun karena statusnya sekarang adalah seorang Pelahap Maut, Ia diharuskan mengikuti perintah si pesek Vol—oh ayolah kau pasti tau siapa— dan inilah yang selama ini mengganjal di pikiran seorang Draco Malfoy. Mau tidak mau, ia harus melanjutkan tugas ayahnya yang sekarang menekam di Azkaban.

Sebelum Draco hendak beranjak dari meja, ia sempat melihat sekeliling mencari Prof. Slughorn seperti yang diperintahkan. Ia hendak menguping pembicaraan Prof. Slughorn untuk menambah informasi sebagai tambahan kepentingan Pelahap Maut. Apapun itu, selama Voldemort masih mengancam keselamatan dirinya dan ibunya, ia akan melakukan apapun. Karena, Ia tidak punya pilihan lain.

Tiba-tiba mata biru keabu-abuannya menangkap seseorang yang selama ini mungkin ikut serta mengganggu pikirannya. Gadis berwajah pucat, dan pirang, sedang tertawa bersama anak-anak Gryffindor yang dibencinya. Namun tentu saja matanya hanya terfokus pada gadis Ravenclaw itu.

"Lovegood, kau disini juga?" gumamnya pelan.

"Permisi manis," si pelayan wanita tadi kembali dengan banyak gelas berisi butterbeer membuyarkan Draco yang tengah menatap meja diseberang sana. "Ini pesanan kalian," ucapnya Sambil meletakkan gelas di meja mereka.
"Dan tentu saja ini spesial untukmu, semanis tatapanmu padaku barusan hihih" Pelayan wanita itu tampaknya mengira Draco tengah memperhatikan kedatangannya.

"Terimakasih." Ucapan Draco memang terlihat ketus namun sebenarnya ia tulus mengucapkannya. Ia jadi tidak ingin mengatai pelayan yang terlihat centil itu, karena pumpkin jus yang berada dihadapannya. Tentu saja teman-temannya menganggap ini adalah pemandangan yang langkah dimana Draco terlihat agak sopan.

Setelah mengantar pesanan, si pelayan pun langsung pergi ke arah meja pengunjung lain. Sehingga Draco tidak lagi perlu memberikan tatapan —pergilah dari sini pelayan centil—

Draco yang hendak beranjak dan sudah berdiri kini duduk kembali di kursinya, Ia lalu memegang perlahan gelas berisi pumpkin juice tersebut, sambil mencium aroma jus Ia pun menyesap perlahan minuman itu.

"Lovegood benar, ini sangat... manis." Draco tersenyum, setelah semua beban yang menghantui pikirannya selama ini, sirna seketika. Segelas Pumpkin juice yang manis sedikit mencairkan suasahan hati dan pikiran Draco yang terbebani oleh dilemanya selama ini, yaitu menjadi pelahap maut.
Dia bahkan tidak peduli lagi dengan ocehan-ocehan kawannya di meja yang sekarang tambah mengolok-olok dirinya akibat segelas jus labu. Suara-suara tertawa dari Pansy, Blaise, Crabbe dan Goyle seakan samar di antara keriuhan suara pengunjung The Three Broomstick yang lain. Ia yang tadinya tidak sudi ke kedai kecil ini, kini bersyukur atas tugas yang mengantarnya kesini.

Sambil menyesap minumannya, Draco diam-diam menatap Luna Lovegood di antara meja-meja pengunjung yang lain.

"Terimakasih, Lovegood" bathinnya sambil tersenyum.

Lovely Pale Hair [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang