4 : Kau mau kemana?

1.6K 303 47
                                    

Keterlambatan Luna dan Draco ternyata tidak hanya membuat Prof. Flitwick cemas. Terbukti pada saat mereka berdua tiba di Aula besar, teman-teman Draco terlihat sedang mencari-carinya dari meja Anak-anak Slytherin, sama halnya dengan teman-teman Luna. Mereka terhenti ketika melihat Draco dan Luna yang muncul bersama dan berjalan memasuki Aula besar.

Draco dan Luna sangat beruntung karena
Saat itu, para murid sedang menikmati hidangan makan malam mereka dan
Prof. Dumbledore belum memulai pidatonya untuk menyambut murid-murid yang kembali dan juga murid baru.

Sebelum Draco bergabung di meja Slytherin, Luna sempat berpamitan pada Draco untuk pergi ke meja Ravenclaw dan dijawab Draco dengan anggukan yang cepat. Sebenarnya Draco lupa dan tidak berencana untuk berpamitan pada Luna atau melakukan apapun, namun entah mengapa ia secara spontan menganggukan kepalanya.

Draco-pun segera duduk disamping Pansy, dan meneguk segelas air.
Sementara Pansy, Goyle, Crabbe, dan Blaise masih menatapnya bingung.

"Apa lagi?" Draco yang menyadari tatapan aneh teman-temannya balas menatap mereka sarkastik.

"Dari mana saja kau?" Seru Pansy,

"Yah, dan mengapa kau bersama dengan si Loony?" timpal Blaise yang duduk berhadapan dengan Draco, Sementara Crabbe dan Goyle yang duduk disamping Blaise, masih menatap Draco penasaran tanpa menanyakan apapun.

"Aku ketinggalan Angkutan Thestral, makanya aku berjalan dengan gadis itu"

"Gadis?" Mata Blaise membesar menyerukan kembali kata yang diucap Draco.

"Kau bahkan menyebutnya seorang gadis, demi janggut merlin, Draco kau sungguh menjijikan" Pansy mengerutkan hidung diikuti dengan bibir atasnya yang terangkat.

"Bisakah kalian menutup mulut sampah kalian? Aku sudah muak mendengar ocehan kalian sejak di kereta!" Seru Draco kesal, sementara Aula besar yang tadinya ramai, seketika hening dikarenakan Prof. Dumbledore yang sudah berdiri di depan Podium emasnya.

"Selamat malam semua." Seru Prof. Dumbledore membuka pidatonya.

Seperti biasa ia mengucapkan selamat datang kepada murid-murid kelas satu yang baru, dan murid-murid yang berhasil naik kelas. Kemudian, Ia juga mengumumkan tentang Guru Ilmu Ramuan yang baru, yaitu Prof. Slugorn.

"Sementara itu, posisi guru pertahanan ilmu hitam akan diambil alih oleh Prof. Snape, menggantikan Prof. Umbridge." Kata Prof. Dumbledore melanjutkan pidatonya.

Meja Slytherin menepuk tangan mereka dengan meriah mendengar nama kepala asrama mereka disebut. Crabbe, Goyle dan Blaise juga ikut bertepuk tangan. Sepertinya hampir seluruh meja Slytherin bersorak ramai, namun tidak dengan Draco. Si pirang pucat itu hanya menatap hampa makanan yang ada di depannya. Draco sampai tidak menyadari bahwa Pansy sejak tadi terus memperhatikannya dari samping.

Murid-murid pun dibubarkan oleh Prof. Dumbledore dan dipersilahkan untuk menuju asrama mereka masing-masing.
Draco menuju asrama Slytherin dengan Crabbe, Goyle dan Pansy.

Para Murid sudah menaiki tangga menuju asrama mereka. Sementara itu, Luna yang hampir menginjak anak tangga pertama terhenti, ketika melihat seorang anak laki-laki berambut pirang platinum yang diyakininya adalah Draco, Berjalan menjauh dari barisan asramanya.

"Tuan Bayangan?" Bisik Luna yang masih berdiri di depan tangga, menatap ke arah Draco.

Merasa penasaran, Luna kemudian mengikuti anak pirang pucat tersebut. Luna perlahan berjalan mengendap dibelakang Draco, ketika Draco yang hendak meletakan kakinya pada anak tangga terhenti. Mungkin Draco telah menyadari seseorang sedang mengikutinya dari belakang.

"Kau mau kemana? Kukira asrama slytherin di sebelah sana," ucap Luna sambil menunjuk asrama slytherin walau ia tahu Draco tidak bisa melihatnya.
Luna yang telah menyadari kehadirannya telah diketahui Draco seketika langsung bertanya pada punggung Draco yang membelakanginya.

"Apakah anak tangga nakal ini membuatmu salah ruangan lagi?" Luna melanjutkan.

Draco perlahan membalikan badan,
"Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu untuk tidak mencampuri urusan orang..." sebelum Draco berkata "orang lain", ia terhenti bicara.

"Oh Loon.. maksudku Lovegood" Lanjut Draco yang menyadari gadis yang mengikutinya ternyata Luna Lovegood. Draco hampir tidak pernah benar menyebut nama gadis itu.

"Sebenarnya aku juga sangat berharap ibuku akan mengajariku hal itu, jika saja ia belum..." Ucap Luna namun tertegun lama.

"Aku benci mengatakan ini tapi, maaf jika kau tersinggung soal ibumu, aku tidak bermaksud," Kata Draco sedikit canggung.
"Lagipula kenapa kau mengikutiku, kukira kau si Parkinson. Sejak di kereta ia selalu membuatku kesal". Lanjutnya.

"Tidak apa-apa. Uhm, sebenarnya aku mengikutimu karena kupikir kau dibuat tersesat oleh tangga Hogwarts, mereka selalu melakukan hal yang sama pada murid lain."

"Aku bingung apakah harus berterimakasih ataukah harus menyebutmu bodoh Lovegood, tapi setelah kupikir-pikir kau sangatlah lucu" kata Draco setengah tertawa kecil.

Sementara itu, entah ini aneh atau mungkin ini adalah suatu pemandangan yang langkah bagi Luna, ia melihat Draco tertawa. Entah mengapa tawa kecil Draco menghipnotis Luna yang juga memaksa gadis itu ikut tersenyum kecil.

"Sudahlah Lovegood, lebih baik kau kembali ke asramamu, dan biarkan aku menyelesaikan urusanku". Draco membalikan badan dan melanjutkan perjalanannya menuju ruangan yang entah dimana dan masih membuat Luna bertanya-tanya dalam hati.

Melihat Draco yang sudah menaiki beberapa anak tangga membuat Luna yang masih penasaran mengurungkan niat untuk bertanya kembali pada Draco. Ia sangat penasaran kemana sebenarnya Pria berambut pucat itu pergi.
Gadis itupun kembali menuju barisan anak-anak berjubah hogwarts dan memasuki asramanya, mengikuti anak-anak ravenclaw lainnya.
Ia berjalan tersenyum sambil bergumam dalam hati.

"Dia lebih manis saat tertawa..."

Lovely Pale Hair [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang