(mainkan multimedia untuk sensasi membaca yang lebih baik)
•••
“Lo abis dari mana?”
Jimin tersentak, kaget karena ternyata Yoongi masih berada di depan apartemennya, bahkan setelah dua jam berlalu sejak pria itu menanyakan keberadaannya.
Sambil memegang tali ransel, Jimin berjalan melewati Yoongi begitu saja dan memasukkan password apartemennya. Awalnya, ia ingin langsung menutup pintu itu. Namun, telapak tangan Yoongi menahannya kuat. Jimin yang sudah merasa lelah seharian berkeliling Seoul akhirnya memilih untuk membiarkan Yoongi masuk bersamanya.
“Jawab gue, Min.”
“Keliling,” jawab Jimin malas.
Manik Yoongi berputar kesal. “Lo masih bisa jalan-jalan padahal jatah absen lo udah abis? Otak lo di mana?”
Efek lelah disertai rasa kesal membuat amarah Jimin berhasil mencapai puncaknya. Ia membanting ransel ke atas lantai dengan satu hentakan keras. “Kalo lo ke sini mau ceramah, mending lo pulang! Males gue liat lo di sini.”
“Lo kenapa sih dari kemarin?” tanya Yoongi.
“Emosi lo gak stabil banget.”“Iya deh, yang emosinya stabil. Bahagia terus,” sindir Jimin. “Ya gimana gak bahagia, wong punya gebetan.”
“Apa-apaan lo?” Yoongi perlahan ikut tersulut api kemarahan. “Kenapa lo jadi bawa-bawa Woo Ri?”
Jimin membuat ekspresi terkejut penuh kepalsuan di wajahnya. “Oh, akhirnya diakuin juga kalo dia gebetan.”
“Sumpah, lo gak jelas banget,” kesal Yoongi. “Gue ke sini niat baik, mau ngasih lo hadiah ulang tahun karena kemarin gue belum sempet kasih. Tapi, ngeliat lo kayak gini bikin gue eneg!”
Yoongi membanting tas belanja yang ternyata ia bawa bersamanya. Jimin masih berdiri dengan wajah menyebalkan yang membuat Yoongi semakin naik pitam.
“Oh, sorry. Gue gak suka ngambil gambar. Mending lo kasih ke anak fotografi.”
Penekanan begitu jelas Jimin letakkan pada kata 'anak fotografi'. Keduanya saling menatap dalam amarah, mengatur napas yang memburu geram seiring otak mengatur kalimat-kalimat serangan berikutnya.
“Lo kalo gak suka gue deket sama Woo Ri, bilang!”
“Gue?” tanya Jimin seolah ia baru saja salah dengar. “Mau lo deket sama siapa, itu bukan urusan gue, Min Yoongi.”
Jimin menyeringai menang saat Yoongi bungkam seribu bahasa di tempatnya. Namun, ada sesuatu dalam tatapan Yoongi yang membuat hatinya mengerut sakit.
Yoongi mengarahkan punggungnya pada Jimin sembari ia melangkahkan kaki menuju pintu. Melewati tas belanja berisi kamera yang tergeletak tanpa pemilik di atas lantai.
“Let's end this shit,” ucap Yoongi tiba-tiba membalikkan badan. “Gue gak bisa FWB-an sama orang yang emosinya gak stabil kayak lo. Silahkan lo cari orang gila yang bisa tahan ngadepin sifat gak jelas lo itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
alternate universe - the first ▪️
Fanfictionyoonmin short au 🔞 "di depan bickering, di belakang tidur bareng. But hey, mau sampe kapan begitu terus?"