chapter. 53 - 54

4.1K 326 13
                                    

53. duluan

 duluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


54. one thing he knows

“Halo, Kak.”

Suara ringan bernada ceria memasuki telinga Jimin begitu cepat, membuat Jimin sesaat membeku.

Dirinya menolehkan kepala begitu perlahan seraya melepas sumpit dari tangannya.

Jimin sadar bahwa hanya dirinya yang baru bertemu pertama kali dengan perempuan bernama Woo Ri itu. Melihat bagaimana akrab ketiga temannya menyapa kedatangan Woo Ri, sepertinya mereka semua sudah pernah bertemu dengan perempuan itu.

Tanpa sadar, Jimin menelisik baik-baik perawakannya. Tubuh semampai berlapis kulit yang putih bersih, meskipun tidak pucat seperti Yoongi. Wajahnya kecil, dengan fitur pelengkap yang sempurna. Mata bulat menatap penuh binar ramah dan bibir merahnya mengulas senyum hangat.

Jimin memperhatikan keduanya. Menyadari betapa sempurnanya mereka jika disandingkan. Jimin tidak menampik bahwa Yoongi termasuk dalam kategori tampan versinya.

Serasi.

Satu kata itu yang terbang di dalam kepala Jimin. Memancing sebersit rasa ngilu di hati yang langsung diabaikan Jimin begitu saja.

Manik Jimin terus melekat pada dua insan itu, bahkan ketika mereka duduk bersampingan di hadapannya. Jimin melirik Yoongi sekilas, lalu mengangkat sebelah alis.

Yoongi menangkap sinyal itu dan langsung berdeham. “Woo Ri, lo belum pernah ketemu Jimin, kan? Nih anaknya.”

“Halo, Kak. Aku Geum Woo Ri.”

Tidak ada yang salah dengan perkenalan itu. Perempuan itu hanya menyebutkan namanya serta menjulurkan tangan ke arah Jimin. Woo Ri bersikap bersahabat dengannya, tapi kenapa rasanya sulit sekali bagi Jimin untuk membalas jabat tangan itu?

Rasa sulit itu menyebabkan tercetaknya seulas senyum yang begitu dipaksakan oleh Jimin. Membalas jabat tangan Woo Ri begitu cepat seraya berkata, “Hai, gue Jimin.”

Jimin membuang muka secepatnya. Menundukkan kepala dan memandangi daging yang berada di piringnya. Bukannya merasa lapar, Jimin justru merasa mual. Nampaknya rasa lapar yang sempat mengerubungi dirinya beberapa saat yang lalu sudah menguap entah kemana.

Mata memperhatikan sekitar. Kepada teman-temannya yang masih asyik membalikkan daging di atas panggangan dan juga ke arah Yoongi yang sibuk mengobrol dengan Woo Ri.

Terlalu seru hingga tak menyadari bahwa Jimin memperhatikan mereka dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Jimin tidak mengerti mengapa tangannya terkepal begitu kuat di bawah meja. Tidak tahu alasan dibalik rasa kesal yang bangkit di dalam dirinya.

Namun, ia tahu satu hal.

Ia tidak suka dengan keberadaan Woo Ri.

Terlebih ketika perempuan itu berada di samping Yoongi.

alternate universe - the first ▪️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang