chapter. 12 - heartbeat

5.1K 342 6
                                    

Jimin mencoba untuk mengabaikan tatapan yang terarah padanya. Namun, pandangan Yoongi terlalu kuat untuk diabaikan, sehingga Jimin pun menoleh cepat dan mencebik.

“Kenapa?” tanyanya dengan nada yang sedikit tinggi.

Yoongi terkekeh. “Kenapa, sih? Ngomel mulu.”

Jimin menarik napas panjang, menahan untuk tidak meledak saat ini juga. Namun, hal berikutnya yang dilakukan Yoongi membuat emosi Jimin tidak bisa lagi terbendung.

“Ngapain lo?”

Jimin menggeliat berusaha melepaskan diri dari lengan Yoongi yang memeluk bahunya dari belakang.

Bukannya melepas, Yoongi malah menempelkan hidungnya di atas leher Jimin dan menghirup aroma tubuh Jimin. “Vanilla. As usual.

Ucapan setengah berbisik itu berhasil membuat Jimin merinding. Tubuh gemetar pelan karena sensasi geli yang sedikit membuatnya kehilangan akal sehat.

“Kalau mau sekarang, gue gak bisa. Ada deadline laporan,” tolak Jimin bahkan sebelum Yoongi mengatakan apa-apa.

“Emang gue minta?”

“Ya terus lo ngapain meluk gue kalo gak pengen main?” Jimin bertanya balik.

“Pengen aja. Emang gak boleh? Lo lucu kalo lagi marah.”

Degup jantung yang perlahan memburu seolah memaksa Jimin untuk kembali sadar. Tidak seharusnya ia merasa gugup dan mereka tidak seharusnya seperti ini.

Jimin menarik tangan Yoongi untuk lepas darinya. “Lo kenapa, sih?”

“Yang harusnya nanya gitu ya gue. Lo kenapa? Mencak-mencak banget pas anak-anak di grup ngebahas Woo Ri.”

Mendengar nama wanita yang tadi menemani Yoongi, membuat Jimin geram entah kenapa. Ia sontak menutup layar laptopnya dengan keras dan bangkir berdiri.

“Kalo lo mau ngomongin dia di sini, mending lo cabut,” suruh Jimin.

“Wow, Min. Chill, okay? Lo aneh banget.”

Jimin mencoba untuk membantah, tapi lidahnya seakan sepakat dengan ucapan Yoongi. Ia sendiri tidak tahu mengapa emosinya mendadak tidak terkontrol sore ini. Padahal, tadi pagi ia masih baik-baik saja.

“Min,” panggil Yoongi.

What?”

Are you jealous?”

Jimin berbalik cepat, memutarkan bola mata ke arah Yoongi. “No feelings, Yoongi. Remember? Kita sepakat kalo ini cuma sekadar seks aja. Gak lebih.”

“Gimana kalo gue mau lebih?”
Jimin mengira bahwa Yoongi sedang bercanda. Namun, beberapa detik menatap Yoongi, Jimin tidak menemukan sirat kebohongan di sana.

“Gi...”

Seringai tipis hadir di wajah Yoongi. “Serius amat muka lo. Santailah.”

Jimin melempar bantal sofa yang ada di dekatnya kepada Yoongi, tapi gagal mengenai tubuh pria itu. Mengeluarkan rentetan sumpah serapah sebagai pengalihan dari detak jantung yang semakin tidak karuan.

alternate universe - the first ▪️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang