PART 2

107 0 0
                                        

Pagi harinya Andien terbangun seorang diri, tidak ada seorang pun disana.

Andien menangis meratap, dia menjambak rambutnya sendiri, membanting bantal dan memukul dadanya, ia menggosok seluruh tubuhnya berusaha menghilangkan jejak sentuhan Pria itu. Dia merasa membenci dirinya sendiri.

puas meratap dan meraung dan melampiaskan emosi dalam dirinya, Andien memunguti pakaiannya dan memakainya, ia mencoba merapihkan dirinya.

setelah merasa cukup rapih Andien keluar kamar dan intunya sudah tidak terkunci lagi

berjalan dengan berusaha senormal mungkin, ia melihat club itu sedang dibersihkan.

saat diluar club, Andien bingung akan pulang dengan apa, mobilnya sudah pasti sudah dibawa pulang oleh Mira. Ia memutuskan untuk berjalan terlebih dahulu sampai menunggu taksi lewat, Andien memeluk dirinya sendiri sekarang masih jam 6.30 pagi, baru sebentar berjalan ada mobil yang mengklakson dirinya dari belakang.

Andien menghentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang disana terdapat mobilnya.

kepala seseorang menyembul dari kaca supir, ternyata Mira.

"Gembel... silahkan masuk"

entah kenapa kali ini Andien tidak ingin menyaut ejekan Mira, dia langsung duduk di sebelah Mira.

Mira cukup bingung dengan temanya, tidak biasanya dia sediam ini.

.....

Andien PoV

Aku cukup bersyukur melihat yang menemuiku adalah Mira, kini aku sudah berada di dalam mobil. Sebelum Mira bertanya aku langsung mengatakan untuk ke Butik Mira saja.

Aku merasa Mira mengerti suasana hatiku yang sedang tidak baik-baik saja, dia sama sekali tidak berbicara tapi aku tahu di sesekali menatap diriku.

saat sampai di Butik Mira membisikkan sesuatu pada karyawannya, Mira mengajakku ke lantai 3 butiknya, bisa dikatakan lantai tiga butik ini seperti rumah bagi Mira.

Mira memintaku untuk mandi terlebih dahulu, disini memang ada beberapa pasang baju milikku yang sengaja kutinggalkan, karena aku memang cukup sering menginap di sini.

Selesai mandi aku menghampiri Mira yang duduk di sofa, aku duduk disebelahnya.

"lu kemana semalem?"

aku bingung menjawab pertanyaan Mira, aku memilin bajuku untuk mengurangi rasa gugupku.

"kemarin ke ini... ehm kemarin gua nyamperin teman lama, iya itu teman lama"

Mira memicingkan matanya tanda curiga, aku sebenarnya ingin jujur saja tapi aku malu pada diriku sendiri.

"Serius? teman lama yang mana kok gua gak tahu? terus kok sampai pagi? apalagi lu tadi jalan sudah kaya gembel?"

"iya beneran masa gua bohong sih" aku mengambil gelas yang berisi teh diaatas meja milik Mira.

Mira mengambil gelas itu dari tanganku, dan menaruhnya kembali ke meja setelah itu dia langsung memelukku dengan erat.

"Gua tahu lu bohong, please cerita kalo ada masalah kita cari jalan keluarnya sama-sama" Mira melepaskan pelukannya.

mendengar perkataan Mira yang begitu tulus membuat pertahananku runtuh seketika. sambil menangis mengalirlah cerita tentang apa yang terjadi padaku, Mira sangat terkejut dan dia ikut menangis.

"Kita harus cari cowok brengsek itu, dia harus tanggung jawab"

"Gua gak tahu siapa dia siapa Mir, gua cuma mau lupain kejadian ini." aku menundukkan kepalaku

"Ok, tapi kalo lu sampai hamil gimana?"

" No,ini bukan tanggal subur gue, itu gak bakal terjadi dan gua minta jangan kasih tahu siapapun"

" terserah lu deh, gua mau kebawah dulu cek butik lu istirahat aja dulu"

setelah mengatakan itu Mira meninggalkanku sendiri, sejujurnya akupun gak yakin sama jawabanku tentang bagaimana kalo nanti aku hamil tapi aku berpikir untu membeli obat pencegah kehamilan nanti.

Andien pov end

.....

Saat ini Andien sedang mengedarai mobilnya untuk mencari obat yang ia cari, setelah mencari cukup lama akhirnya Andien mendapatkanya, tanpa babibu Andien langsung meminum obat itu ia pun kembali malajukan mobilnya ke arah rumah keluarganya.

satpam langsung membuka gerbang saat melihat mobil Andien ingin masuk kedalam rumah, tak lupa Andien tersenyam dan berterimakasih pada satpam yang telah membukakan pagar untuk dirinya. Andien sudah memarkirkan mobilnya dengan benar ia melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah ternyata orang dirumahnya sedang lengkap ternyata. memang biasanya setiap hari sabtu jarang ada yang pergi bekerja.

"hai semuanya" Andien tersenyum canggung sambil melambaikan tangannya.

"Kamu habis dari mana?" suara berat ayahnya membuat Andien buru-buru menurunkan tanganya dan menatap ayahnya.

" biasalah yah, nginep di tempat Mira ada drakor baru nonton bareng Mira yah" Andien mengambil tempat duduk disebelah abangnya siapa lagi kalo bukan justin.

"Ayah berapa kali bilang sama kamu kalau mau kemana mana bilang sayang apalagi sampai nginap untung Mira kasih kabar ke ayah" Ayah menatap lembut kearah Andien.

Andien hanya tersenyum kikuk

" iya yah nggak lagi deh, Andien ke kamar dulu ya yah, bun" sebenarnya dari tadi ada bunda ya cuman gitu bunda kalo lagi nonton suara hati isteri gak bakal peduli sekitar.

" iya"

Andien berusaha jalan senormal mungkin, jujur saja saat berjalan masih terasa nyeri apalagi harus naik ke lantai dua karena kamarnya ada disana.

.....

" huft, akhirnya sampai juga " Andie membuang nafas lega setelah mengunci pintu kamarnya ia langsung membaringkan tibuhnya dikasur, Andien merasakan ponselnya bergetar dia pun mengambil ponselnya dari dalam tas dan melihat ponselnya.

ternyata Mira yang telepon baru juga bertemu masa sudah rindu, Andien mengangkat panggilan dari Mira

"halo dengan siapa dimana"

"Dengan mira dari bojong gede"

" passwordnya" Andien cekikikan ternyata Mira masih ingat becandaan mereka yang sudah lama mereka lakukan.

"udah ah Ndien, lu kok pergi gak bilang sih" terdengar nada khawatir dari Mira.

" tadinya mau pamit lu tadi lagi sibuk kek nya jadi gua langsung pergi, gua lagi dirumah"

" oh ok.. jangan lakuin hal macem-macem ya! awas lu!"

" iya - iya komandan"

" yaudah gua tutup ya gua mau lanjut kerja"

" iya,bye"

"bye"

Andien bangun dan meregangkan badanya ia mengambil laptopnya yang berada di nakas di sebelah kiri kasurnya, andien manyandarkan dirinya ke kepala kasur, ia memeriksa email email mulai dari laporan cafenya di bali selanjutya ia memeriksa email dari Kevin jadwalnya untuk satu minggu kedepan mengingat Kevin membuat Andien murung karena ia kembali mengingat kejadian semalam, Andien berusaha menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan setidaknya ini jauh lebih baik daripada terus merenung. sebenarnya ia sangat sedih jauh di dalam lubuk hatinya oleh karena itu ia memutuskan untuk segera menyelesaikan pekerjaanya dan tidur.

tidur adalah obat paling ampuh untuk melupakan masalah, karena dalam tidur kita bisa membangun dunia yang kita impikan.

.......

hola-hola semuanya readers...

buat kalian tolong jangan lupa tandain kalo ada yang typo atau ambigu biar aku bisa koreksi

jangan lupa tekan bintangnya

salam sayang dari bogor

Ale

FAIR PERFECT { ON GOING}Where stories live. Discover now