PART 4

109 0 0
                                    

Hai - hai semuanya...

kalian boleh bantu tandai kaloada yang typo

silahkan menikmati..

...

Andien sangat syok mendengar kabar kehamilanya, rasa gatal pada tubuhnya kini teralihkan dengan pikirannya yang tengah melayang-layang, sampai sampai dia tidak sadar bahwa Mira sudah beberapa kali memanggilnya.

"Andien" Mira memanggil Andien sambil menyentuh bahu Andien.

Andien sedikit terkejut merasakan sentuhan dibahunya. Andien mendongakkan kepalanya dan melihat Mira yang berdiri dihadapannya.

"Ayo pulang, ini obat lu" Mira menyerahkan obat Andien.

Andien berdiri lalu menerima obat itu, setelah itu mereka berjalan beriringan ke parkiran menuju mobil Mira.

Mira menjalankkan mobilnya ke taman, taman yang sama yang didatangi Andien dengan kevin kemarin.

setelah sampai mereka duduk dibangku yang sama yang ditempati Andien kemarin, karena hari masih siang taman tidak terlalu ramai bahkan bisa dibilang sepi.

Di benak Andien terputar kembali kenangan malam itu, tanpa sadar air matanya mengalir.

Andien ingin memukul perutnya untuk melampiaskan sesak dihatinya, tapi dengan sigap Mira menangkap tangan Andien dan mencekeramnya cukup kuat.

" Elu gila, atau apa HAH? LU MAU ANAK LU MATI" untung saja keadaan taman yang sepi sehingga mereka tidak menjadi pusat perhatian karena suara Mira yang cukup keras.

Andien menghempaskan cengkraman Mira dia berdiri dan ingin pergi, Mira buru-buru berdiri dan mengajak Andien untuk duduk lagi, Andien terduduk dan memeluk Mira, inilah mengapa dia selalu menolak Kevin dia selalu merasa dirinya kator dan tak pantas untuk kevin dan sekarang bayi itu hadir bagaikan simbol atas kebodohannya.

setelah puas menangis, sekarang Andien mulai tenang.

"Mira gua gak tahu harus gimana, gua takut Ayah, Bunda sama kak Justin Mir" Air mata Andien masih mengalir tapi tidak begitu deras.

"Andien, apapun lu harus terima konsukuensinya, Elu harus terus berjuang buat Anak lu dia gak salah sama sekali Ndien"

" gua emang anak gak tahu diuntung" Andien mengacak rambutnya frustasi dia sangat bingung dengan keadaanya.

" Andien elu harus cari pria brengsek itu, elu harus cari dia bagaimanapun dia harus tanggung jawab"

"Gua gak tahu mau cari dia kemana" ucap Andien frustasi

" Kita bakal cari dia keujung dunia sekalipun, gua bakal bantuin lu tapi lu harus janji lu gak bakal coba untuk menghilangkan nyawa anak lu sendiri, dia pasti mau ketemu mamanya kan?"

Andien tertegun mendengar perkataan Mira bahwa nanti akan ada yang akan memanggilnya Mama, dengan mantap Andien menganggukkan kepalanya dan berjanji pada Mira.

setelah cukup lama berada di taman itu, Mira mengantarkan Andien kerumahnya.

Saat sudah mengantarkan Andien kerumahnya, Mira memutuskan untuk tidak mampir ia harus memeriksa butiknya terlebih dahulu.

Andien terburu buru memasuki kamarnya, dia langsung mengunci kamarnya. Andien merebahkan dirinya di atas ranjangnya, dia mulai menangis tanpa suara, meratapi kebodohannya. Dia ingin sekali berteriak dan marah tapi dia tidak tahu harus marah pada siapa, setelah sekian lama akhirnya dia kembali merasa sendiri.

Terlintas di benaknya perkataan dokter di rumah sakit dan perkataan Mira di taman, ia akan menjadi seorang Ibu, dia tidak sendiri sekarang dan taka akan pernah sendiri, Mira mengusap air matanya dan duduk bersandar di kepala ranjang dan meeluruskan kakinya, dengan sdikit gemeter dia menyentuh perutnya.

FAIR PERFECT { ON GOING}Where stories live. Discover now