Dia Pergi

4 1 1
                                    

"Berhubungan darah, belum tentu mereka serupa!"

"Lelaki sejati adalah mereka yang bertanggung jawab atas ucapannya. Dan lelaki terhormat adalah lelaki yang mampu menepati janji-janjinya"

Vote dulu lah, ntar lupa!
Jangan jadi pembaca gaib, ga baik😂

HAPPY READING

Kantin SMA Grawijaya mendadak lebih ramai dari biasanya. Desas desus mengenai sang  primadona mendadak menjadi trending topik. Kabar mengenai Elsa yang tiba tiba mengajukan surat pengunduran diri membuat mereka kaget bukan main.

Banyak yang tidak terima dengan keputusan mendadak Elsa, dari teman-teman kelasnya hingga Angkasa dan rekan-rekannya.

Sebagai pacar, Angkasa merasa tidak becus. Seharusnya tadi ia bisa mengesampingkan terlebih dahulu amarahnya.

Jika seandainya ia tetap di sekolah dan menjelaskan kronologinya pada Elsa, pasti kesalah pahaman ini tidak akan muncul.

Elsa tidak bersalah, ia lah yang bersalah. 
Namun tidak ada gunanya berandai-andai sekarang. Keputusan Elsa sudah bulat. Malam ini Elsa akan pergi jauh, meninggalkannya dengan seluruh penyesalan.

Bahkan mengejarnya Angkasa tidak bisa. Elsa sudah membuatnya berjanji. Angkasa menyesal sudah memberitahukan kelemahan terbesarnya pada Reksha.

"Sa..."

"Gue butuh waktu!"

Angkasa berbalik dan pergi meninggalkan kantin. Ia tidak mempedulikan panggilan teman-temannya. Seperti sahutannya, Angkasa butuh waktu untuk sendiri. Ntah untuk menyesal atau menertawai dirinya sendiri.

***

"Kak Angkasa!"

Suara panggilan itu mengalihkan fokus Angkasa. Lelaki menoleh dengan peluh yang sudah mengucur di pelipis. Lelaki itu hanya menggunakan kaus polos berwarna hitam, sejak tadi ia terus melampiaskan emosi pada samsak di hadapannya. Namun seperti sebelumnya, bayang-bayang mengenai kepergian Elsa membuatnya detak jantungnya kembali berdetak cepat.

Satu pertanyaan yang bersarang di dalam pikirannya, apakah ia bisa menjalani hidup tanpa Elsa?

"Kak Angkasa dengarin aku ga sih?!"

Sekali lagi Angkasa tersadar dari lamunannya. Ia tersadar jika sesosok orang asing yang memasuki markas Mandala tanpa seizin dari nya.

Seorang gadis dengan rambut kucir rapi dan senyum manis  yang membuat Angkasa  sangat muak.

"Apa lagi yang lo mau?!" Angkasa bukan tipe orang yang suka basa basi. Ia akan mengutarakan maksudnya tanpa bertele-tele. Angkasa benci itu, terkesan buang-buang waktu.

"Huftt...Aku tahu kak Angkasa pasti udah dapat kabar tentang kak Sasa. Aku cuma mau lurusin masalahnya, aku ga bersalah kak.  Kak Sasa yang tiba-tiba datang dan nyeret aku ke fooftop. Dia berniat dorong aku, dia mau celakain aku kak. Aku yakin ini pasti imbas kejadian tadi pagi. Kak Sasa cemburu-"

"Mau lo apa sih?"Gadis itu merengut kecil, kesal akan tingkah Angkasa yang memotong penjelasannya.

"Denger ya, gue tau lo anak emas sekolah. Gue tahu lo adik kandung pacar gue.  Makanya gue terus nahan emosi gue supaya ga kelepasan nyakitin lo. Tapi kaalau tingkah lo semakin ngelunjak kaya gini, gue rasa lo butuh pelajaran tambahan dari gue!" Angkasa kembali melayangkan tinjuan keras pada samsaknya. Qiara terkejut, irama jantungnya berubah tidak normal.  Gadis itu menutup mukanya seraya mengeluarkan isakan pelan.

Elsa, Angkasa, dan DustaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang