1➶

110 15 2
                                    

Karena ini termasuk short story aku harap kalian bacanya sambil santai karena aku ngetiknya to the poin, jadi setiap kata disini itu poin pentingnya xixi

***

Mata elang itu terfokus menyajikan segelas coffee, jari panjangnya dengan lincah menumpahkan whipecream diatas ice moccacino yang sedang dibuatnya. Cuaca yang panas, terbukti dengan banyaknya pelanggan lebih memilih untuk dibuatkan ice coffee dibandingkan hot coffee olehnya, berbanding terbalik jika musim dingin sedang melanda.

Sementara sekarang sudah memasuki pertengahan musim panas.

Tring !

Menghentikan sebentar aktivitasnya, beralih mengeluarkan ponsel dari saku jeans hitam yang sudah luntur warnanya. Melihat bar notifikasi, sebuah pesan singkat ia dapatkan dari seseorang yang sudah membuatnya bisa menatap dunia seindah sekarang.

[ Bunda ]

Masih di cafe kamu?

Iya bun, kenapa?

Tiba tiba ngechat?

Tante Jua harus nganterin orderan,
anaknya yang dirumah sakit gak ada yang nunggu
kamu kesana sepulang dari cafe

Anak tante Jua?
Kak Yugi?

Iya, emang siapa lagi

Tapi kan udah gede bun

Namanya orang sakit
Udah gausah ngebantah
Nanti langsung kesana

Iya bun

Filan, mahasiswa semester empat di sebuah universitas negeri, bekerja paruh waktu disaat jam kuliahnya telah selesai, bukan tanpa alasan, kondisi ekonomi keluarga yang terbilang sangat pas pasan membuatnya harus membanting tulang untuk kebutuhan hidupnya.

Kembali fokus terhadap pekerjaannya, tak lama akhirnya ia selesai menyajikan dua cup ice moccacino-nya, membawanya diatas nampan, menyajikannya di depan sepasang kekasih yang tengah mabuk asmara.

Filan cemburu.

Bukan karena ia jelek, tapi karena hatinya belum menemukan tempat berlabuh yang tepat, membuat Filan masih diselimuti kekosongan di lubuk hatinya.

"Filan!"

Mendengar namanya dipanggil, pemuda dua puluh tahun itu bergegas kembali ke meja baristanya, mendapati sang atasan yang tersenyum sendiri melihat hanphone nya.

"Iya, pak?"

"Ck, berapa kali gue bilang gak usah formal formal, inget kita cuma beda empat tahun, dan gue masih lajang belom punya anak."

Menyengir, sehingga tercetak sebuah senyuman kotak di bibir pemuda dua puluh tahun tersebut.

"Sory, bang! Gue suka ngerasa gak sopan aja sama atasan."

"Kaya sama siapa aja lo!"

"Kenapa manggil gue bang?"

"Ah, iya, gue mau bilang sesuatu, lo besok ada kelas?"

Filan diam, berfikir, mengingat ingat jadwalnya besok.

"Ada, tiga kelas lagi!"

"Nah, besok lo gausah dateng ke cafe pulang kuliah."

"HAH? APA BANG? MAKSUDNYA GUE DIPECAT GITU? Aduh bang please gue masih butuh duit buat keseharian, ditambah gue harus bantu bayar sekolah adek gue, dia udah nunggak berbulan bulan, kalau gue pengangguran, kasian adek gue bisa bisa dia di drop uot dari sekolahnya."

Menyatukan dua telapak tangannya di depan dada, Filan menatap dengan tatapan memohon ke arah Joonie, sang atasan. Suara berat nya yang cukup keras membuat beberapa rekan kerjanya sempat menoleh dengan tatapan bingung.

"Filan, stop! Stop! Apa apaan si? Siapa juga yang mau dipecat?"

"Tadi omongannya, lo bilang besok gue gausah kesini lagi, itu artinya lo mecat gue secara halus bang !"

Joonie mengusap surai hitamnya ke belakang, Filan ini polos polos nyerempet bego.

"Maksud gue besok lo gausah kesini karena emang gue gabakal buka cafe-"

"Loh kenapa bang?"

"Jangan potong omongan gue."

"Hehe sorry !"

"Besok gue ada acara keluarga, jadi gue mau tutup cafe sementara, rekan kerja lo yang lain juga gabakal ada yang masuk, dan gue tekenin GUE GAK MECAT SIAPAPUN!"












Give me your feedback please❤

EVANESCENT [ end ]Where stories live. Discover now