7➶

52 12 4
                                    

Filan kembali dengan membawa pesanan cimory si adek manisnya, berjalan cepat, berharap gadis manis itu tidak kemana mana, karena selama pantauan Filan setiap bertemunya, sepertinya ia termasuk anak yang tidak bisa diam walaupun sedang sakit.

"Dek, kakak gatau kamu suka yang rasa apa jadi kakak beli semua!"

Filan terpaku saat diruang rawat itu tidak hanya ada adik manisnya tetapi juga seorang wanita yang ia temui di cafe tempo hari.

"Loh, tante?"

"Ah, kamu barista cafe itu."

Sementara si gadis manis, menatap bingung kearah dua orang dihadapannya.

"Mama kenal kakak ini?"

"Kemarin mama sempet ketemu dia di cafe!"

"Jadi, adek-"

"Leony!"

Wanita itu mengerti, Filan belum mengenal nama Leony sebelumnya.

"Ini anak tante yang waktu itu tante ceritain ke kamu!"

Deg!

Filan nampak terkejut, melemas, tidak menyangka jika adik manisnya ( Leony ) selama ini mengidap penyakit semengerikan itu. Kepalanya pusing seketika, tangannya melemas sampai plastik belanjaan yang dipegangnya terjatuh.

"Kakak jangan tinggalin aku, aku mau kakak selalu ada sama aku! Maafin aku, maafin Leony hiks..."

Leony total menangis, salah satu alasannya ia tidak pernah bercerita kepada Filan tentang penyakitnya karena ini, ia tak ingin Filan terkejut dan berakhir meninggalkannya seperti yang mamanya lakukan kepadanya belakangan ini, tidak kuat berada di dekatnya, karena suatu saat tidak siap jika harus kehilangan dirinya.

Langsung Filan menarik Leony kedalam pelukannya, memeluk adik manisnya kuat seakan akan jika ia melepaskan pelukannya sedikit saja, Leony akan langsung pergi jauh darinya.

Untuk pertama kali Filan menangisi seseorang yang bahkan baru dikenalnya, ia tak tahu kenapa, rasanya sakit saat tahu apa yang diderita Leony, seseorang yang sudah berhasil mengisi ruang kosong dihatinya.

***

"K-kak?"

"Hmm?"

Leony menengok, mendapati Filan yang menatapnya, jari panjang itu mengelus lembut tangan kurus Leony. Leony yang menginginkannya, tidur ditemani Filan, sementara sang mama tengah keluar mencari makanan.

"Aku bisa ngerasain kuliah gak ya?"

Lagi lagi Filan ingin meneteskan air matanya, namun sebisa mungkin ia tahan, tidak ingin terlihat rapuh didepan orang tersayang nya.

"Kenapa enggak?"

"Semenjak tau penyakit aku, mama sama papa langsung homeschool-in aku semenjak SMA, karena katanya aku gaboleh kecapean, tapi aku kesepian kak, aku gapunya temen, aku pengen punya temen lagi, apalagi pas aku ngebayangin nanti pas aku kuliah, pasti banyak temen temen yang asik."

Tersenyum getir, Filan mengecup lembut telapak tangan Leony.

Tangannya pun selalu mengelus lembut rambut halus Leony sampai tanpa ia sadari beberapa rambut cokelat itu rontok tersangkut ditangannya.

"Kamu pasti bisa kuliah, nanti kuliah di kampus yang sama kayak kakak, nanti kamu kakak kenalin ke temen temen kakak!"

Wajah Leony langsung sumringah mendengar penuturan Filan.

"Bener kak?!"

Tak tega rasanya melihat netra bulat berkilau itu menatapnya penuh harapan. Karena Filan sendiri tidak yakin dengan perkataannya. Namun ia hanya menunjukan senyumannya untuk meyakinkan.

"Dah, sekarang kamu tidur udah malem,"

"Tapi kakak janji tetep disini, jangan kemana mana, jangan tinggalin aku!"

"Iya, kakak gak akan kemana mana,"

"Tapi kenapa aku ngerasa kakak bakal ninggalin aku,"

Entahlah Filan tidak tahu apa yang dirasakannya, ia sangat takut, takut kehilangan Leony-nya.

"Kakak gak akan ninggalin Leony, karena kakak sayang sama Leony !"

Filan mengecup lembut hidung Leony, juga kedua matanya.

"Janji?"

"Janji!"

Entahlah Filan tidak yakin.











Give me your feedback❤

EVANESCENT [ end ]Where stories live. Discover now