Acara lamaran itu berakhir dengan lancar. Keluarga Erin menyambut baik niatan Daren walaupun pada akhirnya, Kezia tidak jadi ikut menemani keluarganya ke acara lamaran. Setelah tamparan yang dilayangkan mamanya mengenai pipi Kezia, Gadis itu meminta Daren menghentikan mobil dan menghentikan taxi yang lewat menuju rumahnya. Kezia memilih pulang dengan luka patah hati yang bukan saja disebabkan oleh orang yang dia cintai, tapi juga seseorang yang sudah melahirkannya.
Selepas itu juga, dia tidak lagi bertegur sapa pada sang mama dan sepertinya mamanya pun tak mempersoalkan perihal itu, sebab hanya Kezia yang merasa tidak baik-baik saja. Sementara mamanya sedang asyik mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk acara pertunangan sang kakak yang akan digelar dua minggu lagi.
Kezia merasa dilupakan oleh semua orang. Bahkan Adis yang selalu ada untuknya kini sibuk mengurus seminar proposal yang dijadwalkan minggu ini. Waktu nongkrong yang biasa mereka lewati berdua pun hanya bisa dilaluinya seorang diri. Kalau dipikir-pikir ada untungnya Adis sibuk, jadi Kezia tidak perlu bercerita tentang kejadian malam lamaran itu kepada Adis. Karena menceritakan semua itu hanya akan merobek luka hatinya kembali.
selama itu juga, Kezia selalu berangkat ke kampus pagi sekali. Gadis itu sebenarnya tidak memiliki agenda khusus, dia hanya saja malas untuk berdiam diri di rumah dan bertemu sepanjang waktu dengan ibunya. Itu akan membuat hatinya lebih buruk lagi. Akan lebih baik, dia berkencan dengan buku-buku dan membaca ulang skripsinya yang sudah rampung. setelah merasa cukup bosan di kampus, gadis itu akan memilih untuk menenangkan diri di kafe yang dijumpainya secara acak saat di jalan hendak pulang sampai menjelang senja.
seperti saat ini, Kezia memilih sebuah kafe bertema K-Pop di dekat kampusnya. Kezia memesan hot cappucino dan semangkuk besar ramen. Nafsu makannya yang berkurang akhir-akhir ini membuatnya seperti orang yang kelaparan. Bahkan dia tidak ambil pusing melihat kebingungan pelayan ketika dia memesan mangkuk kedua. Tidak peduli jika setelah ini perutnya mungkin akan sedikit membuncit.
Namun perhatianya terhadap mangkuk ramen harus teralih ketika seseorang lelaki asing menghampirinya.
"Hei, Kamu Dora, kan?" kata lelaki asing yang dengan tidak sopan menduduki kursi yang ada di hadapan Kezia.
Kezia yang terlalu terkejut dengan kehadiran lelaki itu sampai tersedak kuah ramen yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. tidak bisa dicegah, hawa pedas merasuki hidung gadis itu dengan cepat. Lelaki itu dengan sigap memberikan minuman pada Kezia.
"Sorry, Sorry. Aku ngagetin kamu, Ya?"
Kezia yang tidak dalam mood yang baik, tentu saja tidak akan dengan mudah menerima permintaan maaf dari oang lain, apalagi ini adalah seseorang ayng belum dia kenal dan hampir saja membahayakan nyawanya. Apa dia tidak tahu bahwa tersedak bisa membuat seseorang mati.
Kezia dengan tidak terima memberikan tatapan membunuh kepada lelaki itu. "kamu siapa, sih?. datang-datang ngagetin."
"Maaf,"
Bukannya terlihat menyesal lelaki itu malah tersenyum sangat lebar, Kezia merasa semakin kesal saja dibuatnya. tapi belum sempat menumpahkan kekesalan, lelaki yang kurang berperikesopanan ini malah bersuara.
"kamu masih tetap galak aja. Ya Tuhan, aku gak nyangka bisa ketemu kamu lagi. Seperti sebuah keajaiban."
setelah dibuat begitu kesal, sekarang Kezia malah dibuat sangat bingung. Sebenarnya lelaki ini siapa?. Apa mereka pernah saling mengenal?. Tapi tunggu! tadi dia memanggil Kezia apa? Dora? nama tengahnya? cuma satu orang yang selalu memanggilnya seperti itu. Tetangga masa kecilnya dulu yang sangat menyebalkan. Apakah lelaki ini dia?
"kamu,...." seakan bisa membaca pikiran Kezia, lelaki itu mengangguk membenarkan apa yang bahkan belum keluar dari mulut gadis itu.
"Rafi." Sahut lelaki itu kemudian. Ternyata benar, lelaki ini memang seseorang yang ada di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolong Langit
RomanceKezia Adora Luan tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang dengan bodohnya memilih sang kakak untuk dicintai. Dia bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak patah hati ketika sang kakak mengenalkan kekasihnya pada orang tua mereka. Tapi, dia bi...